5.3

1.9K 137 20
                                    

Perlahan namun pasti yang kau harapkan akan segera memudar. Orang yang paling tidak kau curigai akan pergi pun dia akan tetap hilang. Datang dan pergi , ada dan hilang, semua itu perihal waktu.


Sebulan setelah itu, setelah semua kesialan menyerbu harimu. Kau nampak membaik, bukan karena sembuh,tapi kau ingat jika Ibumu paling tidak bisa melihat tangismu. Semua itu merubah sikap dan kepribadianmu, tapi hanya kau yang tahu. Kau tetap Hara yang dulu di depan orang-orang, Hara yang lembut dan ceria.

Hari ini ada jadwal mata kuliah pukul sembilan pagi, dan kau sudah berada di kampus sejak pukul tujuh pagi. Entahlah kau jadi malas di rumah. Suasananya jadi tak nyaman,seperti ada yang hilang dan kau benci itu.

Kau memilih buku-buku yang telah kau tata dengan rapi di rak perpustakaan. Semenjak kejadian itu kau harus bekerja keras untuk biaya hidup. Salah satunya menjadi penjaga perpustakaan saat mata kuliahmu sudah beres atau sedang libur dadakan. Tidak apa kok kau menyukai itu semua. Setiap malam Sabtu dan Minggu pun kau tetap menyanyi di kafe-kafe.

"Hara, kau dipanggil ke ruang administrasi kampus" Ujar salah satu kakak tingkatmu yang sama-sama menjadi penjaga perpustakaan.

"Ah, okay terimakasih kak" Kau segera berterimakasih dan bergegas pergi ke ruang administrasi. Kau sangat tahu apa yang akan ditanyakan. Apalagi jika bukan biaya semester.

Pintu ruang administrasi ini nampak tertutup rapat, jadi kau mengetuknya terlebih dahulu. Setelah pintu itu terbuka kau segera masuk ke dalam. Terlihat Ibu Linda sedang berbincang dengan seorang pria dewasa berkemeja.

"Akhirnya kau datang, duduklah!" Ibu Linda memang sangat lembut jika seperti ini, tidak seperti biasanya yang cerewet menagih biaya semesteran.

Kau segera duduk di hadapan Pria dewasa yang kau lihat tadi, dia tersenyum ramah ke arahmu. Kau dapat menebaknya jika usia dia sekitar 30 tahunan, matanya sedikit minimalis dan tinggi, tunggu kau kelupaan sesuatu -dia tampan.

"Hara, perkenalkan dia Kim Dong Wook. Dia adalah paman temanmu,Nessie. Tujuannya datang kemari adalah unt..." Ucapan Bu Linda ini terhenti seketika.

"ahh, biar saya saja yang bicara" Pria itu tersenyum padamu

"Nessie pernah becerita tentang Rumah Sakit Jiwa milik pamannya di Korea kan?" Dia mengernyitkan alisnya meminta jawabanmu. Kau hanya mengangguk penasaran.

"Benar, pamannya itu adalah aku. Jadi langsung saja, apa kau bersedia?" Dia tersenyum dan kembali mengernyitkan alisnya. Aish, mengapa dia tampan dan maskulin sekali. Kau bisa terkena diabetes nanti.

"hmm... aku tidak tahu, sepertinya aku belum siap untuk bekerja menjadi seorang psikolog. Ini bukan penolakan, tapi tundaan. Aku menundanya untuk ku siapkan mental terlebih dulu" Kau merasa tidak enak dengan jawabanmu tapi daripada kau menyetujuinya karena terpaksa?

Dia tersenyum ramah ke arahmu seolah telah memaklumi jawabanmu. Berbeda dengan Bu Linda yang terlihat seperti kecewa. Ini bukan masalah mau atau tidak tapi tentang kesiapanmu untuk bekerja.

"Ahh arraseo. Aku mengerti, kau butuh waktu ya? Aku akan menunggumu sampai satu bulan." 

"Ini kartu namaku, kau bisa menghubungiku." 

Ya, ini terlihat bodoh memang, ditawari pekerjaan enak kau malah menundanya padahal kau sangat butuh uang sekarang ini. Tapi percayalah bekerja itu tidak sesimpel yang dipikirkan, apalagi seorang psikolog di rumah sakit jiwa.

Sudahlah tidak usah dibahas terus.

Kau hari ini nampak tidak sehat jadi kau putuskan untuk segera pulang ke rumah setelah selesai mata kuliah. Biasanya kau menjaga perpustakaan sampai malam. Badanmu jadi tidak sesehat dulu, jadi mudah sakit.

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang