[59] : |Janji|

414 18 14
                                    

Lagu Gemintang Hatiku milik Tiara Andini mengalun sempurna di seantero SMA Pancasila. Acara promnight yang diadakan semakin meriah dengan mengundang musisi ternama.

"Endah??!!"

"Woah!! Kalah nih Mir kita. Mereka aja couple-an." Ucap Prisma sama terkejutnya denganku. Endah hanya memutar bola malas sedangkan Jorgy cengar-cengir tidak jelas.

"Ini tuh nggak sengaja. Dia yang ikut-ikutan!" balas Endah tidak terima.

"Lo! Gue ke rumah lo, lo masih belum mandi. Makanya kita ke sininya ketinggalan!"

"Nggak!!! Pokoknya lo yang salah!!"

"Udah udah udah! Kalian itu apa-apaan, sih? Ribut mulu. Jodoh tau rasa loh!" lerai Prisma.

Mendapat perkataan seperti itu, Endah dan Jorgy kembali saling menyalahkan. Aku dan Prisma pusing sendiri kemudian menjauh dari mereka. Mendekat ke arah sumber suara yang menyerukan akan diadakan ke dance on the floor.

Saat lampu ruangan berganti menjadi lebih remang-remang dan irama dansa berjalan sesuai nada, semua mencari pasangan dansa masing-masing. Untuk yang sudah memiliki pacar tak akan kesulitan mencari pasangan sepertiku. Bahkan ada berpasangan sesama wanita atau laki-laki karena tak mendapatkan pasangan sesuai yang diharapkan. Ada-ada saja memang.

"Pris,"

"Hmm," balasnya. Satu menit setelahnya aku kembali diam.

"Kamu janji nggak akan ninggalin aku, 'kan?" tanyaku hati-hati.

"Pengennya sih gitu. Tapi aku mau pindah." Balasan Prisma membuatku melotot sempurna. Mau pindah kemana dia? Jangan sampai lagi aku jauh dari Prisma.

"Ke mana? Nggak jauh, 'kan? Terus apa alasannya?"

"Deket, Sayang."

"Alasannya?"

"Biar bisa terus sama kamu. Kan aku pindahnya di hatimu." Bisiknya tepat ketika tarian dansa membuatku membelakangi Prisma dengan tangannya yang memelukku dari belakang.

Blush

Aku tersenyum senang kemudian menghadapnya lagi. "Janji kalau udah pindah di situ nggak akan pindah kemana-mana lagi?"

"Iya. Aku janji bakalan tetap di situ, sampai kapanpun." Aku mengulum senyum lebar saat melihat kesungguhan sorot mata Prisma. Sedetik setelahnya ia mencium keningku dengan lembut. Prisma selalu membuatku melayang. Kenapa juga aku baru menyadari perasaanku sekarang? Kalau sejak dulu pasti selalu dapat kejutan dari Prisma.

"Sumpah!! Ini apa-apaan cium-ciuman?!! Jangan mesum sama sahabat sendiri dong, Pris! Kalau Mira baper, emang lo mau tanggung jawab?!!"

Aku menggigit bibir bawahku ketika mendengar seruan Lolli yang begitu terkejut dengan apa yang dilakukan Prisma. Lolli datang dengan wajah terkejut sekaligus merasa kasihan denganku.

"Gue udah tanggung jawab kok. Lagian gue nggak akan aneh-aneh. Cium kening kenapa lo bilang mesum?" jawab santai Prisma.

"Kalian... udah pacaran?" tanya Lolli selanjutnya.

"Udah." Jawabku enteng kemudian memeluk lengan Prisma erat-erat. Prisma nampak tersenyum kemudian menaik turunkan alis pada Lolli. Lolli menganga tak percaya kemudian menjerit keras yang membuat kami menjadi pusat perhatian.

"AAAA!!! ASTAGA LO PARAH NGGAK BILANG-BILANG KALO UDAH PACARAN SAMA PRISMA!!! WHAAAA!!! SUMPAH LO JAHAT SAMA GUE, MIRA!!!"

Ganti aku dan Prisma yang terkejut. Rencana pacaran diam-diam jadi ambyar di tengah jalan. Semua yang menyaksikan kegoblokan Lolli malah bertepuk tangan dan mengucapkan selamat padaku dan juga Prisma. Apa-apaan ini?

Prisma menjitak kepala Lolli pelan dan menyeretku kabur dari keramaian.

"Tuh bocah apaan, sih? Bikin darah tinggi aja." Gerutu Prisma saat menghentikan langkahnya.

"Kamu... malu ya pacaran sama aku?" entah kenapa kalimat itu lolos begitu saja di bibirku.

"Eh, nggak gitu! Ya maksudnya kenapa harus teriak-teriak. Kan bisa gitu ngumumin yang bagus. Tuh bocah emang otaknya kagak bener."

Aku hanya beroh ria kemudian mengambil satu gelas minuman yang berada di meja dan menyeruputnya. Aku mendongak ke samping dan menemukan Prisma tengah memperhatikanku.

"Nggak minum?" tanyaku.

Tanpa aba-aba, Prisma langsung mengambil gelas dari tanganku dan meneguknya hingga tandas. Aku terkejut. Prisma minum dari bekas bibirku. Kemudian ia menampilkan senyum manisnya di hadapanku. Kan! Leleh lagi!

Aku menetralkan detak jantungku dan kemudian mengambil sepotong kue dilapisi dengan kertas roti. Aku menjauh dari sana dan duduk di gazebo dekat koridor IPA, yang tentunya agak jauh dari aula. Prisma masih setia mengikutiku.

Prisma telah melepas jasnya kemudian menutupi lututku sampai kaki.

"Dingin." Ucapnya pelan sambil menarik sudut bibirnya ke atas. Aku memang mengenakan dress yang hanya sampai lutut. Kalau terlalu panjang bisa-bisa repot dan bawaannya juga agak berat.

"Mau?" tawarku pada Prisma saat ia melihatku hendak memasukkan kue pada mulutku. Ia diam kemudian menatap mataku lekat-lekat. Aku tak menggubris tatapannya. Aku lalu menggigit kue asal sambil membuang tatapannya.

Deg.

Tenggorokanku rasanya tercekat. Prisma lagi-lagi membuatku senam jantung. Ia ikut menggigit kue yang separuh masih di luar mulutku. Bahkan hidung kami bersentuhan. Pasti pipiku sudah semerah tomat. Astaga, Mira!!

Aku segera menjauh dan menelan kue yang masih bersarang di mulutku lalu meneguk minuman yang sempat aku ambil lagi tadi.
Prisma juga kembali meneguknya ketika aku selesai minum.

"Mira,"

"Hmm,"

"Hadap sini dong!"

"Apa sih, Pris?" jawabku masih dengan menghadap ke sembarang arah.

"Sini,"

Aku menghembuskan napas jengah kemudian memberanikan diri menghadapnya. Sedetik kemudian Prisma mengambil jas yang berada di kakiku dan menutup kepala kami. Gelap. Tanpa aba-aba, Prisma mencium bibirku lembut dengan lebih dalam. Aku langsung terhanyut menikmati kehangatan yang diciptakan Prisma di tengah dinginnya malam.

**********

Janji itu ditepati, bukan diingkari.

—JAM

A/N :

Tinggal satu part lagi!!!!!
Jujur aku belum siap pisah sama Prisma dan Mira. Kalian udah siap ya? 😥

Pliese ide cast buat Prisma sama Mira hwaa....

Setuju nggak kalo ada buatin GC? Bisa share" ilmu kepenulisan juga kok. Kalo setuju kirim no WhatsApp kalian di chat pribadi aku. (bisa wattpad atau WhatsApp langsung, nomor ada di desc box)

Salam samyang

KEJORA |Completed| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang