Hujan turun membasahi Bogor saat Gaby tengah asik dengan ponsel di tangannya, dia sempat tersentak kaget lalu buru-buru menon-aktifkan ponsel saat tiba-tiba saja petir menyambar dari luar sana.
Sekarang sudah jam setengah sepuluh malam, kebiasaan bergadang Gaby membuatnya jadi kesulitan tidur kalau jam belum menyentuh angka sebelas. Bahkan dihari libur sekalipun.
Gaby berjalan menuju pintu balkon, menyibak tirai yang menutupi pintu kaca itu hingga terlihat keadaan di luar. Hujan mengguyur kota Bogor dengan sangat deras, sesekali petir menyambar dan membuat Gaby refleks menutup kembali tirai.
Masih ada satu setengah jam lagi menuju waktu tidur Gaby, alhasil sekarang dia jadi bingung mau ngapain.
Gaby mengusap lengannya saat mulai merasakan hawa dingin di sekitar. Dia sudah berniat untuk mengubek tas ranselnya untuk mencari jaket, tapi beberapa saat kemudian teringat kalau dia sama sekali tidak membawa jaket.
Iseng dia membuka lemari kayu berukuran besar di sudut kamar, mana tau menemukan jaket atau selimut tambahan disana.
Sialnya isinya kosong, tidak ada satupun barang yang terletak disana seperti harapannya. Gaby mendengus sudah berniat kembali menutup lemari saat matanya tidak sengaja menemukan selembar foto yang terletak di rak bagian atas.
Warnanya sedikit menguning mungkin karena sudah terlalu lama berada disana, ditambah debu yang sempat membuat Gaby terbatuk membuatnya buru-buru membersihkan foto tersebut untuk melihat dengan jelas orang yang ada di foto itu.
Ada dua anak berseragam putih merah yang tengah tersenyum lebar di depan kamera, keduanya sama-sama memamerkan rapot di tangan mereka dengan bangga. Mudah bagi Gaby menebak kalau foto itu diambil saat kelulusan SD.
Salah satu dari dua anak itu dia kenali sebagai Lucas, meski disana cowok itu masih terlihat sangat mungil juga sedikit dekil ditambah rambut dengan gaya mangkok yang sempat membuat Gaby mendengus geli. Sedangkan satunya lagi anak perempuan yang tingginya sebatas telinga Lucas dengan rambut panjang sepunggung tengah tersenyum lebar sambil merangkul lengan cowok itu.
Mereka nampak bahagia, juga... akrab.
Hal itu sedikit mengganggu Gaby meski dia tau ini hanya sebatas foto SD.
"Belum tidur?"
Gaby tersentak di tempat saat Hendery agak melongokkan kepalanya di pintu.
"Sorry, gue nggak maksud ngagetin lo. Gue cuman bingung aja kenapa pintu kamar lo nggak ketutup rapat, terus lampunya juga masih nyala. Kirain lo ketiduran terus lupa nutup pintu, ternyata belum tidur" jelas Hendery yang sempat membuat Gaby melongo.
Sejak pertama bertemu dengannya, ini kali pertama cowok itu berbicara dengan kalimat sepanjang itu. Dan kalau dipikir lagi, ini kali pertama mereka berbicara berdua.
"Ah, iya belum." Jawab Gaby sekenanya, suasananya jadi mendadak canggung begini.
"Kenapa? Udah jam sepuluh lewat lho ini"
"Eum, gue nggak bisa tidur kalau belum jam sebelas"
"Kenapa gitu?"
"Nggak tau"
Entah apa yang lucu tapi yang jelas Hendery terkekeh pelan mendengar jawabannya.
"Ada-ada aja, buruan tidur. Pacar lo aja udah ngorok tuh di kamar""Iya, abis ini tidur"
Cowok itu mengangguk mengerti.
"Hendery!"
Hendery yang semula berniat menutup pintu kamar Gaby jadi urung saat cewek itu tiba-tiba saja menyebut namanya.
"Kenapa?" Tanyanya dengan alis tertaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Boyfriend { Bobrok } ✓
FanfictionBoyfriend Series #1 "By" "Hm?" "Jangan senyum gitu" "Kenapa emang?" "Senyummu seolah mengajak untuk berumah tangga." Start: 20 Januari 2019 End : 26 Februari 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa