"Kau tahu? Terkadang yang membuat hubungan hancur bukan hanya seorang penggoda, tapi persepsi mu sendiri tentang pasanganmu"
Setelah perkelahian Jimin tadi, suasana di dorm jadi sedikit lebih tenang, tidak ada yang memulai candaan.
Kamu hanya diam di depan televisi, menonton sebuah drama disana.
Sementara para member sedang berlatih koreo di dance room.Pikiran mu mulai menerawang jauh, tentang alasan apa yang logis mengapa akhir-akhir ini Jimin jadi lebih emosional.
Ngomong-ngomong, ini sudah tiga jam Jimin pergi meninggalkan dorm, tidak ada kabar dan tidak ada yang peduli. Tunggu, mereka bukan tidak peduli, mereka hanya membiarkan Jimin untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Hara-yah, mengapa melamun?" Yoongi yang badannya di banjiri keringat itu sedang duduk di lantai dengan meluruskan kaki.
"Tidak kok, aku hanya bosan" Kamu memperhatikannya yang sekarang sedang menegak air minum di botolnya.
"Apa sekarang kau sudah merasa hebat berbohong huum? Jangan berbohong sayang, kau sedang memikirkan apa?" Yoongi sekarang duduk di sebelahmu, dan membuatmu harus menatapnya sedekat itu. Pipimu sedikit memerah karena panggilan 'sayang' yang tadi ia utarakan padamu. Jujur saja, Yoongi memang jarang sekali berkata-kata manis, kau bahkan bisa menghitungnya dengan jari, berapa kali ia memanggilmu 'sayang'.
"Hmm aku memikirkan Jimin, Yoongi-ah, aku khawatir dia pergi dengan emosi" Kamu menggigit bibir bawahmu ragu, saat melihat perubahan ekspresi Yoongi, dia sepertinya masih kesal dengan Jimin.
"tsk, kau bahkan mengkhawatirkan dia, setelah apa yang ia katakan padaku?" Yoongi tersenyum miris dan memilih untuk pergi darimu.
Lagi-lagi terjadi seperti ini, kau bahkan belum menjelaskan yang sebenarnya pada Yoongi dan dia langsung pergi begitu saja.
"Kau harus mendengarkan penjelasanku Yoon" Kamu mengejar langkahnya, tanganmu dengan cepat menggapai tangannya.
"Yoon dengarkan aku, bagaimanapun aku adalah asisten BTS, aku yang bertanggung jawab juga harus merawat kalian, lagipula Jimin pergi dengan emosi seperti itu dan tidak ada yang tahu dia kemana?, apakah aku salah mengkhawatirkannya?" Kamu hanya menatap Yoongi yang bahkan tidak peduli dengan ucapanmu.
"Bukan itu alasanmu sebenarnya kan? Kamu mengkhawatirkan Jimin karena dia adalah biasmu kan? Karena kau menyukainya kan?" Yoongi melepaskan tanganmu dari lengannya, dia menatapmu dengan tidak suka.
"Tidak Yoon, aku tidak..." ucapanmu terpotong.
"Jujur saja, sampai saat ini kau belum mencintaiku karena kau masih menyukainya kan? Aku bisa merasakan semuanya Hara-yah jangan jadi wanita yang munafik" Yoongi bahkan tidak menatapmu dia hanya tersenyum miris dan mengedarkan pandangannya.
"Aku tidak mengerti kenapa pikiranmu sesempit itu, aku tahu kau sedang cemburu tapi jangan jadi seperti ini Yoon" Kamu menggoyang-goyangkan tubuh Yoongi agar dia menatap ke arahmu.
Yoongi masih diam di hadapanmu, tatapan matanya masih lurus ke depan, tatapan kecewa yang tampak begitu nyata.
"Lepaskan, aku ingin mandi" Yoongi, pria emosional itu sekarang melangkah pergi menuju kamarnya, tanpa menghiraukanmu yang sekuat tenaga menahan air matamu agar tidak jatuh.
Untuk sesaat kamu masih berdiri di tempatmu, pikiranmu masih belum bisa menerima perkataan Yoongi.
Kamu kembali ke kamarmu dengan langkah malas, kamu jika sedang sedih atau kecewa seperti ini lebih suka mengunci diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]
FanficBagaimana jadinya jika idol seperti Min Yoongi kecanduan berada di dekat seorang fansnya? Hara, gadis cantik dari Indonesia yang punya kesempatan untuk menjadi asisten BTS itu dijebak untuk selalu berada di dekat Min Yoongi yang sedang depresi. Akan...