2.3 (17+)

5K 263 6
                                    

"Maaf jika aku hanya dapat mengganggu mu dengan perhatian kecil ku. Aku tidak punya banyak keberanian untuk menyatakannya, walau hanya dengan sorot mata ku"

Kamu menatap Yoongi iba, tubuhnya yang kurus semakin terlihat rapuh. Ini sangat menyedihkan, matamu sedari tadi berkaca-kaca menahan air yang akan tumpah dari pelupuk matamu.

"Hara-yah, jangan menangis, aku tidak apa-apa" Yoongi menengadahkan wajahnya menatap mu, tangannya yang penuh urat, menghapus air matamu.

"Kepalaku sakit, jadi aku minum obat itu lagi, maaf ya" Yoongi terlihat cemas saat mengucapkannya, dan kamu hanya dapat membulatkan kedua matamu.

"YAAAKK" Kamu hilang kendali, karena reflek mendengar ucapannya, matanya meredup saat mendengarku.

"Penawar sakit ini hanya ada dua, obat itu dan..." Ucapnya terhenti sesaat matanya sayu menatapmu.

"dan apa?" Kamu mengernyitkan sebelah alismu.

"...dan kamu" Dia terkekeh sejenak, tatapannya semakin melemah dan lama-lama kelopak matanya menutup.

Tuhan, mengapa dia harus pingsan disini.

"YAAKK YOONGI-AHH"

"YOONGI-AHH BUKA MATAMU"

Air matamu semakin deras turun dari pelupuk matamu. Kamu khawatir sekali dengan keadaan Yoongi yang tidak sadarkan diri saat ini.

Para staff segera membopong tubuh Yoongi dan segera memasukkannya ke dalam mobil.

"Harus kita bawa kemana Yoongi?" Salah satu staff yang sedang menyupiri mobil tersebut, menatap Yoongi sekilas.

"Rumah sakit"  ucapmu yakin.

"Ah ja-jangan" Yoongi menyipitkan kedua matanya sebelum ia buka sepenuhnya.

"Kau harus diperiksa dokter, Yoongi-ahh" Kamu menatap wajahnya kali ini, dan ini sangat menyedihkan.

"Bawa aku ke dorm saja, jika perlu panggil saja dokter pribadi ku"

-Dorm BTS.
Dokter Park keluar dari kamar Yoongi dan menghampiri kami yang sedang gelisah, para staff inti juga Bang PD-nim bahkan sudah hadir disini.

"Keadaan mental Yoongi memburuk, ini bisa di akibatkan karena kelelahan atau dia sedang merasa takut yang berlebihan. Tolong untuk kalian semua agar lebih memperhatikan emosinya" Dokter itu segera berlalu dan diikuti oleh Bang PD-nim, mereka sedang mengobrol di ruang depan.

Kamu dan member Bangtan lain segera berhambur masuk ke dalam kamar Yoongi.

"Hyung, apa sudah enakan?" Jungkook yang duduk di sudut kasur Yoongi, menatap hyung-nya itu iba.

"Aku baik-baik saja" jawab Yoongi lemah, namun sorot matanya mengarah padamu.

Kalian hanya mengobrol ringan dan tak jarang melakukan candaan ringan, Kim Seokjin yang bertanggung jawab penuh atas suasana yang membaik.

"Hara-yah, Bang PD-Nim memanggilmu" salah satu staff masuk ke dalam kamar Yoongi dan segera menarik lenganmu.

Kamu duduk diam di sofa ruang depan, menatap Bang PD-nim juga dokter Park yang sekarang di hadapanmu.

"Hara-ssi, apa kau punya hubungan spesial dengan Yoongi?" Bang PD menatap mu lekat dan

uhukkk...

Kamu sampai terbatuk batuk saking terkejutnya, mereka masih menatapmu lekat dan meminta jawaban.

"Tidak kok, hubunganku dengan Yoongi hanya sebatas asisten dengan artisnya, tidak lebih" Kamu menggelengkan kepalamu sesekali.

"Hmm oke, boleh ku minta tolong?" Bang PD menatapmu lekat, dan kamu hanya menaikan sebelah alismu.

"Perhatikan Yoongi, buat dia bahagia selalu dan jangan membuatnya banyak pikiran"

Kamu bergidik mendengar permintaan Bang PD, kamu mungkin mau saja, hanya, mengapa harus kamu?

Dokter Park, juga para staff dan Bang PD-nim sudah meninggalkan dorm sejam yang lalu. Para member pun sepertinya sudah tertidur.

Kamu membawa nampan berisi semangkuk bubur juga segelas susu, menuju kamar Yoongi. Kamu terdiam sejenak saat melihatnya sedang tertidur pulas.

"Makan dulu, Yoon" Kamu duduk di sampingnya dengan semangkuk bubur di tangan mu.

"Aku sudah kenyang" Yoongi bahkan tidak menatapmu, dia hanya membalikan badannya jadi memunggungi mu.

"Yoongi-ahh, sedikit saja ya"  Kamu mengguncang-guncang tubuhnya, bahkan sesekali menarik selimutnya.

"Oke, aku akan makan tapi..." Dia sekarang menatapmu dengan tatapan anehnya.

"Tapi apa?"

"Kisseu" Dia menatapmu genit juga menyentuh bibirnya sendiri.

Kamu terdiam sesaat, terlalu terkejut dengan ucapannya."apa dia sudah gila? Mengapa dia meminta ciuman padaku? Aku tidak tahan jika terus seperti ini"

"Ya sudah kau tidak usah makan, lagipula yang merasa lapar kan kamu, jadi aku tidak peduli" Ucapmu tidak peduli, sebenarnya kamu mau saja, tapi bagaimana cara menyetujuinya? Kamu terlalu gengsi walau hanya untuk mengangguk.

"Yaakk wanita jahat!" Yoongi bangun dari ranjangnya, menarik lenganmu, dan mengiringmu untuk duduk di tempat tadi.

Kamu memperhatikan Yoongi yang sedang menyantap bubur buatan mu dengan kesal. Senyum mu mengembang sedari tadi saat melihat dia makan dengan terpaksa.

"Ini sudah habis" Yoongi lucu sekali, mendengus sebal dan menyerahkan mangkuknya bahkan tidak melihat ke arahmu.

Chuuu...

Kamu menempelkan bibirmu sekilas, bukan ciuman tapi seperti sebuah kecupan tanpa nafsu. Kamu segera melepaskan tautannya, dan melihat mata Yoongi yang masih terpejam.

"Yaakk" Yoongi menatapmu dalam dan menunjukan smirk-nya.

Dia mendekat ke arah mu, wajahnya bahkan hampir bersentuhan dengan wajahmu, nafasnya menderu dan kau bisa merasakannya dengan wajahmu. Sedikit memiringkan wajahnya dan

Chuuu...

Dia menautkan bibirnya dengan bibir mu, mendiamkannya sejenak dengan matanya yang tertutup. Bibirnya semakin meminta lebih, dengan menerobos ke dalam bibirmu. Kamu hanya diam, tidak dapat membalas ciuman Yoongi yang sepertinya sedang nafsu ini, badanmu terlalu beku untuk bergerak.

Dia melepaskan tautan bibirnya, saat nafasnya sudah dia rasa kurang. Dia menatapmu lekat saat kau baru saja berani membuka kedua matamu. Jantungmu benar-benar akan meloncat dari ruangnya.

"Bibirmu manis"

"Jangan salahkan aku jika kamu akan menjadi candu ku"




...

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang