"Ini masih jam dua pagi Ma, mana ada toko di sekitar sini yang udah buka"
"Kalau gitu kamu cari apotik yang buka dua puluh empat jam di sekitar sini"
"Tapi aku masih ngantuk, lagian ngapain sih itu anak sakit dadakan gini"
"Lucas nggak akan sakit kalau kamu bawa obat yang udah mama siapin, Deryyy"
Gaby terbangun saat gendang telinganya menangkap suara ribut dari luar kamar, karena penasaran ia menyingkap selimut yang semula menutupi tubuhnya lalu menapaki lantai yang dingin menuju pintu.
Tante Yuri dan Hendery nampak beradu argumen di sana, hingga wanita itu menjewer telinga Hendery yang membuatnya mengaduh kesakitan.
"Nggak usah bantah ya kamu kalau mama suruh, udah buruan sana berangkat!"
"Iya-iya ini Dery berangkat, nggak usah pake jewer telinga juga dong. Ntar kalau telinga Dery ngelebar gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana. Nih, kuncinya, hati-hati bawa mobil" Tante Yuri menyerahkan kunci yang disambut Hendery dengan malas. Dari wajahnya terlihat sekali raut tidak ikhlas dan setengah mengantuknya.
"Cuci muka dulu!" Teriaknya pada sang anak yang sudah mulai menuruni tangga.
"Iya!"
"Ada apa Tan?" Gaby yang semula hanya melongokkan kepala di daun pintu memutuskan untuk mendekat saat Hendery tak terlihat lagi.
"Oh, kamu kebangun ya? Maaf ya Gab, itu tadi Tante nyuruh Dery beli obat di apotik buat Lucas"
"Loh, Lucas kenapa, Tan?"
"Anak itu lagi demam, dia emang nggak tahan dingin sih. Sebenarnya bukan masalah kalau aja Dery nggak lupa masukin obat yang udah Tante siapin ke dalam tas"
"Lucas demam?"
Tante Yuri mengangguk sebagai respon. "Tapi udah Tante kompres kok, panasnya juga udah mulai turun."
"MAMAAAA"
Keduanya kompak menoleh ke asal suara, kamar Lucas.
"Lucas manggil, kamu lanjut tidur lagi aja ya"
"Tante.."
Saat wanita itu berniat pergi Gaby buru-buru menahan lengannya. "Boleh aku aja? Kesian Tante juga pasti masih ngantuk, jadi mending aku aja yang jagain Lucas"
Tante Yuri nampak berpikir sejenak, namun matanya juga tidak bisa berdusta kalau dirinya masih sangat mengantuk.
"Beneran nggak apa-apa?"
Gaby mengangguk yakin. Setelah memastikan Tante Yuri kembali masuk ke kamarnya, barulah Gaby beranjak menemui Lucas.
Cowok itu berbaring di ranjang dengan memeluk erat ujung selimut yang menutupi badannya hingga ke leher. Tubuhnya terlihat bergetar seperti orang kedinginan, padahal suhu tubuhnya panas.
"Loh, By? Kok disini?" Lucas sempat tersentak saat tangan Gaby menyentuh keningnya dengan tiba-tiba.
"Kenapa hobi banget sih sakit?" Gaby justru mengajukan pertanyaan lain.
"Aku nggak tahan dingin, By. Nggak usah khawatir gitu, ini tuh udah biasa. Paling sehari juga udah sembuh"
"Ck, siapa juga yang khawatir"
"Eeyyy... Muka kamu nggak bisa bohong lho"
Wajah Lucas pucat, tapi masih bisa tersenyum jahil pada Gaby.
"Ada yang bisa aku lakuin buat kamu?"
Lucas berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ada"
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Boyfriend { Bobrok } ✓
FanfictionBoyfriend Series #1 "By" "Hm?" "Jangan senyum gitu" "Kenapa emang?" "Senyummu seolah mengajak untuk berumah tangga." Start: 20 Januari 2019 End : 26 Februari 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa