3.7

2.8K 186 10
                                    

"Terkadang seseorang yang tampak humoris didepanmu, dia adalah orang yang palih rapuh dan paling membutuhkan bantuanmu"

"Boleh ku lihat card membermu?" Seorang penjaga berbadan tinggi besar menggunakan stelan jas itu menghadang jalanmu.

Kau hanya mendecak sebal, mana mungkin kamu punya card member, tahu tempat ini saja baru malam ini.

"Tidak, aku ada janji dengan temanku" Kamu tersenyum kikuk, menahan takut, namun harus tetap ramah juga.

"Dengan siapa?" Dia sekarang menatapmu dengan selidiknya.

"Ha Sung  Woon" Ucapmu yakin lalu penjaga tersebut hanya tersenyum dan mempersilahkan kau masuk.

Ini kali pertamamu masuk ke sebuah club. Pusing. Itu yang kau rasa sekarang, mencium bau alkohol yang pekat, mendengar dentuman musik disko, juga lighting yang berwarna warni.

Sialan, tega-teganya temanmu membiarkanmu masuk ke neraka ini seorang diri. Kau berjalan sempoyongan, kamu memang tidak kuat jika melihat lighting berubah-ubah seperti ini.

"Haraaa disiniii" Samar-samar kamu mendengar ada seseorang yang memanggilmu, iya itu Ha temanmu sedang duduk di sebuah bangku.

Kamu hanya berjalan dengan segera ke arahnya, melewati orang-orang yang sempoyongan karena mabuk.

"Sialan, harusnya kau menjemputku di depan" umpatmu pada Ha.

Ha hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya, matamu beralih pada seorang pria yang sedang menunduk karena mabuk, iya itu Jimin.

"Chim bangun" Kamu menepuk pundak rapuh Jimin.

"Kau Hara? Hmm mau apa kau kesini? Aku sedang sibuk" Jimin mendongakan kepalanya, jadi menatapmu.

"Ayo pulang"  kamu dengan segera menarik lengan Jimin agar bangkit dari duduknya.

"Aku tidak mau pulang" Dia menggelengkan kepalanya dan dengan cepat menarik lengannya dari cengkraman tanganmu.

"Sebentar lagi larut malam, kau harus segera pulang dan beristirahat" Kamu mulai mencondongkan badanmu agar suaramu terdengar dengan jelas di kupingnya.

"Kalau sudah larut memangnya kenapa hmm? TIDAK POKOKNYA AKU TIDAK MAU PULANG KE DORM" Suaranya tiba-tiba meninggi dan matanya yang sayu itu menjadi menatapmu lekat.

"Wae? Kau harus pulang, mereka mencemaskan..." Ucapanmu terpotong

"Siapa yang mencemaskan siapa? Mereka semua tidak peduli padaku" Dia saat ini menundukan tatapannya, ntahlah tapi saat itu dia mulai menangis.

"Mereka semua mencemaskanmu, mereka semua peduli padamu Jimin-ah, jangan begitu" Bagaimana mungkin saat didepanmu ada seseorang yang sedang menangis kecewa, kau tidak memeluknya? Impossible. Kamu memeluk hangat tubuh rapuh Park Jimin, suasana club yang riuh gaduh bahkan tidak membuatmu untuk melepaskan pelukan.

"Jika menurutmu mereka semua tidak peduli padamu, kau masih punya aku Jimin-ah, berbagilah padaku, aku akan mendengarkanmu" Ucapmu disela sela tangisan Jimin.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pulang, tapi tidak mau ke dorm, aku akan menyewa hotel dan bermalam denganmu" Jimin tersenyum simpul saat melepaskan pelukannya, dan ya kau harus menelan kembali saliva mu saat mendengar Jimin berkata "bermalam denganmu".

Sialan. Mana mungkin dia berpikiran sampai akan menyewa kamar di hotel dan bermalam denganmu, sungguh kau akan gila, jika itu sampai terjadi.

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang