3.2

3K 218 8
                                    

"Pada hati yang kerap meminta balas, ku merindukan canda tawa yang kerap mengudara, ku merindukan semua kenangan indah di hujung senja, akankah kita kembali bersama?"

"Hmm... eomma, appa, ini adalah yeoja yang sering aku ceritakan di telepon pada kalian" Yoongi dengan senyuman gugupnya berbicara pada orang tuanya.

Matamu membulat sempurna saat Yoongi dengan tidak tahu malunya membicarakanmu, sementara kedua orang tuanya hanya mengangguk dan tersenyum.

"Hara-yah, aku ingin berbicara sesuatu padamu" Dia menatapmu dengan tatapan paling serius yang ia miliki, kamu meneguk salivamu lalu ikut menatapnya dengan khawatir.

"Jadi hari ini pukul 2 siang, di depan kedua orang tua ku, aku, Min Yoongi menginginkanmu untuk menjadi kekasih ku, bersediakah kamu?"  Yoongi kali ini menggenggam tanganmu di depan kedua orang tuanya, yang saling tersenyum haru.

Kamu menatap matanya, dan kamu melihat keseriusan pada dirinya, aneh, kamu bukannya tersenyum malah menangis di hadapannya.

"Hara-yah, jangan menangis, jika ingin menolakku juga tidak apa kok" Yoongi meraih pundakmu dan mendekapmu dengan hangat.

"Ti-tidak, aku tidak menangis, aku terharu Yoongi-ah" Air matamu semakin tak karuan sekarang, jujur ini sangat menyentuh hatimu, karena di depan orang tuanya dia berani mengutarakan perasaannya padamu.

"Jadi, bagaimana jawaban mu?" Yoongi masih mendekapmu hangat, dan kau masih terisak.

"Iya, aku mau" Ucapmu yakin lalu melepas pelukan Yoongi dan tersenyum.

"Mulai sekarang kalian adalah sepasang kekasih, kalian harus saling menjaga, saling membahagiakan satu sama lain"  Mama Yoongi tersenyum padamu, ada titik air mata di sudut matanya.

"Ne ..." Ucapmu terhenti.

"Panggil aku eomma saja, sayang" Mama Yoongi tersenyum ke arah mu juga Yoongi secara bergantian.

"Jadi bagaimana Yoongi menurutmu?" Ayah Yoongi menatapmu hangat, senyumnya bahkan terlihat ramah.

"Dia kucing yang cuek" Jawabmu di akhiri oleh kekehan khas mu.

"Wah wah, Min Yoongi kau jangan terlalu cuek nanti dengan kekasihmu" Ayah Yoongi terkekeh menatap Yoongi yang tersenyum malu.

"Eomma, kau tidak usah khawatir tentang Hara, dia pintar dalam segala hal, membersihkan rumah, memasak, menenangkanku, bahkan dia seorang mahasiswi Psikologi di Indonesia." Yoongi menatapmu bahkan sesekali tangannya jahil merangkul pundakmu.

"Wah benarkah? Kalau begitu aku sangat beruntung mempunyai calon menantu sepertimu sayang" Mama Yoongi menyendok makanan terakhirnya.

Kalian hanya berbincang ringan, mengenalkan satu sama lain, walau kamu sedikit gugup tapi kau dengan pintar dapat menutupinya.

"Sepertinya kita harus segera pulang sayang, sebentar lagi malam" Mama Yoongi memundurkan kursinya dan bangkit berdiri, disusul oleh suaminya.

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang