[01] : |Mula-Mula|

2.7K 48 5
                                    

"Aku jauh-jauh kesini, hargai sedikit dong." Bujuk Heven padaku yang ada di depannya. Di halte depan SMA.

"Kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi Heven!" sanggahku telak.

"Aku minta maaf," ucap Heven sembari menggenggam tanganku yang mulai dingin, "aku khilaf."

Aku melepaskan tangannya dari tanganku secara kasar.

Selingkuh di depan pacar dikatakan khilaf?

Dasar mantan aneh!

Aku sudah menyudahi hubungan dengannya. Dan itu sudah dua bulan lalu. Aku sudah muak dengan janji palsu yang ia buat. Dia pernah melakukannya juga dulu, sekali sebelum diulangi lagi.

Heven terus membujukku untuk memaafkan dirinya dan mengajak balikan. Aku tetap tidak memaafkan dia secara gratis. Enak saja sakit hati dibayar maaf. Kalau seperti itu, semua orang bisa juga, kan?

Huft....

Sebuah motor berhenti tepat di sampingku. Mataku melebar guna memperjelas penglihatanku. Reddy. Cowok idamanku sejak putus dari Heven. Aku mulai menyukainya karena sifatnya yang baik dan tidak aneh-aneh seperti Heven.

"Ada apa ini?" tanyanya padaku. Aku menjelaskan padanya bahwa Heven memaksaku untuk memaafkan kesalahan dirinya.

"Sebaiknya lo segera pulang, daripada gue laporin ke kepsek."

"Lo siapa?!" Heven membentak Reddy sambil mencengkeram kerah seragam Reddy. Aku ketakutan. Anehnya, aku malah bersembunyi di balik punggung tegap Reddy.

"Gue ketua OSIS di SMA ini." Ucap Reddy dengan santainya. Beda dengan wajah Heven yang merah membara.

"O, ini urusan gue sama pacar gue. Bukan urusan lo!"

Heven semakin menarik kerah seragam Reddy. "Pacar? Bukannya lo udah putus sama dia?"

Heven ingin menonjok rahang itu. Tapi terhenti ketika sebuah mobil guru keluar dari halaman sekolah. Ia melepas kerah seragam Reddy. Lalu bergegas pergi dengan mata yang terlihat mengancam. Aku masih bersembunyi di belakang tubuh tegap Reddy. Lalu sebuah tangan menggenggam tanganku yang dingin.

"Mulai sekarang lo harus selalu sama gue," Reddy mengucapkankannya dengan tenang disampingku. Aku terkejut bukan main. Aku sama sekali tak bertanya apa yang dimaksud. Lalu tanpa persetujuanku, ia mengantarku pulang ke rumah.

Akhirnya cowok yang kukagumi diam-diam tanpa tahu namaku mengucapkan hal itu padaku. Jantung dan napasku mulai bergerak tidak normal akibat selalu dekat dengannya. Mulai hari itu, aku merasa kematian semakin dekat denganku.

✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴

Aku percaya bahwa angan-angan bisa menjadi kenyataan. Buktinya, semua berjalan dengan keinginan.

—JAM

KEJORA |Completed| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang