7.3

3K 204 72
                                    

Haloo maaf aku baru bisa next sekarang. Kemarin-kemarin aku sibuk banget sama kuliah belom lagi aku sempet sakit. Jadi so sorry sekali aku hilang hampir dua bulan dan gak ada kabar.  Anyway guyss adakah yang ngikutin aku dari part awal sampai saat ini? Comment disini yupss....



Kau mengantarnya tepat ke sebuah rumah besar dengan gaya klasik. Saat pertama kali turun dari mobil taksi, kau langsung mengetahui jika ini adalah rumah milik keluarga Min. Keluarga mereka memang selalu sederhana dan tidak neko-neko.

Dengan segera dan  tergesa kau memapah Yoongi agar segera masuk. Tidak mau ada orang lain yang melihat jika Yoongi ada disini. Bisa-bisa dia terluka kembali.

"Yaakk Yoon mengapa kau terluka?" Nyonya Min datang dari arah depan dan melihat anaknya sudah terluka di bagian kepala.

Yoongi hanya menggeleng dan tersenyum kecil. Dia selalu berusaha tegar di depan orang tuanya. Dia sangat menyayangi keluarganya.

Nyonya Min tercekat saat melihat kau yang berjalan gontay di belakang tubuh anaknya. Kau tersenyum dan segera membungkukan setengah badanmu untuk menghormatinya. Rasanya kau ingin segera berhambur ke dalam dekapannya.

"Hara-yah? Me-mengapa kau bi-bisa?" Saking terkejutnya, Nyonya Min sampai tergagap-gagap saat berbicara denganmu.

"Nee Eom... maaf Nyonya Min maksudku. Aku kebetulan menjadi psikolog yang akan membantu Min Yoongi" Kau hampir saja tertawa setelah selesai dengan ucapannmu. Mengapa ini terasa lucu sekali?

Rasanya sangat tidak nyaman, biasanya kau memanggilnya dengan sebutan Eomma dan sekarang? Kau bahkan bersikap seperti orang yang pertama kali saling mengenal.

"Ah.. bagaimana mungkin semua ketidaksengajaan ini dapat terjadi? Sepertinya kalian memang ditakdirkan untuk saling menjaga." Nyonya Min segera mempersilahkan masuk untukmu, kau hanya menarik nafas panjang setelah itu.

Nyonya Min segera membawakan kotak P3K dan memberikannya padamu. Padahal Min Yoongi adalah anaknya, mengapa kau yang harus mengobatinya? 

Kau mulai mengompres luka tersebut, Min Yoongi terlihat sedikit mengernyit kesakitan. Kau terus saja fokus pada lukanya, hingga kau tak menyadari jika mata tajam Yoongi menatapmu dalam.

"Apa bibirmu masih sama rasanya?" Yoongi masih menatapmu dalam dan kau terkejut.

Tanganmu berhenti dengan otomatis, bagaimana mungkin dia menanyakan pertanyaan yang sebenarnya tidak bisa untuk ditanyakan.

"Sudah selesai, aku pamit pulang" Kau segera menarik tas mu dan bangkit dari tempat dudukmu.

"Tetaplah disini dan sembuhkan aku kembali" Tangan Yoongi meraih tanganmu dengan cekatan dan kau hanya menatapnya.

Kau menarik nafas panjang. Menjaga mulutmu yang hampir saja mengeluarkan semua cacian dan makian untuk Yoongi.

"Lalu setelah sembuh kau akan kembali melukaiku?"  Matamu tidak sengaja menatapnya dengan penuh penasaran. Sementara itu, genggaman tangannya kembali melemah.

Dia kembali duduk di bangkunya dan menatap ke arah lain. Rasanya dia memikirkan sesuatu. Tapi bagaimana lagi? kau sudah tidak peduli.

Tanpa kembali berpamitan kau keluar dari rumah megah ini. Ingin menangis dengan terisak saat melihat orang yang begitu kau sayangi itu terluka dan kau malah enggan untuk membantu.

Bukan enggan, hanya takut untuk kembali terluka. Bagaimanapun perlakuan Yoongi kepadamu sangat diluar batas kesabaranmu.

"Aku pulang" Ujarmu sembari merapikan sepatumu dan berhamburan masuk kedalam rumah. 

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang