[56] : |Mode Pesawat|

387 20 8
                                    

Aku terus melangkah lebih cepat menaiki anak tangga menuju kamar. Teriakan Debby yang bermain ke rumahku tak aku gubris lagi. Melihat lelaki yang membawanya kemari membuat moodku mendadak hancur.

"Sayang! Sayang! Mira tunggu Mira!" panggil Prisma yang masih mengikutiku kemanapun aku melangkah.

Tap

Pintu yang hendak aku tutup tertahan oleh tangan kuat Prisma. Aku tetap diam dan memandangnya kesal.

"Kita udah satu minggu loh pacaran. Masa kamu diemmm aja keg dinding. Ak-"

"Ooo... jadi kamu samain aku sama dinding? Yaudah pacaran aja sama dinding. Dinding lebih cantik daripada aku!" gerutuku kesal. Oh ya, logat Prisma bahkan sudah mengganti lagi dengan aku-kamu karena aku diamkan hampir seminggu. Dan tahu-tahunya aku juga ikut-ikutan merubah logat.

"Ya kan salah lagi." Desisnya pelan namun pendengaranku bisa menangkapnya.

"Ya iyalah! Cowok itu selalu salah. Cewek yang selalu bener!!"

"Gak gitu juga. Aku salah apa sama kamu? Aku minta maaf kal-"

"Prisma! Mira! Turun, Nak!" teriakan Mama membuatku dan Prisma bergegas menemui Mama. Di ruang tengah ada Debby yang terlihat merajuk.

"Kamu kenapa? Kog nangis?" tanya Prisma sambil menggendongnya. Namun yang ditanya hanya diam dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Prisma.

"Debby pengen renang. Tante ada janji arisan sama temen. Tante nggak bisa awasin Debby." Jelas Mama. Di rumahku kini tersedia kolam renang juga. Dibangun satu bulan yang lalu karena terdapat lahan kosong yang cukup luas di belakang rumah. Sehingga dimanfaatkan Mama untuk membuat kolam renang atas persetujuan Papa.

"Renang sama Kak Mira aja, ya?" Debby mengangguk samar mengiyakan ajakan Prisma.

"Yaudah sekalian jaga rumah, ya? Tante mau pergi dulu." Pamit Mama kemudian meluncur entah kemana meninggalkanku dengan Prisma.

"Kak Pisma, ayo!" rengek Debby dalam gendongan Pridma. Entah kenapa tiba-tina ia kembali menangis. Aku kelimpungan sendiri membantu menenangkan Debby. Kemudian kami bertiga segera ke belakang rumah dan melepas sebagian pakaian Debby.

Byurrr

Debby sudah mengambang di tengah kolam dengan ban karet bantunya. Sesekali teriak kegirangan dan melanjutkan aksi renangnya. Sedangkan aku hanya mengayunkan kaki dalam air di tepi kolam bersama Prisma yang setia duduk di sampingku.

"Sayang,"

Senyumanku yang dulunya merekah melihat tawa Debby seketika luntur. Aku melirik Prisma sekilas.

"Seminggu lo, Yang. Mode pesawatnya dimatiin lah, Yang. Tuh mulut nggak gatel pengen tanya atau gimana gitu?"

"Nggak!"

"Sayang!" teriak Prisma dengan kesal. Aku kini menghadapnya penuh. Kalau boleh jujur aku sebenarnya tak ingin mendiamkan Prisma seperti ini. Gara-gara masalah ia memutar kepalaku aku jadi begini. Dikiranya tidak sakit apa? Bahkan leherku rasanya agar nyeri seharian itu. Memangnya ada yang memberlakukan pacarnya sendiri seperti itu?

"Kak Plisma panggil Debby?" suara lugu itu terdengar lucu di telingaku. Ia sudah bergelantungan manja di kaki Prisma.

"E... a... anu Debby, Kakak panggil Kak Mira bukan Debby." Jelas Prisma sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kok panggilannya sama kaya Debby? Kata Kakak kalo sayang itu ada di hatinya Kakak. Emangnya kak Mila ada di situ?"

Aku tersenyum dengan penuturan Debby. Entah kenapa aku rasanya melayang seketika. kejujuran dan kepolosan Debby agak mencairkan hatiku terhadap sikap Prisma.

"Iya, Sayang. Sayangnya Kak Prisma itu ada dua. Debby sama Kak Mira."

"Oo... biasanya kalau Kakak habis bilang gitu ke Debby pasti Kakak langsung cium pipi Debby. Kok Kak Mila nggak?"

"Eh?" aku terkejut bukan main dengan ucapan Debby.

Cup

Prisma mencium pipi kiriku. Apa-apaan ini?

"Debby yang nyuruh. Anak kecil senengin aja." Jawabnya ringan. Setelahnya Debby kembali ke tengah dan kembali bermain air.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Prisma terus menyerang pipi kiriku dengan kecupan hangatnya. Ah, seketika rasa kesalku kemaren benar-benar meluap. Hilang entah kemana. Aku berniat ingin menghentikan tindakan Prisma. Bisa bahaya jika ketahuan Debby.

"Prism-"

Bibir kami kembali menyatu. Bodoh, Mira! Bodoh! Sebelum setan datang lebih banyak dan merasuki jiwaku dan Prisma, aku lebih dulu melepas tautan itu.

"Sorry sorry, aku nggak sengaja. Suer." Ucap Prisma yang terlihat sungguh-sungguh dengan jarinya yang melayang di udara membentuk huruf v. Ia terus meminta maaf padaku. Aku tak menjawab.

Sedetik setelahnya aku menyandarkan kepalaku di pundaknya. Prisma nampak tersenyum dengan perlakuanku. Kemudian tangan kanannya merangkul pinggangku dan tangan kirinya menggenggam tanganku. Aku tak menolak. Sebab aku merindukannya.

"Aku minta maaf ya, Sayang. Yang tadi nggak sengaja. Terus yang kesalahan kemaren aku juga minta maaf meski aku nggak tahu salahku apa." Ucapnya pelan agar tak terdengar Debby.

"Lupain aja deh, Pris."

"Kasih tahu aja supaya aku nantinya nggak buat kamu kesel lagi."

"Kamu tuh seenak jidatnya muter kepalaku waktu itu. Dikira nggak sakit apa?!"

Prisma terkekeh selanjutnya tangannya yang berada di pinggang ganti ke bahu dan menepuk pelan.

"Aku minta maaf. Dimaafin nggak?" aku mengangguk. Selanjutnya hening menghiasi. Hanya suara girang Debby yang terdengar.

"Anak kecil pasti lucu, ya."

"Kamu suka banget sama anak kecil?" tanya Prisma padaku. Aku hanya mengangguk.

"Tunggu aku sukses, ya?"

"Ha?" aku tegak dari posisi bersandarku.

"Iya. Aku kuliah dulu terus kerja. Habis itu lamar kamu. Nikahin kamu. Terus bikin cucu buat Tante Ratih." Refleks aku menjitak kepala Prisma pelan. Prisma terkekeh puas. Senyumku sudah selebar mungkin mengingat ucapan Prisma.

Aku kembali merangkulnya. Hatiku berdesir hebat setiap dekat dengan Prisma. Entah bagaimana bisa aku seminggu ini mendiamkan Prisma.

Aku tak akan menyia-nyiakannya kali ini. Aku akan setia di sisinya dan menjadi yang terbaik untuknya. Aku janji.

**********


A/N :

Btw, ini partnya agak panjang, ya. Kebablas :'v
Insya Allah tinggal 4 part lagi selesai 😥
Sumpah nggak tega pisah sama kalian yg selalu baca, kasih vote, kasih komentar. Kalian itu penyemangat aku tiap nulis. Jadi cerita ini nggak akan sampai sini tanpa semangat dan dorongan dari kalian. I love u 2500 ♥️♥️♥️

Ide cast yang cocok untuk Prisma dan Mira dong?

Lap yu

❤❤❤

KEJORA |Completed| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang