Bradikardi. Aku mengetik kata itu pada google pencarian. Satu detik setelahnya langsung keluar.
Bradikardia adalah istilah medis untuk denyut jantung yang lambat. Hal ini terjadi ketika otot-otot jantung lelah. Alat pacu jantung yang dipasang di jantung dapat kembali memacu denyut jantung yang melemah.
Aku berhenti membaca. Tanganku bergetar. Jantung yang lelah? Artinya Rima tak boleh banyak gerak. Lalu mengapa saat itu justru menyetujui melakukan pertandingan badminton denganku? Apa karena pertandingan itu jantungnya kembali melemah?
Ribuan pertanyaan bergelayutan di kepalaku. Bagaimana tidak? Jika itu benar artinya aku juga merasa salah di sini meskipun aku tidak tahu riwayat penyakitnya.
Bagaimana bisa seorang Rima yang periang memiliki penyakit menakutkan seperti itu? Tak sadar aku menangis. Harus bagaimana aku jika itu benar salahku?
Klinting!
Ada sebuah notifikasi di ponselku. Aku mengusap air mataku dan mengecek ponsel.
1 new message from
'Wayang :')'
Hai, MirAku menatap dua kata itu tak percaya. Reddy mengirimiku sebuah pesan. Aku tersenyum lebar. Lalu aku mengetik untuk membalas pesannya.
Hai juga, Reddy
Send.
Aku merebahkan tubuhku di ranjang. Beberapa detik kemudian ponselku kembali memunculkan notifikasi.
Lama gk sapa :'v
Untung aja gw msih inget
Harus dong!
Wajib!
Wkwk
Lagi apa?
Lagi bales pesan lo
Wadaw, bisa gombal juga lo
Mon maap ✌
Gpp, gw suka
Sudut bibirku tertarik kembali. Aku tak bisa menyembunyikan perasaan senangku kali ini.
Besok gue upacara reor
Wih! Semangat ya 🔥
Okok
Aku bingung harus mengetik apalagi. Jika aku memulai pembahasan, artinya aku tipe setia. Bukan begitu? Aku pernah membaca hal itu di sebuah feed instagram. Kucoba tidak, ya?
Baru saja akan mengetik, Reddy sudah nengetik duluan. Aku nenghapus pesan yang akan kukirim. Tak cukup beberapa detik yang ia butuhkan untuk mengetik, tapi hingga dua menitan. Menulis apa, dia? Jantungku semakin dag dig dug tak karuan. Jangan-jangan....
Klinting!
Aku segera membukanya.
Lo udah makan?
Baru sedetik aku membaca, pesan tersebut langsung dihapus olehnya.
Gimana?
Salkir tadi, Mir.
Maap ya
Oo
Hingga lima menit aku menunggu balasan darinya. Tunggu, menunggu balasan? Memangnya pesan 'Oo' perlu jawaban? Centang pesan itu sudah berwarna biru sejak empat menit yang lalu tapi Reddy tak membahas obrolan yang lain. Positif thinking, Mira! Mungkin dia sibuk. Tekanku dalam hati.
Aku mengembalikan ke layar utama. Nasib jomblo memang seperti ini. Buka WhatsApp, buka status. Lalu buka instagram, buka instastory. Buka twitter, lihat guyonan receh. Dan kembali ke layar utama. Apa kalian yang jomblo seperti itu?
Mataku melotot ketika Reddy kembali mengirimiku sebuah pesan.
Mir
Iya?
Besok lo sekolah, kan?
Iya.
Bentar, Dy. Gue tinggal bentar
Aku meninggalkan obrolan karena kebelet. Ah, bisa-bisanya kandung kemihku tak bisa diajak kompromi seperti ini. Setelah selesai, aku kembali dan menemukan balasan dari Reddy.
Berani"nya lo ninggalin gue
Emangnya kenapa?
Takut
Siapa yang takut?
Gue
Dug!
Jantungku melompat di bawah ranjang. Apa yang dikirim Reddy membuatku ingin menjerit seketika. Entah kenapa rasanya sangat bahagia. Ingin sekali membalas, namun Reddy sudah offline. Aku hanya menyimpannya di nakas dan menutup mata dengan bantal.
Kenapa hatiku begitu antusias jika yang melakukan sesuatu itu Reddy? Heven. Aku dulu juga antusias. Namun gombal receh pun yang diajukan Reddy membuatku terus tersenyum tanpa henti. Apa ini yang dinamakan cinta? Mungkin?
**********
Udah dasarnya ada perasaan. Eh, dianya kasih harapan. Malah baper maksimal.
—JAM
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA |Completed| ✔️
Teen Fiction[KEJORA] : |KEtika JOdoh bermuaRA| Ini bukanlah kisah duniaku. Tapi sepenggal cerita tentang hidupku. Ini cerita tentang aku yang tak mau terus-terusan berurusan dengan permainan hati yang terkunci. Aku ingin mencoba membuka hati itu dengan kunci ya...