"Mau ke mana sih, Lolli?""Udah. Diem aja deh!"
"Ya kemana?! Mata gue ditutup kain segala." Omelku pada Lolli.
"Udah deh, Mir. Cerewet amat jadi cewek."
"Lah?! Lo sama gue cerewetan lo! Sadar nggak, sih?!"
Lolli tak menjawab lagi. Aku mengerucutkan bibir sambil terus berjalan sambil di bawa Lolli entah kemana. Padahal aku sudah tidur nyenyak dua jam yang lalu. Tiba-tiba dibangunkan Lolli kemudian menutup mataku dengan kain dan menyeretku keluar.
"Udah. Berhenti, Mir. Gue buka ya kainnya?" aku mengangguk kuat-kuat.
Aku membuka mata pelan-pelan. Dan saat terbuka sempurna, mataku melebar. Aku menutup mulutku karena melihat pemandangan menakjubkan di hadapanku. Taman belakang rumah yang ada kolam renang disulap seindah ini.
Happy Brithday Amira ❤
Balon berwarna emas yang membentuk rangkain kalimat itu membuatku ingin menangis haru. Aku tak ingat sama sekali kalau sekarang adalah hari ulang tahunku yang ke-18.
"Happy brithday!!!"
Aku berbalik dan menemukan beberapa orang dengan kue tart yang berjalan ke arahku. Ternyata ketiga sepupuku, Lolli, Ganis, Mama, dan Kak Ivan. Tunggu? Papa juga!!
Air mataku berhasil meluncur seketika. Mereka kemudian menyanyikan lagu khas ulang tahun dan dilanjutkan dengan aku meniup lilinnya.
Beberapa kado yang ditujukan untukku sudah tertata rapi dekat kursi panjang yang tersedia di halaman belakang rumahku ini. Tapi aku merasa ada yang kurang. Prisma tidak hadir. Apa bocah itu lupa, ya?
"Kamu cari siapa, Mira?" tanya Mama yang melihatku menengok ke kanan dan kiri melihat keberadaan Prisma.
"Eh? Nggak kok Ma."
"Prisma, ya?" sahut Ganis. Aku hanya tersenyum kikuk lalu mengangguk sekali.
Dasar bocah itu! Pasti lupa ulang tahunku sekarang. Biasanya saja ia selalu datang. Hihhh!!! Ingin sekali aku mencakar wajahnya yang terus membayangiku setiap hari tapi tak datang di acara spesial seperti ini.
Jrengg
Suara petikan gitar membuatku berbalik dan langsung menemukan Prisma dengan tampilan tuxedo rapi dan sebuah gitar yang ia pangku.
I like your eyes, you look away when you pretend not to care
I like the dimples on the corners of the smile that you wear
I like you more, the world may know but don't be scared
Coz I'm falling deeper, baby be preparedI like your shirt, I like your fingers, love the way that you smell
to be your favorite jacket, just so I could always be near
I loved you for so long, sometimes it's hard to bear
But after all this time, I hope you wait and seeLove you every minute, every second
Love you everywhere and any moment
Always and forever I know I can't quit you 'cause
Baby you're the one, I don't know how
Love you til the last of snow disappears
Love you til a rainy day becomes clear
Never knew a love like this, now I can't let go
I'm in love with you, and now you knowSuara tepukan tangan dari orang-orang di sekitarku saling bersahutan. Jantungku rasanya meleleh seleleh-lelehnya. Suara Prisma yang memang unggul itu semakin membuatku takjub. Ia melepas gitar akustiknya dan mendekat ke arahku.
"Happy brithday, Sayang."
"Thank you." Dan entah sejak kapan air mata bahagiaku meluncur membasahi kedua pipiku.
"Pak Dun,"
"Iya?"
"Apa aku boleh peluk putri Pak Dun yang cengeng ini?" tanyanya dengan nada menyindir aku. Ada Papa jadi sopan begini. Biasanya saja ia selalu grusa-grusu. Dasar!
Aku berbalik menatap Papa. Papa tersenyum lalu mengangguk sekali. Prisma langsung memelukku erat. Sangat erat. Aku juga membalasnya.
"I miss you." Bisik Prisma tepat di telingaku.
"I miss you too." Balasku sedikit terkekeh. Pasalnya sore tadi kami baru saja bertemu.
"I like you, dear."
"I like you more."
"I love you a lot."
"I love you more, Pris."
Prisma semakin memperat pelukannya hingga suara Kak Ivan membuatku kesal.
"Ehm.... Ini acaranya jadi perayaan ulang tahun apa lihat drama romansa, ya?"
Prisma segera melepas pelukannya dan tersenyum kikuk ke arah Kak Ivan, Mama dan juga Papa.
"Kalian belum kasih tahu Tante sama Pak Dun yang sebenarnya?"
Aku refleks melotot sempurna menghadap Lolli. Prisma juga sangat terkejut mendengar ucapan Lolli.
"Sebenernya apa?" tanya Mama penasaran. Bukan dengan wajah senang, tapi dengan wajah panik.
"Mereka itu udah pacaran, Ma."
Tunggu! Kak Ivan membuka kartu! Dasar! Wait, dari mana Kak Ivan tahu? Ah, pasti Lolli dan Ganis tersangkanya. Huh! Tunggu pembalasanku, kalian!
Mama dan Papa sekaligus ketiga sepupuku yang umurnya lebih muda dariku tercengang mendengar penuturan Kak Ivan. Aku takut jika Mama ataupun Papa akan marah. Aku memilin jariku agar kecemasanku mereda.
"Sejak kapan?"
"Udah hampir dua bulan, Pak Dun." Prisma menjawabnya. Pasti dia sudah menyiapkan mental sejak tadi.
"Kenapa baru bilang sekarang?"
Itu Mama. Aku masih menunduk takut jika kena omelannya. Dan lagi-lagi Prisma yang menjawab. Sungguh gentle Prismaku. Hehe....
"Kita nyiapin waktu yang pas aja buat jujur sama Tante dan Pak Dun. Lagian, Prisma juga takut kalau aja Tante sama Pak Dun nggak suka. Prisma nggak siap kehilangan Mira."
"Sejak kapan Pak Dun nggak suka sama kamu? Kalau nggak suka, dari kecil, Pak Dun nggak pernah ngijinin kamu main sama Mira. Pak Dun percaya sama kamu kalau kamu anak baik. Dan sekarang, Pak Dun percaya kamu bisa jaga dan sayang sama Mira melebihi sayang Pak Dun ke Mira."
Mendengarnya, aku dan Prisma sama-sama tersenyum lebar. Kini aku berani menatap Papa dan menghambur ke pelukannya.
"Thanks, Pa!"
"Sama-sama, Sayang." Balas Papa sambil mengecup keningku singkat.
Setelahnya, acara dilanjut dengan pemotongan kue dan canda tawa yang terus mengalir menghabisiku dengan Prisma.
TAMAT
***********
A/N :
Thanks for your support. Without you this story it won't arrive at this last part. Thank you that have read, give a vote or comment. I can only thank you very much for you. Love you guys! ♥
Intinya aku nggak bisa berkata apa-apa lagi kecuali terima kasih dan terima kasih. Perjuangan aku buat menuntaskan cerita ini cukup berat karena harus membagi waktu dengan kelas 12. Dan genap satu tahun lebih tiga bulan cerita ini tamat. Alhamdulillah...
Semoga terhibur dan menginspirasi. Yang jelek dibuang yang baik digunakan.
Kalian bisa baca ceritaku selanjutnya ya, kali ini bakalan konsisten untuk updatenya. C u in my next story!
Salam suayang ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA |Completed| ✔️
Teen Fiction[KEJORA] : |KEtika JOdoh bermuaRA| Ini bukanlah kisah duniaku. Tapi sepenggal cerita tentang hidupku. Ini cerita tentang aku yang tak mau terus-terusan berurusan dengan permainan hati yang terkunci. Aku ingin mencoba membuka hati itu dengan kunci ya...