3.1

3.1K 230 2
                                    

"Layaknya bintang dan matahari. Kau dan aku mungkin sama-sama ingin bersama, tapi apa daya takdir kita hanya untuk saling melengkapi."

Kamu menghela nafas panjang dan kembali meneguk secangkir teh lemon di balkon, di sampingmu ada Jungkook yang sedang memainkan game di ponselnya.

"Aku masih bingung dengan Jimin" Kamu mulai buka suara, dan menatap Jungkook dalam kebingungan.

"Aku juga, dia tidak pernah seemosi itu padaku, lagian mengapa dia harus begitu marah jika aku dan kau tidur bersama?" Jungkook menjeda game-nya dan mulai menatapmu bingung, dia terlihat sangat kebingungan sekarang.

"Aneh bukan? Hmm... entahlah, anggap saja dia tadi khawatir dengan kita, jadi kita tidak usah memikirkannya lagi" Kamu kembali meneguk teh lemon mu dan Jungkook hanya mengangguk, memainkan kembali game-nya.

"Hara-yah, kau mau tidak menemani ku menemui orang tuaku, mereka sedang di Seoul dengan urusan bisnis" Yoongi datang menghampirimu dengan handuk di tangannya, rambutnya sedikit basah.

"Hah? Boleh deh, lagipula aku bosan diam terus di dorm" Kamu mengangguk setuju, dan segera beranjak dari dudukmu. Yoongi dan Jungkook hanya tersenyum menatapmu yang dengan tergesa masuk ke kamar.

Kamu masuk ke dalam kamarmu, untuk berganti pakaian jadi sedikit lebih formal. Langkah mu terhenti saat matamu tidak sengaja menatap sebuah dress juga surat di atas kasurmu.

"Pakai dress ini, kau harus cantik bertemu orang tuaku.
-Suga(r) Man."

Matamu terbelalak setelah menyadari jika Yoongi lah yang membawakanmu dress indah ini.

Dengan segera kamu mengganti pakaian mu dengan dress pemberian Yoongi ini, kamu juga sedikit bersolek di depan kaca.

"Ayo berangkat" Kamu tersenyum pada Yoongi yang sedang berbincang dengan Jungkook di balkon. Mereka hanya menatapmu kosong dalam waktu yang lama.

"Ada yang salah dengan pakaianku?" Kamu menatap dress yang kamu kenakan.

"Annii, tidak ada, kau cantik, sangat cantik" Jungkook tersenyum ke arahmu dan mengacungkan jempolnya.

"Uwuu kamsahamnida Jungkook-ssi" Kamu menundukan kepalamu dan sedikit merengkuhkan badanmu ke arah Jungkook.

"Kajja!" Yoongi dengan tiba-tiba menyeret lenganmu, kau benar-benar kesal dengan perilakunya yang tidak ada romantisnya sama sekali.

"Yaakkk, pelan-pelan, nanti aku jatuh" Kamu menghentikan langkah kaki dan menarik tanganmu agar terlepas dari cengkraman Yoongi.

"Maafkan aku. Ya sudah sini, aku akan pelan-pelan" Dia menggenggam tanganmu dengan hangat, dan jalan dengan perlahan.

Di ruang depan kalian tidak sengaja bertemu dengan Jimin juga Seulgi yang sedang memadu kasih, tangan Seulgi sesekali mengusap kepala Jimin yang berada di paha nya.

"Kalian akan kemana?" Seulgi tersenyum saat matamu juga matanya tidak sengaja saling bertemu.

"Ada urusan" Belum juga kau menjawabnya, Yoongi sudah mendahuluimu.

"Kalian akan berkencan?" Jimin terbangun dari tidurnya, dia duduk memperhatikanmu juga Yoongi bergantian.

"tsk, kenapa kalian sangat ingin tahu urusan orang lain sih?" Yoongi sedikit menarik tanganmu agar berjalan di sisinya melewati Jimin dan Seulgi yang hanya menatap kalian bingung.

Kalian berangkat dengan mobil Yoongi yang sudah terparkir di luar dorm. Kamu hanya mendecak sebal saat Yoongi yang kau harap membukakan pintu untukmu malah naik duluan.

Tidak apa, sabar kok kamu:)

"Yoon, ngomong-ngomong kenapa kamu mengajakku, padahal ini kan pertemuan keluarga?" Kamu akhirnya buka suara setelah 15 menit perjalanan tidak ada yang bersuara sama sekali.

"Hmm, karena ingin saja" Ucapnya singkat bahkan matanya masih saja fokus menatap jalanan tanpa sedikitpun menatapmu.

Bosan, kamu bosan sekali di dalam mobil, kau saat ini berdua namun terasa hanya sendiri. Kamu memutuskan untuk memutar lagu untuk mengurangi bosanmu.

"Jangan putar lagu, sebentar lagi sampai" Ucapnya singkat lalu mematikan radio yang baru kau nyalakan.

Sialan.

Kamu juga Yoongi turun dari mobil di depan sebuah restaurant mewah ini. Matamu membulat sempurna saat kakimu baru saja masuk ke dalam, fasilitasnya bukan main-main.

"Tunggu disini, aku bicara dulu dengan orang tuaku" Yoongi menyuruhmu duduk di sebuah bangku dengan meja yang kosong, sementara dia menghampiri orang tuanya.

Kamu menatap sekitar, mewah sekali. Sesekali matamu memperhatikan Yoongi yang jauh di depan mu sedang berbincang dengan kedua orang tuanya.

Yoongi akhirnya kembali menghampirimu dengan senyuman yang ia sunggingkan, tangannya dengan perlahan menarik tanganmu agar menghampiri meja orang tuanya.

"Apa-apaan ini?" Kamu berbisik ke arah Yoongi dan dia hanya tersenyum, manis.

Disinilah kamu, di depan orang tua Yoongi yang sekarang mulai menatapmu intens, kamu benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

"Wah cantik sekali" Puji Mama Yoongi padamu yang sekarang hanya tertunduk malu.

"Kamsahamnida" Kamu kembali membungkukan badanmu untuk menghormati mereka.

"Ayo duduk" Sekarang Ayah Yoongi yang berbicara, dan mempersilahkanmu duduk di hadapannya.

"Hmm...eomma, appa, ini adalah yeoja yang sering aku ceritakan di telepon pada kalian" Yoongi dengan senyuman gugupnya berbicara pada orang tuanya.


"Katakan padaku jika ini mimpi"

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang