[53] : |Tamu yang Dirindukan|

382 17 8
                                    

Triple update, nih! Untuk 10k viewwrs dan spesial untuk lebaran kali ini.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H!
Minal Aidzin wal Faidzin 🙏

Happy Reading 💖

---

Tubuhku dibangunkan beberapa kali. Aku merasakan itu. Namun mata dan sel motorikku tak mampu untuk melakukan keinginanku—menolak untuk bangun. Padahal semalam aku sudah berpesan pada Mama agar tak usah repot-repot membangunkanku. Karena aku ingin menikmati sentuhan terik matahari melalui jendela kamarku untuk membangunkanku.

"Bentar, Ma. Aku masih ngantuk." Ucapku dengan nada khas bangun tidur. Mataku masih memejam. Lalu aku menarik selimut menutupi kepalaku. Sangat disayangkan. Selimut itu kembali turun hanya menutupi tubuhku sebagian.

Beberapa detik tak ada gangguan. Aku kembali memeluk guling besar yang ada di sampingku. Namun rasa panas tiba-tiba membakar kulitku. Dengan terpaksa aku mencoba membuka mata dan menatap pintu balkon yang sudah terbuka lebar.

Aku mengerjab beberapa kali melihat siapa yang membangunkanku. Siluet tubuh itu sangat tidak asing untuk mataku. Namun siapa? Mamaku tak seramping itu. Papaku? Tak mungkin ia pulang tanpa mengabariku. Kak Ivan? Boro-boro membangunkanku. Membangunkan tubuhnya saja di saat hari libur ia tak pernah bisa.

"Siapa itu?" tanyaku dengan suara serak dan malas.

"Bangun."

Aku semakin mencoba membuka mata dan menguceknya sebentar. Suara itu sangat familiar di telingaku. Lolli, kah? Bukan. Siluet itu keluar menuju balkon. Aku sudah setengah sadar kemudian berjalan gontai dengan piyama yang masih menempel di tubuhku.

"Si-"

Ha?! Mataku terbelalak kaget. Mata kami beradu beberapa detik. Pangeran tampanku ada di sini. Sejak kapan Prisma kembali?  Setelahnya aku membuang napas kesal.

"Pliese deh, Pris. Gue tau lo rindu gue. Tapi jangan dateng cuma di mimpi doang. Ke sini. Ke Bandung! Terus itu apa maksudnya? Dateng ke mimpi pake kaos oblong celana selutut gitu?" tanyaku kesal. Ah, bagaimana bisa aku memimpikan seorang Prisma.

"Kenapa?" suara pelan itu sampai di telinga kecilku.

"Ya lo tuh malah ganteng. Coba aja kenyataan. Udah gue kantongin bawa pulang. Udah cepet pergi. Bikin gue malah tersiksa tau nggak kalo lo datengnya cuma di mimpi!" pekikku kesal.

"Kenapa kalau cuma di mimpi?"

Aku ingin menangis sekarang juga. Suara bariton khasnya membuatku ingin bunuh diri sekarang juga. Aku sangat merindukan dia. Sangat.

"Ya gue nggak bisa meluk lo, lah! Lo kira gue tahan apa jauh dari lo selama dua bulan? Gue kangen banget tau!!"

Sial. Air mataku benar-benar menetes. Aku menunduk dan segera mengusapnya. Ya ampun, kenapa mimpiku sangat sedih seperti ini!

Dug

Aku melotot dengan sempurna. Bagaimana bisa mimpi ini terasa sangat nyata? Tubuh Prisma memelukku dengan hangat. Tapi kenapa setiap detiknya terasa sangat nyata?

"Maafin gue, Mira. Gue bener-bener minta maaf. Gue bakalan selalu ada di sini. Bersama lo, di hati lo."

"P-Pri-Pris?" tanyaku gagap. Aku belum membalas pelukannya. Tangisku mulai kencang dan sedetik setelahnya memeluk Prisma dengan erat. Aku sesenggukan di pelukan Prisma. Biar. Aku hanya bersyukur ternyata ini sungguh nyata bukan maya.

"Prisma..." ucapku di sela-sela tangisku. Prisma sesekali mengusap punggungku yang bermaksud untuk menenangkanku.

"Gue nggak tahu serindu apa lo sama gue, Mir. Tapi asal lo tahu, gue lebih rindu sama lo. Melebihi apapun. Gue sayang sama lo, Mira. Banget. I love you." Bisiknya lembut di telingaku.

Tangisku semakin mengeras dan mengeratkan pelukan. Rasa haru dan bahagia bersatu padu. Aku tak akan menyia-nyiakan ucapannya kali ini. Aku meredam tangisku lalu mendongak menatap wajah Prisma lekat.

"Gue lebih sayang sama lo, Pris. I love you too."

Kami sama-sama terdiam sejenak. Bergulat dengan pikiran masing-masing. Aku hanya berharap semoga saja Prisma menjadi pilihan Tuhan untukku. Menjadi teman hidup hingga mata kami meredup.

Tanpa aba-aba, Prisma melakukan lebih padaku. Mencondongkan kepalanya dan mengambil first kiss ku.

**********

Aku mencintaimu tanpa ujung dan titik temu.

JAM

KEJORA |Completed| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang