5.4

1.9K 131 20
                                    

Jika harus ada yang terluka, kuharap itu bukan hatimu. Karena aku sangat paham bagaimana rasanya terluka sayang. Jadi aku tidak mau kau merasakan apa yang kurasa. Berbahagialah.


"Bagaimana jawabannya? Kesempatan tidak akan datang dua kali " Dia menatapmu ramah, gummy smile-nya tidak sengaja ia bentuk dan segera menunjukannya ke arah mu. Manis sekali kucing ini saat tersenyum,membuat keyakinanmu runtuh seketika.

"Aku harus bicara dulu dengan Ibu ku Yoon. Hmm tapi... ku rasa Ibu ku tidak akan mengizinkanku kembali" Kamu menatapnya sendu dan dia masih tersenyum memberimu semangat kehidupan. Mengapa wanita sangat lemah dengan tatapan keseriusan seperti ini sih?

"Iya aku tahu, itu alasanku menyusulmu kesini. Untuk membantumu meyakinkan Ibumu" Dia menarik tanganmu dan segera ia lindungi dengan telapak tangannya. Dia mendekap dengan erat dan hangat. Dia benar-benar pria yang pandai meluluhkan hati wanita.

Kau meneguk salivamu kasar, menatap wajahnya sedekat ini membuatmu salah tingkah. Apalagi Yoongi yang sedari tadi mengunci tatapanmu agar tidak beralih pandangan. Bingung sekali rasanya saat seperti ini, kau harus memilih dengan pilihan yang tepat agar tidak ada lagi yang terluka.

Ibumu datang kembali ke ruang tamu dengan membawakan teh lemon dan beberapa toples kue kering yang sempat kau buat kemarin. Bodyguard  Yoongi yang sedari tadi menunggu di kursi depan pun dipanggil oleh Ibumu agar ikut menyantap Kue  buatannya.

"Ibu ada hal penting yang ingin ku bicarakan" Kau menatap wajah Ibumu dengan cepat. Menghentikan semua aktivitas yang kau lakukan.

"Bicara saja. Ada apa?" Ibumu menjawab sekaligus kembali bertanya padamu. Ini semakin membuat jantungmu terpacu. Kau harus memikirkan kata-kata yang pas agar Ibumu memberi izin, dan kau sangat mengerti jika ini akan sulit.

"Ibu tahu kan beberapa bulan yang lalu aku pernah bekerja menjadi asisten artis di Korea? Kali ini mereka mengajakku kembali bekerja disana. Aku ingin menyetujui itu kembali, karena saat ini keluarga kita sedang sulit dalam ekonomi kan bu? Bagaimana menurut Ibu?" Setelah menjelaskan itu semua kau menggigit bibir bawahmu,nampak ragu dengan semua ucapanmu. Apalagi respon Ibumu yang nampak lebih buruk dari tadi.

"Hara, Ibu tahu ekonomi kita sedang buruk saat ini, tapi untuk mengizinkanmu kembali ke Korea untuk bekerja Ibu rasa itu tidak mungkin. Ibu mana yang sanggup melihat anaknya jauh dari dirinya, sayang. Tidak, Ibu tidak mengizinkan" Ibumu menatapmu dalam seolah benar-benar tidak akan melepaskanmu. Kau dapat melihat raut wajahnya yang tidak ingin kau tinggalkan.

"Aku tahu Bu, tapi untuk kali ini saja izinkan aku. Aku adalah anak pertama disini, aku mempunyai kewajiban atas kelayakan hidup Ibu dan adikku. Aku tidak mau kalian menjadi sengsara setelah kepergian Ayah."

"Deva masih bersekolah dan memerlukan banyak biaya untuk keperluannya, aku tidak mau dia berhenti sekolah karena tidak ada biaya bu."

Ibumu menatapmu sendu, seperti bimbang untuk memilih sesuatu. Kau mewajarinya karena Ibu mana yang mau ditinggal jauh-jauh oleh anaknya sendiri? Namun, tidak ada pilihan lain selain meyakinkan Ibu agar mengizinkanmu.

"Bu, terkadang sesuatu itu memerlukan perjuangan yang sangat besar, banyak kasus lain di luar sana yang lebih buruk dari ini. Percaya padaku, aku akan tetap menjadi Hara Wijaya, puteri tunggal Ibu yang ceria dan mengutamakan keluarga" Kau kembali menatap wajahnya yang saat ini mulai basah oleh air mata. Ini sangat memilukan hatimu, melihat Ibumu menangisi langkahmu.

"Baik Ibu akan mengizinkan kau pergi, tapi berikan Ibu jaminan jika kau dapat hidup dengan aman dan bahagia disana." Ibu menyeka air mata terakhirnya,dia menatapmu meminta jawaban seolah memaksa.

Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang