14. Tamu Bulanan

1.9K 239 7
                                    

Lucas menurunkan Gaby dari gendongan saat mereka sudah sampai di ruang tamu rumah Gaby. Lucas langsung duduk bersandar di sofa sambil mengelap pelipisnya yang basah karena keringat, capek juga dia gendong Gaby dari taman ke rumah.

Bukan karena berat badan Gaby, tapi karena cuaca panas siang hari ini yang bikin dia lelah juga gerah. Cewek itu sama sekali tidak berat, terlebih jika mengingat badannya yang cenderung kurus dan tidak terlalu tinggi.

Tak lama Gaby kembali dari dapur membawa segelas jus jeruk dan menyerahkannya pada Lucas, kemudian duduk di samping cowok itu sambil menyalakan TV.

"Segelas doang nih, By?" tanya Lucas berhasil menandaskan segelas jus jeruk.

"Ada masih di dapur, ambil aja."

Tanpa perlu disuruh dua kali Lucas langsung beranjak ke dapur, seolah rumahnya sendiri cowok itu menuju tanpa ragu. Ya gitu deh, keseringan main ke rumah Gaby buat Lucas hapal segala sudut rumah ceweknya.

"Mama sama papa kamu kemana, By? Kok nggak keliatan." Lucas bertanya sekembalinya dari dapur, kembali duduk bersisian dengan Gaby di sofa.

"Papa belum pulang kerja, kalau Mama mungkin lagi nongkrong di rumah tetangga. Biasa, ibu-ibu." jawab Gaby sambil mengganti chanel TV.

"Ck, acaranya kok nggak ada yang asik sih!" Gaby mendengus kesal. "Ini lagi ngapain dempet-dempet, jauhan! Badan bau keringat mana belum mandi jangan deket-deket aku!" katanya pada Lucas.

"Ya ampun, By. Sensi amat." Lucas menggeser duduknya, tidak seberapa jauh tapi cukup memberi jarak.

Gaby tidak membalas, sibuk mengganti chanel TV mencari acara yang menurutnya menarik untuk ditonton.

"By, boleh nanya?"

"Apaan?"

"Kamu udah dapet?"

Kening Gaby berkerut. "Dapet?"

"Maksudnya, datang bulan."

"Oh." Gaby mengangguk cuek. "Kenapa tanya-tanya?"

"Nggak, cuman mau memastikan."

Cewek itu mendelik ke Lucas yang cuman bisa cengengesan, takut Gaby marah terus ngambek kayak tadi.

"Belum dapet, mungkin nggak lama lagi."

"Oh, gitu." Lucas manggut-manggut, terus nanya lagi. "Ada mulai kerasa sakit-sakit gitu nggak, By? Atau rasa pegal? Atau---"

"Kenapa sih nanya-nanya, kepo banget kayak wartawan!"

"Bukan gitu, By." Lucas menelan ludah susah payah sebab saat ini Gaby tengah melototi dirinya. "Aku cuman mau memastikan aja soalnya dari tadi kamu sensian mulu sih, kan aku curiga kalau kamu PMS gitu."

"Kamu kok peduli banget aku PMS atau enggak? Ini kan masalah cewek bukan masalah cowok."

"Eh, bukan gitu, By." Udah deh, Lucas auto panik takut Gaby ngambek lagi.

"Udeh diem! Aku mau nonton TV."

Rasanya, Lucas nggak punya pilihan lain selain menurut.

Alhasil mereka tidak saling bicara karena Gaby sibuk menonton acara di TV sedangkan Lucas sudah masuk ke alam mimpi, tidur sambil senderan ke sofa dengan mulut setengah terbuka.

Lucas tuh tipikal orang yang bisa tidur di mana saja dan dengan posisi yang bagaimanapun.

"LUCASS!!"

Yang punya nama kaget, tentu saja. Lucas yang lagi asik mimpi honeymoon sama Gaby malah jadi terintrupsi gara-gara teriakan seseorang.

Tunggu, seseorang?

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang