Bisa kita berbincang sebentar?
Aku ingin meredam rindu
"Bangtan sudah datang"
Nalla menatap mu yang sedari tadi menyeruput secangkir teh lemon, dia nampak aneh dengan sikapmu yang terlihat tidak gugup bahkan tidak terlihat senang sama sekali mengetahui idolanya sudah tiba.
"Gwenchana?" Nalla lagi lagi membuyarkan lamunanmu, tangannya menepuk pundak mu yang saat ini kau senderkan pada sebuah kursi.
"Anii, hmm entahlah sepertinya aku akan pensiun jadi army" Kamu mulai mengalihkan pandanganmu ke luar, tempat orang-orang berkumpul menyaksikan Bangtan turun dari mobil.
"Mwoya? Ada apa kau ini?" Nalla melihatmu dalam, bertanya tanya mengapa dirimu bisa selabil ini.
"Aku akan turun ke bawah. Kau harus ikut denganku" Nalla menarik lenganmu secara paksa dan kau hanya mengikutinya saja.
"Jujur saja, aku hanya kecewa dengan kabar Jimin. Dia salah satu biasku dan sekarang dia sudah bahagia bersama wanitanya, apa aku berlebihan? Lagipula suatu saat nanti aku akan melepas mereka bukan? Jadi ya cepat atau lambat fase seperti ini akan ku alami juga" batinmu sedari tadi membuatmu berperang dengan diri sendiri, di lain sisi kamu juga sangat gugup untuk menemui mereka.
Kalian menunggu di lobby hotel sembari membaca baca majalah, agar tidak ada yang curiga jika kalian berniat untuk menemui Bangtan. Beruntung, Dewi Fortuna bersama pada kalian, saat ini di lobby sepi sekali, hanya ada kalian, Bangtan, staffnya juga petugas hotel.
"Somebody tell me if now I'm dreaming, ini rasanya menegangkan sekali, aku benar-benar takjub dengan salah satu karya Tuhan terindah ini, wajah mereka masih saja terlihat tampan padahal mereka tanpa make up belum lagi wajah bangun tidur itu, ahhh aku bisa terkena serangan jantung"
Kamu masih saja memperhatikan mereka diam-diam, mengamati satu persatu bergiliran, namun matamu tidak dapat terlepas dari seorang Park Jimin yang sedari tadi memainkan ponselnya sembari tersenyum, sepertinya dia benar-benar memiliki kekasih. Hatimu terbakar lagi.
Jam sudah menunjukan pukul satu malam, dan Nalla masih betah mengamati idolanya yang sedang duduk beristirahat di depan kalian tepat didepan kalian. Mata mu sudah terasa berat sekali dan akhirnya kamu meminta Nalla untuk segera ke kamar.
"Dompet mu ketinggalan" seorang pria datang menghampiri kalian, dengan derap langkah yang semakin melambat. Dia berhenti tepat di depanmu sembari membawa sebuah dompet bergambar unicorn.
"Kamsahamnida" kamu membungkukkan badanmu, berterimakasih sekali orang itu menyelamatkan nyawamu dari kecerobohan.
"Lain kali jangan ceroboh" pria tersebut lalu pergi meninggalkan kalian, tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi wajahnya tidak terlihat karena tertutup masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]
FanfictionBagaimana jadinya jika idol seperti Min Yoongi kecanduan berada di dekat seorang fansnya? Hara, gadis cantik dari Indonesia yang punya kesempatan untuk menjadi asisten BTS itu dijebak untuk selalu berada di dekat Min Yoongi yang sedang depresi. Akan...