Kita adalah dua insan yang sulit akan menerima. Padahal Tuhan telah berbaik hati tidak menyatukan kami karena kami memang tidak ditakdirkan bersama. Tuhan selalu berbaik hati, percayalah.
Kau segera melenggang pergi saat berpamitan pada Nyonya Min. Kau tidak mampu menjawab ucapannya, jadi dengan segera kau izin untuk kembali keruangan Yurin. Nyonya Min sangat bersikeras menyuruhmu untuk datang besok, menghadiri pernikahan anakanya.
"Yurin-ah apa yang sakit?" Tanyamu saat mata Yurin mengerjap bangun dari tidurnya.
Di tengah sakitnya yang seperti ini dia masih saja bisa tersenyum untuk menghiburmu juga Jaehyun. Dia menggeleng dengan lemas, dia cenderung suka menyembunyikan rasa sakitnya. Sama sepertimu bukan?
"Eonni apa tidak bisa menikah dengan Uni-Oppa? Yuyin ingin punya adik kecil" Dia mengerucutkan bibirnya seperti sedang kesal.
Jaehyun menatapmu dengan salah tingkah. Pipimu bahkan sedikit memerah setelah mendengar ucapan Yurin yang begitu polos.
"Eomma dan Appa ku pasti tidak akan memberikannya, mereka sibuk bekelja." Ucapnya kembali dan ini mengingatkanmu pada kondisi Hyerin yang sedang mengandung.
Yurin pasti akan sangat senang jika mengetahui Ibunya yang sedang mengandung adik kecilnya. namun setelah dia besar dan mengerti, dia pasti akan membencinya seumur hidup.
"Nanti minta pada Eomma mu ya sayang" Ucap Jaehyun tersenyum hangat pada keponakan pertamanya itu.
Rasa pegal dan tidak nyaman terasa oleh tubuhmu. Matamu dengan cepat terbuka, sinar matahari yang mengenai kelopak matamu membuatmu silau.
Ah rupanya semalam kau tertidur di sofa. Kau benar-benar tidak ingat jika semalam kau tertidur di sofa. Seingatmu, kau duduk di kursi sebelah ranjang rumah sakit. Jaehyun pasti yang memindahkanmu.
"Hara-yah, apa kau akan datang ke pernikahan Yoongi?" Tanya Jaehyun saat melihatmu meregangkan badan.
Kau mengangguk dengan malas. Bagaimanapun kau harus membuktikan pada mereka jika kau sanggup untuk datang. Terlebih lagi ucapan Nyonya Min kemarin yang sangat ingin kau datang.
"Mian aku tidak bisa menemanimu, aku harus menjaga Yurin" Ucapnya dia masih membelai puncak kepala Yurin.
"Gwaenchanna Jae, aku juga hanya sebentar." Kau mengacungkan kedua jempolmu dan tersenyum halus.
Setelah berpamitan pada Jaehyun kau segera mencuci wajah dan pergi. Kau malas sekali berdandan formal, jadi kau putuskan untuk pergi ke sebuah salon. Salonnya tidak begitu besar kok hanya salon sederhana.
Kau bercermin berkali-kali saat Noona pemilik salon itu tersenyum dan mengatakan jika sudah selesai. Kau berpikir jika tampilanmu tidak begitu penting, yang penting adalah eksistensimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]
FanfictionBagaimana jadinya jika idol seperti Min Yoongi kecanduan berada di dekat seorang fansnya? Hara, gadis cantik dari Indonesia yang punya kesempatan untuk menjadi asisten BTS itu dijebak untuk selalu berada di dekat Min Yoongi yang sedang depresi. Akan...