1.8

3.8K 241 14
                                    

"Aku akan memelukmu disaat yang lain berusaha menghancurkanmu, jadi tetaplah di sampingku"


Setelah menerima telpon dari Taehyung tadi, kamu bergegas untuk segera ke dorm. Meminta supir tadi untuk mengantarkanmu.

Kamu benar-benar khawatir jika tentang kesehatan salah satu membermu, apalagi Suga yang notabene-nya memiliki masalah dalam emosinya.

Saat kau pulang, dorm sudah sepi, bahkan yang tadi menelponmu saja sudah berada di alam mimpi. Hanya tersisa TV yang masih menyala.

Disinilah kamu sekarang, di depan pintu kamar Yoongi, kamu menyiapkan dulu mentalmu yang sedikit tergerus rasa khawatir. Taehyung benar, Yoongi sedang menangis didalam kamar sana, kamu bisa mendengarnya dengan jelas.

Kamu membuka pintu tersebut perlahan, dan boommm... gelap, kamu bahkan kesulitan untuk mencari sakelar listrik.

"Yoongi-ahh" Kamu segera menghampirinya yang sedang menangis sesegukan di sisi kasur.

"YAAKK UNTUK APA KAU KESINI?" Yoongi dengan keras mendorong tubuhmu agar kau menjauh dari dirinya.

"Yoongi-ahh aku mengkhawatirkan mu, ada masalah apa kamu sekarang? Ceritakan padaku" Kamu berusaha mendekat ke arahnya walaupun kamu tahu jika dia pasti menolak kehadiranmu.

"Peduli apa kau pada ku? Aku kan memang seperti ini, selalu seperti ini, tidak ada yang peduli padaku" Yoongi menatapmu seram, matanya terlihat sembap dan ini sangat melukai hati mu.

"Jangan begitu Yoongi-ahh, ada aku sekarang, berbagilah dengan ku" Kamu saat ini berusaha menghilangkan jarak dengan Yoongi, kamu mendekapnya erat.

Yoongi membalas pelukanmu, bahkan lebih erat. Kamu berusaha menenangkannya dengan mengusap punggung rapuhnya. Secara tidak langsung ini bisa menyakitkan hatimu. Kamu bahkan tidak sadar jika air matamu juga ikut turun.

"Yoongi-ahh, aku akan ada untukmu. Aku akan berusaha membuatmu tenang, berbagilah denganku jika kau mau" Yoongi menatapmu, dekapannya sudah tidak seerat tadi, tapi kamu tahu jika emosinya mulai menurun.

"Entahlah, aku tidak mengerti diriku, aku hanya merasa frustasi, aku lelah dengan semua ini, dengan semua tuntutan ini, Min Yoongi sudah mati, aku kehilangan diriku sendiri" Min Yoongi menaikan oktaf bicaranya, tangisnya terdengar semakin keras.

"Aku tidak tahu harus bicara apa, tapi aku rasa ini adalah resiko, pilihanmu sendiri untuk jadi seorang idol, berarti kamu juga harus siap dengan segala tuntutannya, okay mungkin di depan kamera kamu adalah Suga, seorang idol yang keren dan banyak penggemar, tapi saat itu semua sudah berakhir, kau bisa menjadi Min Yoongi lagi, hiduplah sesuai apa yang kau mau" Kamu berusaha memberi pengertian pada pria yang saat ini menyentil perasaanmu.

"Tapi itu sulit sekali, kau tahu a-aku..." Ucap Yoongi terpotong karena ada sesuatu yang mengganjal bibirnya, Kamu sudah kehabisan cara bagaimana menenangkannya, dengan modal nekad mu kamu mencium bibir mungilnya singkat.

"Percaya padaku, kau pasti bisa, berbagilah denganku jika ada kesulitan oke?" Kamu melepaskan tautan dari bibirnya, kamu memandangi wajahnya yang memerah padam. Kamu ini memang orangnya tidak punya malu, karena jujur niatmu hanya menenangkannya saja.

"Aku ke kamarku dulu ya, jika butuh apa-apa bilang saja" Kamu bangkit menuju kamarmu, ini sudah dini hari dan kamu belum tidur sama sekali.

Kamu mungkin hanya tidur 4 jam malam ini, walaupun kamu masih ingin berlama-lama di kasur tapi kerjaan mu melarangnya.

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang