9

658 17 0
                                    

Berbagai perwakilan ekskul masuk ke setiap kelas untuk menerima anggota barunya. Termasuk juga Ekskul Silat. Putri dan Melisa berniat untuk mengikuti ekskul silat, karena mereka berdua belum mengikuti ekskul apa pun. Berbeda dengan Rahma, ia sudah mendaftar ekskul modeling, ia percaya dirinya yang mungil itu termasuk tubuh yang perfect.

#SKIP

Kring.. Kring.. Kring
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Cuaca sore ini sedang hujan. Semua murid SMA-SMK GARUDA bergegas untuk pulang karena takut sekolahnya akan banjir. Kalau sekolah banjir, otomatis kendaraan yang mereka bawa sekolah akan mogok kemasukan air knalpotnya, dan mereka akan mendorong kendaraannya sampe ke tempat yang aman.

Disisi lain, Melisa sedang duduk di depan kelas sambil menikmati hujan yang turun sambil menunggu kakaknya. Saat ia menikmati hujan yang turun ke bumi yang membuat aroma tanah yang khas, ponsel Melisa bergetar pertanda kalo ada pesan masuk.

Kakak bawel
Dek kamu pulang sendiri aja ya, soalnya kakak ada rapat Pramuka buat acara persami peserta didik baru di sekolah kakak.

Me
Lohh, kok dadakan? Trus aku pulangnya naik apa? Kan udah kesorean ini.

Kakak Bawel
Kamu naik ojek online aja, udah dulu ya. Rapat kakak akan segera dimulai.

Pesan yang barusan masuk di handphone nya hanya di read oleh Melisa. Ia cemas, karena hujan yang tak kunjung reda. Tiba- tiba

“Ekhhm” deheman seorang pria yang membuat Melisa terkejut.

“Ehh kak Nabil, belom pulang kak?” sahut Melisa ketika melihat orang itu.

“Belom, kamu kok juga belom pulang. Kenapa? Kakak kamu ga bisa jemput atau Kakak kamu masih otw?” tanya Kak Nabil.

“Kakak lagi ada rapat di sekolah nya, jadi aku disuruh pulang sendiri” jawab Melisa.

“Gue bole engga minta satu permintaan sama lo” tanya Kak Nabil.

“Permintaan apa kak?” tanya Melisa.

“Mulai detik ini, lo jangan panggil gue pakek sebutan Kak. Kalo ketemu panggil aja nama gue, soalnya gue risih dengernya” sahut kak Nabil.

“Maaf kak, kayak nya permintaan kakak belum terkabulkan. Alesan saya tidak mengabulkan permintaan kakak adalah yang pertama, kakak lebih tua dari saya, yang kedua kakak kelas saya disekolah. Jadi kalo saya panggil kakak dengan sebutan nama, murid lain bisa melihat saya orang yang kurang sopan terhadap kakak kelasnya. Sekali lagi maaf kak” jawab Melisa

“Oh gitu ya, oke gue terima” sahut Nabil.

“Gue minta permintaan satu kali lagi bole engga? Yang kali ini ga bole nolak” ucap Nabil.

“Emangnya apa kak? Kok sampe ga bole nolak?” tanya Melisa.

“Mulai sekarang, berangkat dan pulang sekolah lo gue antar-jemput gimana?” jawab Nabil.

“Maaf kak..” sahut Melisa.

“Kan gue udah bilang yang ini gabole nolak. Lagian rumah gue sama lo searah kok. Jadi lo gausa mikir ntar ngerepotin atau apa lah. Yang jelas ini permintaan gue langsung tanpa ada yang nyuruh” potong Nabil.

Melisa mendengarnya hanya terdiam

“Woyy, gue ngomong sama lo. Jangan kebanyakan ngelamun ntar kesurupan lo” ucapan Nabil yang sontak membuat Melisa terkejut.

“Ehh iya kak” spontan Melisa.

“Ayo ikut gue ke parkiran, gue mau ambil sepeda motor. Masukin sini tas sama sepatu lo biar ga basah” ucap Nabil sambil menyodorkan sebuah kantong plastik yang cukup besar. Ucapan tersebut hanya di iya kan oleh Melisa sambil mengambil kantong plastik yang diberikan oleh Nabil.

Setelah sampai di parkiran, Nabil melihat Melisa sedikit mengusap-ngusap lengan tangannya pertanda bahwa ia kedinginan. Tak banyak aksi, Nabil pun membuka jaket warna coklatnya lalu menarukan ke pundak Melisa sambil berkata:

“Nih pakek, biar ga masuk angin”.

Menyadari aksi Nabil barusan jantung Melisa terasa sedikit berdetak lebih kencang dari biasanya.

Dan Ia hanya mampu berucap “Makasi kak” sambil mengenakan jaket Nabil di tubuhnya.

“Buruan naik” ucap Nabil yang telah siap di atas motor maticnya dan Melisa menuruti ucapan tadi.

Diperjalanan pulang mereka berdua tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Melisa merasakan tangannya ada yang menarik, Ia baru sadar bahwa tangannya sudah melingkar di perut Nabil, sontak ia lalu melepaskan tangannya menjauh dari perut Nabil. Sialnya, ia kurang cepat dari tangan Nabil yang sedang menahan tangan Melisa agar tetap melingkar di perutnya.

“Jangan di lepas, gue mau ngebut” ucap Nabil. Melisa hanya pasrah menuruti Nabil.

“Kenapa jantung gue berdetak lebih cepat dari sebelumnya ya” ucap Nabil dalam hati.

“Kalo masih dingin, sandar aja di punggung gue gapapa kok” ucap Nabil sambil sedikit terkekeh.

“Ishh modus” jawab Melisa.

“Gapapa lah, sekali kali” jawab Nabil sambil sedikit terkekeh melihat tingkahnya.

Di perjalanan, Melisa menunjukkan arah rumahnya. Dan tak lama, mereka sampai di depan rumah Melisa. Melisa segera turun dari motor maticnya Nabil.

“Makasi kak tumpangannya” ucap Melisa sambil mengembalikan helm Nabil.

“Sama-sama” jawab Nabil sambil menaruh helm.

“Gamau mampir dulu kak?” basa basi Melisa.

“Oh besok-besok aja, makasi” sahut Nabil.

“Oalah iya kak, sekali lagi makasi atas tumpangannya” sahut Melisa

“Iya” tak lama setelah Nabil mengucap kan kata itu, ia bergegas mengendarai motornya untuk pulang ke rumahnya.

Lebih Dari Seorang TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang