Setelah mata kuliah pertama berakhir, Gaby harus mempersiapkan diri untuk menghadapi final test di mata kuliah kedua. Itu artinya Gaby masih punya waktu sekitar tiga jam untuk belajar. Oleh karena itu ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, karena belajar di taman fakultas atau kantin bukanlah hal yang bagus.
Gaby tidak bisa belajar ketika suasana ramai, cewek itu akan memilih tempat yang cenderung sepi agar bisa fokus belajar. Oleh karenanya ia memilih tempat di perpustakaan karena disana dia bisa mem-booking sebuah ruangan khusus untuk dirinya sendiri. Ruangan itu selalu penuh setiap harinya, maka dari itu Gaby harus memesan beberapa hari sebelumnya. Untunglah ia sudah memesan tempat itu tiga hari yang lalu.
Saat sedang asik belajar tau-tau Lucas nongol dengan cengiran khas-nya di ambang pintu, Gaby sempat kaget sejenak sebelum melontarkan pertanyaan. "Kok tau aku disini?"
Lucas masuk lebih dalam, ruangan itu tidak seberapa luas namun cukup untuk menampung dua orang. Cowok itu menarik kursi dan duduk di sebelah Gaby.
"Taulah, kan aku yang nemenin kamu booking ruangan ini.""Nomor ruangannya?"
"Nanya sama penjaganya lah."
Gaby manggut-manggut aja, terus kembali memusatkan perhatiannya pada buku. Dan tanpa di duga ternyata Lucas juga ikut belajar, Gaby bahkan baru sadar kalau cowok itu membawa lembar fotocopy-an di tangannya.
"Final test juga?"Lucas mengangguk namun wajahnya terlihat kesal. "Hm-em. Matkul-nya dosen killer, dia pelit kalau kasih nilai makanya kudu belajar biar bisa lulus mata kuliahnya dia. Males banget deh kalau ngulang dan sampai ketemu itu dosen lagi."
Gaby mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan kepala Lucas. "Suka deh liat kamu belajar gini, lain kali kalau belajar jangan cuma pas mata kuliah dosen killer aja ya."
"Aku usahain ya, By. Soalnya rasa malas ku lebih besar ketimbang keinginanku untuk belajar, ehe."
"Terus gimana caranya biar kamu semangat belajar?"
"Kalau ada kamu disamping pasti aku semangat belajarnya, By."
"Itu mah akal-akalan kamu doang."
"Ih. Beneran atuh, By. Nanti kalau aku belajar temenin ya, biar akunya semangat gitu."
Lucas diam sejenak memperhatikan Gaby yang nampak tidak tenang, cewek itu berulang kali memijit bahu serta punggungnya. Oleh karena itu Lucas menggeser kursinya, memposisikan diri dengan membelakangi punggung pacarnya. Hal tersebut sontak menarik perhatian Gaby.
"Ngapain?"
"Kursinya nggak ada sandarannya, jadi kamu bisa sandaran di punggung aku biar punggung kamu nggak sakit."
Gaby tidak bicara apa-apa, namun bibirnya tersenyum seraya bersandar pada punggung Lucas. Punggung itu terasa keras juga kokoh, tidak jauh berbeda seperti sandaran kursi pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Boyfriend { Bobrok } ✓
FanfictionBoyfriend Series #1 "By" "Hm?" "Jangan senyum gitu" "Kenapa emang?" "Senyummu seolah mengajak untuk berumah tangga." Start: 20 Januari 2019 End : 26 Februari 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa