7. Pengakuan?

2.9K 328 13
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu yang artinya perkuliahan diliburkan, jadi Gaby memutuskan menghabiskan waktu liburannya dengan goleran di kasur.

Meski di hari libur, Gaby tau pasti bahwa kampus tidak pernah sepi sekalipun di tanggal merah. Ada saja para mahasiswa yang melakukan kegiatan di lingkungan kampus, entah itu rapat organisasi ataupun ekstrakurikuler.

Gaby tidak termasuk salah satunya, dia tidak mengikuti organisasi apapun karena menurut Gaby itu terlalu melelahkan dan membuang banyak tenaganya. Belum lagi rapat organisasi yang sering dilaksanakan di malam hari --alasannya untuk menghindari jam kuliah yang bentrok, karena setiap orang memiliki jam kuliahnya masing-masing-- atau melakukan rapat di hari libur seperti ini. Gaby juga tidak mengikuti ekskul apapun, berbeda dengan Jena yang memilih ikut ekskul musik.

Iya, meskipun Lucas sering kali mengatainya cewek bar-bar yang kewarasannya patut dipertanyakan, Jena memiliki bakat di bidang musik. Terutama Piano, dia juga bisa bermain gitar meski sedikit kaku. Suaranya juga lumayan, setidaknya jika dibandingkan dengan Gaby suara Jena tentu jauh lebih baik.

Intinya, Gaby itu mahasiswa kupu-kupu. Alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Tapi Gaby tidak masalah dengan julukan itu, toh menjadi mahasiswa yang bagaimana itu kan pilihan. Dan ini adalah pilihan Gaby.

Cewek itu baru berniat memejamkan mata saat pintu kamarnya dibuka dan Mama muncul setelahnya. Wanita dengan apron bunga-bunga yang melekat di tubuhnya itu mendekat lalu menyodorkan Tupperware ungu kepada Gaby.

"Mama barusan ber-eksperimen nyoba resep kue baru, dan ternyata hasilnya lumayan. Berhubung kebanyakan jadi ini kamu kasihin ke Lucas ya, kesian mungkin dia nggak ada cemilan di rumah."

"Aku mager, Ma. Mama aja deh yang ngasihin."

"Heh!" Mama dengan entengnya menyentil kening Gaby yang lagi tiduran. "Mama tuh nyuruh kamu kok malah balik nyuruh?"

"Mama, ih! Sakit." Gaby bangun dari tidurnya sambil mengelus keningnya yang ia yakini pasti merah. Mama tuh kalau nyentil suka nggak nanggung-nanggung emang.

"Buruan ambil nih, kasihin ke Lucas."

Gaby cemberut dan dengan terpaksa mengambil alih Tupperware ungu itu dari Mama. Cewek itu lalu menyodorkan tangan kanannya. "Ongkos?"

"Disuruh sama orang tua kok ya pamrih tuh loh?"

"Ya kan ke rumah Lucas juga perlu modal, Ma. Masa iya aku ngesot kesana?"

"Kamu ini disuruh banyak banget alasannya."

"Bukan alasan, Ma. Tapi--"

"Udah-udah nggak usah mendebat Mama. Nyoh, duit." Mama ngulurin uang selembar 50.000 yang langsung diterima Gaby. "Naik taksi online aja, jangan ojek. Harinya mendung takut kalau kehujanan di jalan nanti."

"Iya, Nyai."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang