38. Sebuah Pesan

1.3K 149 6
                                    

Karena Lucas yang masih sakit, alhasil pagi ini mereka gagal untuk jalan-jalan yang sebenarnya sudah direncanakan mau kemana. Jujur, Lucas jadi merasa bersalah, gara-gara dia semuanya malah tidak jadi pergi.

Sebenarnya bisa saja jika Lucas ditinggal sendiri, toh keadaannya tidak seberapa parah. Tapi Tante Yuri tidak mengizinkannya, untunglah Hendery maupun Gaby sama sekali tidak keberatan.

Pagi ini, selepas sarapan dan membantu Tante Yuri mencuci piring, Gaby duduk santai di depan tv. Menikmati acara yang tengah disiarkan sambil mengunyah keripik kentang yang sengaja ia bawa dari rumah.

Tante Yuri tidak ada di villa karena beliau pergi ke rumah pak Slamet untuk berkunjung, Lucas masih di kamarnya mungkin sedang tidur. Sedangkan Hendery tidak tau rimbanya, selepas sarapan tadi cowok itu sudah tidak terlihat lagi.

Saking fokusnya sama acara yang ditonton di layar tv, Gaby sampai tidak sadar akan keberadaan Lucas yang kini duduk di sampingnya. Saat cowok itu merebahkan kepalanya di paha Gaby, barulah cewek itu menyadari.

"Kok turun?"

"Bosen, mending disini sama kamu" katanya sambil mengibaskan selimut berwarna cokelat dengan gambar beruang itu sampai menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah.

"Tiduran di kamar aja, sofanya nggak selebar itu buat nampung badan besar kamu" Gaby menyadari, sejak tadi Lucas mencoba mencari posisi yang nyaman untuk rebahan. Tapi karena badan Lucas serupa raksasa, sofanya jadi terlihat lebih mungil dari yang seharusnya. Kaki cowok itu bahkan terpaksa menggantung di lengan sofa.

"Nggak mau, maunya disini"

"Yaudah, terserah."

Hening diantara mereka, Gaby yang asik menonton tv sedangkan Lucas mencoba memejamkan matanya lagi. Sepertinya berniat melanjutkan tidur.

Namun nyatanya keheningan itu tidak berlangsung lama karena mulut rewel Lucas kembali bersuara.

"By, suapin itu dong"

"Kirain tidur tadi. Suapin apa?"

"Tuh" katanya menunjuk bungkusan berisi keripik kentang di atas meja.

Gaby tidak berkomentar, tangannya meraih keripik kentang itu lalu mengambil isinya untuk disuapkan ke mulut Lucas yang udah mangap sejak tadi.

"Mama kemana?" tanya Lucas selepas menelan keripik itu ke dalam perutnya, mulutnya mangap lagi mengkode Gaby untuk menyuapi keripik kentangnya.

"Ke rumah pak Slamet" Gaby menjawab seadanya, menoleh sebentar untuk memastikan keripik yang ia pegang betulan masuk ke mulut Lucas. Berabe urusannya kalau salah masuk ke hidung, apalagi hidung Lucas lumayan besar lubangnya.

"Ngapain?"

"Berkunjung"

"Ohh"

Lucas tidak lagi bertanya, mulutnya asik mengunyah keripik yang bahkan sudah berpindah alih ke tangannya sendiri.

"Bangun, nggak boleh makan sambil tiduran" tegur Gaby yang langsung disanggupi Lucas. "Tadi obatnya udah diminum kan?"

Cowok itu mengangguk, nampak asik mencomot satu demi satu potongan kentang, sambil matanya fokus pada layar tv yang tengah menampilkan serial Ftv yang entah apalah judulnya.

"Aelahh.. siapa sih itu cowok. Dateng-dateng udah main serobot cewek orang, dasar pelakor!" dumel Lucas mengomentari salah satu adegan di ftv tersebut.

Nggak tau kenapa ya, kalau udah nyebut kata 'pelakor' tuh Lucas jadi mendadak sensi, suka keingat Winwin gitu.

Iya, Lucas masih kemusuhan sama itu orang. Meski nggak sepenuhnya, tapi kehadiran Winwin berkontribusi dalam retaknya hubungannya dengan Gaby dulu.

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang