61. Pergi

1.3K 121 7
                                    

Jika ada alasan kuat mengapa Yuki lebih memilih untuk kembali ke Jakarta dibanding harus menetap di Shanghai adalah, itu karena Ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada alasan kuat mengapa Yuki lebih memilih untuk kembali ke Jakarta dibanding harus menetap di Shanghai adalah, itu karena Ibunya. Atau mungkin lebih tepatnya makam Ibunya.

Sekalipun Yuki tidak pernah melihat wanita itu secara langsung, hanya dengan berbekal foto sang Ibu yang selama bertahun-tahun ini menjadi lock screen ponselnya. Namun rasanya Yuki sangat merindukannya.

Dari dulu Yuki selalu iri dengan teman-temannya yang memiliki orang tua lengkap, bisa pergi berlibur bersama saat akhir pekan dan memakan masakan buatan sang Ibu.

Tapi sekalipun Yuki tidak akan pernah bisa mendapatkannya.

Hidupnya memang sudah mengenaskan sejak ia terlahir ke dunia. Bahkan sampai sekarang pun sama, tidak berubah.

Sekuat apapun Yuki menutupi kesedihannya dari dunia, pada akhirnya semua akan terlihat juga. Dunia akan tau seberapa menyedihkan hidupnya ini.

'Ma, izinkan Yuki bertemu Mama ya, boleh kan?'

Yuki menggumamkan kalimat itu dalam hatinya dengan penuh harap, tubuhnya condong ke depan untuk mencium batu nisan sang Ibu.

'Yuki pulang dulu' gumamnya lagi.

Yuki berbalik dan langsung mendapati Yohan yang dengan sigap mengikutinya di belakang.

Sungguh kehadiran cowok itu begitu mengganggu Yuki, kemanapun ia pergi Yohan selalu ikut. Bahkan saat di kampus pun cowok itu tidak segan menunggunya di depan kelas atau di kantin departemen-nya. Hanya saat mereka di apartemen saja Yohan tidak mengintil kemanapun.

Keputusan sang Ayah mengutus Yohan untuk menjaganya benar-benar bukan keputusan yang bijak. Apakah ia tidak berpikir bagaimana​ Yuki sangat terganggu jika ada orang asing yang tinggal seatap dengannya?

"Gue nggak ke kampus hari ini, langsung pulang aja" ucap Yuki saat mereka barusaja meninggalkan area pemakaman.

"Loh, bukannya mba Yuki ada kelas ya setengah jam lagi?"

"Nggak ada"

"Ada kok, saya baru aja ngecek jadwal mba Yuki tadi"

Ini nih yang buat Yuki tidak menyukai Yohan, sebagai seseorang yang ditugaskan untuk menjadi bodyguard untuknya, Yohan terlalu banyak bicara.

"Kalau gue bilang nggak ada ya nggak ada!"

"Jangan kebanyakan bolos mba, nanti ngulang matkul loh"

"Nggak perduli, gue mau berhenti kuliah"

"Loh, emang udah izin Pak Bos?"

Pak Bos yang dimaksud Yohan jelas adalah Papanya Yuki.

"Gue nggak butuh persetujuan dari Papa" Yuki buang muka, memilih untuk melihat ke luar jendela. "Silahkan laporin itu ke Papa, gue bakal tetap pada keputusan gue untuk berhenti kuliah"

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang