30. Lucas Sakit

1.7K 191 0
                                    

Ketukan pintu dari luar berhasil membuyarkan lamunan Gaby, cewek itu buru-buru merebahkan tubuhnya dan menyembunyikannya dibalik selimut tebal saat Mama berjalan masuk menghampiri.

Gaby dapat merasakan sisi ranjang sebelah kanannya agak menurun sedikit, Mama pasti duduk disana sambil mengamati dirinya.

"Sudah tidur?" Usapan lembut di kepala Gaby rasakan, tapi dia tetap membenamkan wajahnya di balik selimut. Tidak ingin Mama melihat matanya yang kembali sembab.

"Beberapa hari ini Mama nggak sengaja ngeliat Lucas berdiri di depan pagar rumah kita" kata Mama membuka cerita, Gaby hanya diam mendengarkan dan menunggu Mama meneruskan ceritanya itu.

"Awalnya Mama kira dia mau nemuin kamu jadi Mama berniat buat bukain pintu, tapi ternyata dia cuman berdiri disana selama beberapa menit. Sambil ngeliatin jendela kamar kamu dengan tatapan sedihnya."

"Kalian ada masalah lagi?"

Entah Mama bisa menebak kalau Gaby belum tidur atau Mama hanya sengaja ingin bermonolog, Gaby tidak menyahut apa-apa tapi Mama kembali berbicara.

"Mama nggak tau pasti ada masalah apa di antara kalian. Tapi satu hal yang mesti kamu tau, dalam kehidupan ini konflik itu selalu ada. Air mata dan tawa sudah seperti nadi yang ada di setiap tubuh manusia, tidak terpisahkan. Masalah yang ada sekarang bukan untuk kamu hindari, tapi untuk dihadapi dan dicari solusi."

Mama kembali mengusap kepala Gaby yang memang tidak tertutupi selimut.

"Gaby, jangan mengira kalau yang tersakiti disini hanya kamu. Coba belajar memahami dari sudut pandang Lucas, dia juga pasti sama terlukanya."

Kalimat itu berhasil membuat Gaby termenung, baru menyadari bahwa selama ini ia terlalu sibuk menyalahkan Lucas dengan segala tingkah kekanakannya, tak memikirkan apapun alasan dibalik sikapnya itu. Sampai ia lupa bahwa disini yang menderita bukan cuman dirinya saja, tapi Lucas juga.

Sisi ranjangnya kembali ke posisi semula, menandakan bahwa Mama tidak lagi berada disana. Dan benar saja saat Gaby menyingkap selimutnya, Mama sudah nyaris keluar dari kamar.

"Ma.."

Mama menoleh kemudian tersenyum lembut. "Belum tidur?"

Gaby menggeleng pelan.
"Malam ini... boleh aku tidur sama mama?"

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kali ini langkah kaki Gaby serasa lebih ringan meski sakit hatinya belum sepenuhnya sembuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kali ini langkah kaki Gaby serasa lebih ringan meski sakit hatinya belum sepenuhnya sembuh. Setidaknya ia sudah bisa tersenyum tanpa terpaksa.

Tadi malam saat ia meminta Mama untuk tidur bersama, beliau langsung menyanggupinya tanpa pikir panjang. Kebetulan sekali Papa lembur jadi Gaby tidak perlu mendengar rengekan protes Papa saat dirinya ingin tidur dengan Mama.

Dari situ juga Gaby menceritakan semua hal yang terjad, tidak ada ucapan menghakimi yang keluar dari mulut Mama karena beliau tidak ingin memihak pada siapapun, termasuk pada Gaby.

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang