"Shit!" Umpat Lucas saat menyadari ia kalah lagi dari Mark.
Mereka sedang berkumpul bermain game di rumah Lucas. Tepatnya di kamar cowok itu.
"Ouiiii~, gue menang lagi!" Seru Mark senang.
"Udah ah, gue nggak mood main" Lucas melempar konsol gamenya dengan kesal.
"Mau kemana? Main lagi sini" Kata Mark saat melihat temannya itu berniat pergi.
"Udah gue bilang gue nggak mood!"
Mark kaget dong, ini anak kok tiba-tiba main bentak dia gitu aja.
"Lo kalau ada masalah sama cewek lo nggak usah pake dilampiasin ke gue bisa?!"
"Bacot, Njing! Lo jomblo mana paham!" Umpatnya sebelum benar-benar pergi dari kamarnya.
"Woy bangsat! Sini lo gue belum selesai ngomong!"
Winwin yang sedari tadi hanya menjadi pengamat langsung turun tangan mencegah Mark menyusul Lucas, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Biarin aja, dia butuh waktu sendiri."
Itu yang Winwin katakan pada Mark, cowok itu menyuruh Mark kembali duduk di depan layar PS Lucas.
"Win, temenin gue main sini."
Tak ada sahutan. Yang dipanggil terlalu fokus pada layar ponselnya.
"Win!"
"Hah?" Winwin menatapnya dengan wajah berseri, hal itu bikin Mark jadi bingung.
"Kenapa lo senyam-senyum?"
"Gue senyum?" Cowok berwajah baby face itu malah balik nanya.
Mark mengangguk mengiyakan.
"Em.. kayaknya gue harus pergi sekarang." Putusnya sambil meraih tas ransel juga jaket denim yang ia letakkan di kasur.
"Loh, buru-buru amat. Mau kemana?
"Ada deh. Bye~"
Begitu saja, Mark ditinggal oleh Winwin yang langsung melesat pergi dengan langkah kelewat riang menurut Mark. Cowok itu misah-misuh sambil melempar konsol game-nya.
"Anjing emang punya temen ngeselin semua!"
Gaby
Win
Sibuk gk?
Gue mau curhat
Di kafe dekat kampus ya
Sekalian gue traktir"Sorry ya gue nge-chat lo dadakan gini, soalnya gue bingung mau curhat ke siapa lagi. Udah ngehubungin Jena tapi ponselnya nggak aktif, kata adeknya juga si Jena lagi nggak ada di rumah."
Winwin tersenyum lembut, sama sekali tidak mempermasalahkan. Dan kalau boleh jujur, Winwin justru senang kalau Gaby meminta bertemu seperti ini.
Tadi setelah Winwin sampai di Cafe yang dimaksud Gaby, cewek itu langsung menghujaninya dengan curhatan tentang hubungannya dengan Lucas. Mulai dari siapa itu Haikal, kekesalan Lucas tiap kali liat Gaby berduaan sama Haikal sampai tragedi baku hantam di depan rumah. Gaby ceritakan sejujur-jujurnya tanpa terkecuali.
"Nggak masalah, lo bisa hubungin gue kalau butuh teman curhat" katanya sambil tersenyum kelewat manis.
Sebenarnya Gaby tuh bukan tipikal orang yang suka curhat masalah pribadi ke orang lain, tapi entah kenapa semakin lama ia memendam masalah itu sendiri malah bikin dadanya semakin sakit. Ia butuh seseorang yang bisa mendengar keluh kesahnya, dan Winwin adalah jawaban terakhir setelah sebelumnya mencoba menghubungi Jena.
Gaby tidak punya banyak teman, hanya sebatas Jena,Mark,Winwin, dan Haikal. Ponsel Jena tidak bisa dihubungi, kalau curhat sama Mark entah kenapa Gaby merasa canggung, mereka tidak sebegitu dekat. Dan tidak mungkin juga curhat sama Haikal yang ada cowok itu bakalan terus merasa bersalah, makanya Gaby memilih curhat ke Winwin.
Semoga saja ia curhat pada orang yang tepat.
"Terus hubungan lo sama Haikal gimana?"
Gaby yang barusan menyeruput jus jeruknya itu mendongak. "Baik kok" jawabnya lugas.
"Bukan itu, maksud gue kalian nggak ada hubungan apa-apa kan?" Karena dirasa cewek di depannya ini belum mengerti juga, Winwin buru-buru menambahkan. "Kayak perasaan suka gitu?"
Gaby nyaris terdesak ludah sendiri. "Ya nggaklah, gila aja. Haikal itu udah punya pacar kali, ceweknya sekarang kuliah di Aussie. Mereka LDR!"
"Itu kan dari sudut pandang lo, gimana Haikal nya?"
"Maksudnya?"
"Gini loh, mereka kan LDR nih, bisa aja kan Haikal meleng ke lo berhubung kalian cukup sering ketemu."
"Win ah! Jangan ngomong yang aneh-aneh deh, lo bikin gue takut!"
Winwin justru terkekeh. "Ditaksir cowok kok takut sih?"
"Ya masalahnya dia tuh udah punya pacar, gue nggak mau ya ditaksir sama cowok yang udah ada pawangnya. Entar dikira gue jadi perusak hubungan orang!" Gaby mengaduk-aduk jus jeruknya dengan sedotan, terlihat kesal.
"Terus perasaan lo sama Lucas gimana?" tanya Winwin setelah sebelumnya sempat terdiam untuk beberapa saat.
Gaby tidak langsung menjawab, cewek itu mendesah berat. "Bohong kalau gue bilang nggak sayang lagi sama Lucas, gue bahkan nyaris frustasi tiap kali harus nahan diri buat nggak nemuin dia atau balas chat-nya. Tapi tiap kali liat mukanya malah bikin gue makin kesal, gue nggak tau kenapa begini."
"Sepertinya kalian memang sama-sama butuh waktu buat intropeksi diri, Lucas begitu pasti ada alasannya."
"Hm, jadi pusing kan gue." Gaby memijit pangkal hidungnya.
"Mau gue antar pulang?" Tawar Winwin.
"Nggak, entaran aja Win gue masih mau disini."
Cowok itu tidak memaksa, hanya mengangguk paham sembari meminum jusnya. Gaby perhatikan wajah Winwin sebentar, kemudian tersenyum kecil saat matanya tak sengaja bertemu pandang dengan cowok itu.
"Kenapa?" Kata Winwin dengan sebelah alis terangkat.
"Nggak apa-apa, gue cuman mendadak penasaran aja. Lo beneran belum punya pacar? Padahal lo ganteng gini"
Gaby tau kalau Winwin belum punya pacar ya udah pasti dari mulut ember Lucas.
"Makasih untuk pujiannya."
"Yee... Bukan itu poin utamanya!"
Winwin mendengus geli. "Iya, belum punya. Kenapa? Lo mau daftar?"
"Gila apa, gue masih jadi pacar orang ya!" Gaby menggaruk pangkal hidungnya. "Kalau cewek yang lo taksir ada?"
Winwin terdiam untuk beberapa saat, memandangi pantulan dirinya di bola mata Gaby lalu tersenyum manis. "Ada."
"Oh ya? Siapa?" Gaby jadi antusias dengarnya.
"Nanti juga lo tau."
Akhir-akhir ini lagi nggak mood nulis, untungnya ada nyimpen bbrp draft buat cerita ini jadi bisa update :(
Senin, 15 Juli 2019
With Love ❤️
-ApriLyraa-
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Boyfriend { Bobrok } ✓
FanfictionBoyfriend Series #1 "By" "Hm?" "Jangan senyum gitu" "Kenapa emang?" "Senyummu seolah mengajak untuk berumah tangga." Start: 20 Januari 2019 End : 26 Februari 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa