10. Libur

2.3K 267 2
                                    

Entah sudah berapa menit bel rumah Lucas berbunyi, namun sang pemilik rumah terlalu enggan untuk sekedar beranjak dari kasur dan membukakan pintu untuk tamu yang datang. Cowok itu masih asik bergelung dengan selimut, mengabaikan bel yang berbunyi dan menutup telinganya dengan bantal.

Lucas tersenyum dibalik bantal kala tidak lagi mendengar suara bel pintu yang sejak tadi membuat cowok itu menggeram kesal. Tapi sialnya kini justru ponselnya lah yang bergetar, menimbulkan bunyi yang menggangu karena letaknya yang berada di samping kepala.

Lagi-lagi ia mengabaikan, hingga pada panggilan ketiga Lucas menyerah dan menerima panggilan tersebut. Otaknya sudah terancang berbagai macam kata makian untuk orang yang sudah lancang mengganggu waktu tidurnya ini, namun sayang orang di seberang sana sudah lebih dulu menyemprotnya dengan serentetan kalimat yang memekakkan telinga.

"LUCAS! KEMANA AJA SIH DARI TADI AKU TELPONIN BARU DIANGKAT SEKARANG?! TOMBOL BEL PINTU KAMU NYARIS COPOT AKU PENCETIN TERUS DARITADI!!"

Lucas mengucap syukur atas gerakan refleksnya yang segera menjauhkan ponsel dari telinga tepat disaat cewek itu menyebut awalan namanya, karena kalau tidak ia khawatir akan terjadi sesuatu dengan telinganya sehabis diteriaki.

"By, kalem dulu. Masih pagi jangan marah-marah."

"Mana bisa kalem ini, capek tau mencet bel berulang kali sampe diliatin tetangga!" Cewek itu menarik napasnya dalam-dalam lalu hembuskan, berusaha menahan emosi yang bergejolak sejak tadi. "Baru bangun ya?"

"Ehe, iya By."

"Ck, kebiasaan banget sih jam segini baru bangun!"

"Nggak apa-apa dong, kan libur."

"Terserah deh. Buruan bukain pintunya!"

"Pintu apa, By?"

"Pintu surga! Ya pintu rumah kamu lah Sucipto! Pake nanya lagi."

Tak lama setelah sambungan telpon terputus, pintu di depannya terbuka dan menampilkan wajah bantal Lucas disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama setelah sambungan telpon terputus, pintu di depannya terbuka dan menampilkan wajah bantal Lucas disana. Cowok itu menggaruk lehernya sembari menguap kecil lalu tersenyum.

"Pagi, By." Lucas membuka pintu lebih lebar agar Gaby bisa masuk.

"Ganti baju sama celana sana. Nggak malu apa cuman pake baju tanpa lengan sama celana boxer setengah paha gitu." Suruh Gaby sembari meletakkan plastik belanjaannya di atas meja makan rumah Lucas. Lalu menaruh isinya yang kebanyakan sayur dan buah itu ke dalam kulkas.

"Nggak ah, mager, By." Lucas dengan nyaman merebahkan tubuh tingginya di sofa. Berhubung kakinya kelewat panjang, jadi ia terpaksa menekuknya agar muat disana.

Gaby menggelengkan kepala sebagai respon, tidak ingin memperpanjang. "Tadi aku ke supermarket beliin kamu buah sama sayur, aku juga beli pringles, chitato, sama susu kotak. Ah, sama ayam potong juga, biar kamu nggak kebanyakan delivery junk food." Cewek itu mengambil burger sama kentang goreng dingin dari rak kulkas, entah sudah berapa lama makanan itu berada disana. Lalu tanpa banyak berpikir membuangnya ke tempat sampah yang terletak di samping kulkas.

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang