Jika luka yang kau alami begitu berat, kau bisa meminjam bahuku untuk bersembunyi. Aku akan mendengarkanmu dengan tulus dan menjadi peredam amarahmu. Jadi, bisakah kau terus di sampingku?
"Hyung, kami pulang dulu"
Padahal hari sudah mulai malam tapi mereka tetap saja pergi. Kau melambaikan tangan saat mobil masing-masing dari mereka melaju pergi. Jungkook tersenyum saat melaju tepat di hadapanmu.
Ini malam pertamamamu tinggal bersama Min Yoongi. Rasanya aneh bukan yang dulu sangat dekat lalu jadi sejauh ini. Bukan keinginanmu tapi kesalahannya.
Min Yoongi menaikan kakinya ke atas sofa, menatap televisi dengan pandangan kosong. Kau tahu dia masih merajuk tentang masalah tadi. Namun, dia tetap saja pasienmu. Kau harus memperhatikannya dengan baik.
"Yoon kau mau makan malam?" Tanyamu dengan menepuk pundaknya. Dia menatapmu dengan sinis lalu memutar bola matanya malas.
Dia pergi saja mengabaikanmu yang sedang memelas agar dia mendengarkanmu. Kau mengernyitkan matamu menatap dia yang sekarang berjalan gontay menaiki tangga. Awalnya, kau ingin mengejarnya, namun kau rasa itu terlalu berlebihan.
"Yaakk mengapa tidak mengejarku huum?" Kau hampir saja tersedak karena terkejut. Min Yoongi kembali menghampirimu dengan wajah kesalnya.
"Kau ini seperti anak kecil saja Yoon, ayo sini makan bersamaku" Kau merapikan meja makan dan beberapa hidangan yang sudah tersedia disana.
Yoongi dengan raut kesalnya menghampirimu dan duduk tepat di depanmu. Dia bahkan tidak menatapmu, hanya mengambil makanan lalu sibuk sendiri dengan makanannya. Kau menghela nafas panjang, bukankah ini seperti babby sitter sungguhan?
Kau hanya fokus dengan makananmu tidak menghiraukan Min Yoongi yang seringkali mencuri pandang ke arahmu. Kau terkekeh sendiri saat menyadari hal itu namun lebih baik diabaikan saja.
"Yoon, kapan kau kembali ke duniamu yang sesungguhnya?" Akhirnya kau berani membuka mulutmu. Terus mengunci mulut tanpa pembicaraan sedikitpun rasanya bosan sekali.
"Maksudmu?" Dia mengernyit dan menatapmu serius.
"Musik. Duniamu adalah musik kan? Rasanya tidak adil saja jika karena masa lalumu Negara ini kekurangan musisi dan produser yang bagus. Lagipula kau juga masih menginginkannya kan?"
Yoongi menyelesaikan kunyahannya, dia menatapmu dengan kosong. Kesalahan, pasti sesudah ini dia akan mulai lagi dengan keanehannya.
"Aku tidak yakin jika fans ku masih menungguku di dunia musik. Mereka pasti membenciku karena kesalahan bodoh itu. Rasanya aku trauma." Dia menyimpan garpu juga sendoknya dengan kesal.
Kau jadi mendapatkan sebuah ide. Persetujuan gila yang bahkan tidak pernah kau pikirkan sebelumnya.
"Yoongi-ah, bagaimana jika kita membuat persetujuan." Mata sipitnya itu mengernyit penasaran.
"Aku akan membuatmu kembali ke dunia musik, menghilangkan semua traumamu. Jika aku berhasil, kau harus melepaskanku. Bagaimana?" Kau menatapnya penuh tanya dan dia hanya terkekeh menanggapi ucapanmu.
"Kau akan kesulitan Hara-yah. Memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh. Aku ragu kau akan berhasil dalam satu tahun ini." Dia menatapmu konyol dan bahkan dia menertawai usul-mu itu.
"Aniiyaa tidak masalah bagiku. Bagaimana setuju?" Kau menyodorkan tanganmu untuk menjabat tangannya. Dengan hitungan beberapa detik dia menyambutnya.
"Setuju"
Rasanya kau tidur sangat pulas malam tadi, tentu saja karena suasana rumah ini yang sangat nyaman. Kau mengucak kasar matamu dan menatap jam waker. Masih pukul enam pagi, tapi kau tidak bisa kembali tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distracted●Min Yoongi [COMPLETED]
FanfictionBagaimana jadinya jika idol seperti Min Yoongi kecanduan berada di dekat seorang fansnya? Hara, gadis cantik dari Indonesia yang punya kesempatan untuk menjadi asisten BTS itu dijebak untuk selalu berada di dekat Min Yoongi yang sedang depresi. Akan...