Apa sayap kepercayaanku ini akan patah jika kenyataannya memang terlalu frontal terlihat? Tidak apa-apa, aku akan mengalah, berbahagialah.
"Park Jimin"
Itu terlalu membuatmu tak bisa bernafas, kamu benar-benar terkejut karena Park Jimin tidak masuk dalam option mu sama sekali. Kamu terus saja mengumpat didalam hati, rasanya itu terlalu membuatmu sport jantung.
"Heoll jinjja? Seriously?" Kamu terus meyakinkan dirimu sendiri dengan bertanya pada Nalla. Namun diulang berapa kali pun jawaban Nalla tetap sama "iya, Jimin benar berkencan"
Kamu tersenyum miris, walaupun kenyataannya kau tidak akan pernah memilikinya, tapi untuk saat ini kau benar-benar patah. "Tampar saja aku dengan keras, agar aku terbangun dari mimpiku." Ucap hatimu
"Yaaak kau benar-benar kecewa sepertinya? It's okay, perlahan kita juga akan melepasnya bukan? Awal aku tahu pun begitu, sedih, patah, kecewa, tapi itu hanya sesaat, besoknya aku mulai mengikhlaskan, bukan, tapi memaksa hatiku untuk ikhlas" Nalla menatapmu sesaat, dia menyadarkanmu, kamu cukup merasa tertampar dengan ucapannya.
"Iya kau benar, aku hmm army semua harus belajar mengikhlaskannya, mereka harus dilepas suatu saat nanti" Kamu tersenyum getir, seperti orang bodoh, tersenyum dalam keadaan patah hell kau munafik sekali.
"Sekarang ayo kita beristirahat, siang nanti kita harus berbelanja" Nalla menenggelamkan dirinya kedalam selimut tebal berwarna ungu muda, memejamkan matanya lalu hilang dalam kesadaran. Kamu masih saja merutuki nasib karena kabar buruk tadi, well mungkin akan menjadi kabar baik suatu hari nanti. Lagipula kau masih ada Min Yonggi yang swag tak terkalahkan, kau tersenyum geli sebelum menutup kedua matamu.
...
Sinar matahari yang terus memaksa masuk lewat jendela yang terbuka kini, membuatmu terbangun dari tidurmu. Gadis yang asalnya tidur bersebelahan denganmu kini sudah tak terlihat. Kamu sedang mengucak-ngucak matamu lalu berangsut ke kamar mandi.
"Kamu mandi lagi Raa?" Nalla kini sudah berada di hadapanmu dengan senyuman meledeknya.
"Iya suka-suka dong" Kamu tidak menghiraukan ucapannya, kamu hanya menyisir rambut hitam sepunggungmu di depan kaca, memakai bedak juga pemerah bibir agar tidak terlihat pucat.
"Kajja" Nalla menarik tanganmu ke luar rumah. Seperti rencana, siang ini kalian akan berjalan-jalan, mencuci mata. Nalla bilang jika di dekat sini ada semacam street food.
Kalian benar-benar definisi dari best friend goals, bercanda sepanjang jalan, terkadang kalian saling berkejaran hingga menjadi pusat perhatian, tapi kalian tidak peduli, sama sekali tidak.
Senyum mulai merekah dari bibir kalian setelah sampai di tempat yang menjual banyak sekali makanan juga pernak pernik ini, indah, apalagi untuk perut lapar kalian, sangat indah.
Kamu dengan Nalla membeli sewadah tteobokki juga jipangyi (eskrim berbentuk pipa). Kalian membawa santapan kalian ke sebuah taman komplek dekat sana. Kamu memaksa Nalla agar tidak dimakan di rumah, karena kamu ingin jalan-jalan.
"Apa teman sasaeng mu ada banyak?" Kamu bertanya pada Nalla yang sedang asik menyantap ttteobokki miliknya, dia berdeham sembari menatapmu.
"Banyak lumayan, kebanyakannya teman kuliahku" Nalla kembali menyuap makanannya setelah menyelesaikan ucapannya.
"Apa mereka sangat berbahaya?" Kamu kembali bertanya sembari menyuap makananmu.
"Bisa kubilang sangat bahaya, mereka rela berbuat apa saja demi berada di sekitar Bangtan. Tak peduli keluar berapa banyak biaya. Waktu itu pun pernah mereka menyewa sebuah mobil hanya untuk menabrakannya ke mobil yang didalamnya ada Taehyung, gila bukan?" Nalla bergidik ngeri saat mulutnya mulai terhenti, dan kau apalagi. Bahaya sekali para sasaeng ini.
"Ngomong-ngomong apa kau masih bersama Radit saat ini?" Nalla menyuap suapan terakhirnya, dia melirikmu sekilas.
Radit, pria itu yang membuatku suka Bangtan dulu. Bukan, dia bukan army, dia bahkan tidak tahu Bangtan saat itu. Dia cinta pertamaku dari SMP dan saat SMA kita dipersatukan kembali, dia kekasihku dulu hingga akhirnya dia mematahkan hatiku dengan begitu indah, dia patah hati terbesarku sampai detik ini.
"Tidak, kau kan tahu sendiri dia seperti apa? Brengsek" Kau mengumpat dengan puas, pria itu lagi-lagi membuat dadamu sesak. Tidak, jangan menangis disini.
"Jinjja? Mianhae, aku tidak tahu, aku tidak akan membahasnya lagi" Dia tersenyum getir ke arah mu, memperlihatkan dereran giginya yang rapi dan bersih.
"Gwencanha sudah lama juga" Kamu ikut tersenyum walaupun sedikit rindu dengan pria yang kau sebut brengsek tadi.
Hening diantara kalian hingga ponsel milik Nalla berbunyi, ada panggilan masuk rupanya, dengan segera dia mengangkatnya.
"Yeoboseyo"
...
"Aishh jinjja?"
...
"Nee jamkaman"Nala kembali mematikan teleponnya, menyimpan ke dalam tasnya. Kamu menaikkan alismu seolah bertanya 'ada apa?'
"Kita harus segera ke Seoul Hotel sekarang" Nalla menatapmu lalu menarik tanganmu tanpa aba-aba, kalian berlari seperti orang kesetanan.
"Ada apa memang?" Tanyamu saat sampai di rumah Nalla, dengan nafas yang terengah-engah.
"Besok Bangtan akan datang dan menginap disana, jadi mulai besok pagi penyewaan hotel akan dihentikan" Kamu hanya terdiam dan mebulatkan mulutmu, saat mulai paham baru saja kau mengemasi barang-barangmu.
-Seoul Hotel
Hotel ini benar-benar luar biasa untukmu, ada 15 lantai juga rooftop didalamnya belum lagi semua fasilitas ada disini. Kalian menyewa sebuah kamar nomor 102 yang berada di lantai delapan.
"Hotel ini sudah biasa di sewa Big Hit, dan ini kali kedua aku menginap disini, untung saja temanku ini baik luar biasa, kita dapat potongan harga 50%" Nalla terus mengoceh walaupun tak kau hiraukan, kamu hanya mengedarkan pandangan dan sesekali tersenyum ke arah Nalla.
Kalian menghabiskan waktu hari ini dengan berenang, berkeliling, bahkan menuju ke taman bermain khusus. Kamu membuat dua gelas teh lemon untuk kalian habiskan di dekat jendela sembari berbincang.
"Mengapa di luar berisik sekali sih?" Kamu mengernyitkan sebelah alismu dan meneguk kembali teh lemon milik mu, seberisik apapun situasimu lamunan mu akan selalu menang.
......
...
...
...
...
"Bangtan sudah datang"
Telah dipublikasikan pada tanggal : 10 Mei 2019
Telah direvisi pada tanggal : 20 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]
FanfictionBagaimana jadinya jika idol seperti Min Yoongi kecanduan berada di dekat seorang fansnya? Hara, gadis cantik dari Indonesia yang punya kesempatan untuk menjadi asisten BTS itu dijebak untuk selalu berada di dekat Min Yoongi yang sedang depresi. Akan...