47. Confession

1.1K 130 0
                                    

Mimpi indah Gaby harus terhenti kala ponsel miliknya berbunyi nyaring, ditambah letaknya yang dekat kepala cukup membuat cewek itu tidak punya pilihan lain selain meladeni ponsel yang sudah mengganggu ketenangan tidurnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mimpi indah Gaby harus terhenti kala ponsel miliknya berbunyi nyaring, ditambah letaknya yang dekat kepala cukup membuat cewek itu tidak punya pilihan lain selain meladeni ponsel yang sudah mengganggu ketenangan tidurnya itu.

Dengan mata setengah terpejam dan sebisa mungkin mengumpulkan nyawa, Gaby raih ponsel pintar miliknya hanya untuk dibuat meringis beberapa saat kemudian. Dia lupa kalau tangan kanannya masih terasa nyeri jika digerakkan, cewek itu berdecak lalu tanpa melihat siapa yang menelpon ia meng-swipe layar berukuran 5,5 inch tersebut.

Memilih mengabaikan panggilan yang masuk.

Saat Gaby berniat melanjutkan tidur, ponsel tersebut kembali berbunyi. Cewek itu menggeram di balik selimut tebal yang menutupi kepalanya, lagi-lagi dibuat kesal karena tidurnya harus terganggu.

"APA?!" serunya galak entah pada siapa yang menelpon karena Gaby tidak mengeceknya dulu sebelum menempelkan ponsel tersebut ke telinga.

"Busettt, galak bener kenapa dah?"

Gaby kenal nih suaranya, udah hapal di luar kepala.

"Ganggu orang tidur tau nggak!" Gaby masih saja ngegas, berbanding terbalik dengan si penelpon yang kini justru tertawa.

"Dasar kebo! Nggak kuliah lo?"

"Nggak, bolos gue"

"Sialan, kok nggak ngajak-ngajak?"

Gaby berdecak. "Kal, lain kali kalau nggak penting-penting amat nggak usah nelpon. Ganggu"

"Elaah sensi amat neng, kenapa sih? PMS ya? Gue lagi banyak pulsa ini makanya nelpon, biasanya kan juga pake sms collect. Hehe"

"Dasar nggak modal!"

Bisa didengar cengiran Haikal dari ujung telpon, "Padahal rencana gue mau nraktir lo makan abis kelar kelas"

"Tumben, ada apaan nih?"

Haikal tuh bukan tipikal teman yang suka bagi-bagi rezeki semacam nraktir makan gini, anak itu lebih sering keliatan nggak punya duit dibanding punya duit. Kalau nraktir Gaby paling cuman sebatas permen kaki satu, kalau lagi baik dikasih tiga.

Dan kali ini Haikal mau nraktir dia makan, jelas dong Gaby heran.

"Habis gajian nih, sekalian mau bagi-bagi rezeki sama lo biar ada peningkatan nggak nraktir permen kaki doang"

Ya, setau Gaby Haikal memang kuliah nyambi kerja gitu. Tapi nggak tau deh kerja apaan. Gaby sempat heran awalnya karena Iksa bilang keluarga Haikal terbilang cukup berada, bahkan katanya masih sanggup membiayai anak itu kuliah sampai S3 sekalipun.

[1] Boyfriend { Bobrok } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang