"Lepasin pacar gue" ucap Nabil di belakang Aldo.
"Oh ini pacar baru lo" sahut Aldo sambil memegang Melisa.
"Kak Nabil?" ucap Melisa sambil berusaha melepaskan tangan Aldo dari pergelangan tangannya.
"Ayo pulang bareng gue sayang" ucap Aldo sambil berusaha memeluk Melisa dari belakang, dan Melisa pun mencoba untuk melepaskannya.
Melihat kejadian tersebut, Nabil tak bisa mengendalikan emosinya lagi. Ia segera menghampiri Melisa dan menonjok Aldo hingga ia terjatuh ke lantai.
"Cuman ini?" sahut Aldo sambil memegangi bibirnya yang keluar darah.
Bugh.Tonjok Nabil tanpa ampun kepada Aldo.
Bugh, "yang kedua peringatan untuk jangan sekali-kali ganggu pacar gue."
Bugh, "yang ketiga sebagai gantinya muka gue kaya gini gara-gara lo."
Bugh, "yang terakhir jauhin Nabila lo gapantes buat dia."
Mendengar nama Nabila. Melisa jadi teringat pesan masuk di handphone Nabil pagi tadi. Kini Nabil pun segera membawa Melisa ke parkiran.
"Pulang bareng gue" ucap Nabil saat melewati Aldo yang lemah tak berdaya.
"Kak" ucap Melisa saat akan mendekati parkiran.
"Iya" jawab Nabil sambil menghentikan langkahnya.
"Katanya ada urusan" sahut Melisa sambil berhati-hati.
"Udah selesai" jawab Nabil sambil menaiki motornya.
"Eh bentar, pakai ini dulu. Biar lo ga sakit" sahutnya sambil memberikan jaketnya kepada Melisa.
"Makasi" jawab Melisa yang lalu mengenakan jaket Nabil.
Dan mereka pun melintasi hujan yang kini turun ke bumi. Nabil menstabilkan kecepatan motornya. Dan pada akhirnya, mereka sampai di depan rumah Melisa.
"mampir dulu kak" ucap Melisa setelah turun dari atas motor Nabil.
"Engga ma.." ucap Nabil.
"Nak Nabil, ayo masuk dulu aja. Sekalian ganti baju dulu. Ntar masuk angin loh" potong Ibu Melisa yang membuka pintu.
"Engga uu.." ucap Nabil.
"Dek, Pacarnya suruh masuk dulu, diluar dingin" teriak Ibu saat setelah masuk kedalam rumahnya.
Mendengar Ibu Melisa memanggilnya dengan sebutan Pacar. Nabil pun tersenyum simpul. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam rumah Melisa.
"Ini Nak Nabil, kamu ganti pakek baju ini aja. Mudah-mudahan masih muat" ucap Ibu sambil memberikan baju kepada Nabil.
"Kamu segera mandi di kamar, biar Nabil mandi di kamar mandi dapur" ucap Ibu yang lalu diikuti oleh Melisa dan Nabil.
Tak lama, setelah mereka mandi. Nabil sedang menunggu Melisa di ruang tamu. Dan kini, Melisa keluar kamarnya sambil menyisir rambutnya yang basah.
"Kok cepet kamu, mandinya" protes Melisa sambil duduk di sebelah Nabil.
"Gue yang ke cepetan atau lo yang kelamaan" jawab Nabil sambil sedikit terkekeh.
"Nih" ucap Melisa sambil memberikan sisir rambut kepada Nabil.
"Buat?" tanya Nabil polos.
"Ya buat rambut kakak lah, tuh berantakan tuh" sahut Melisa sambil sedikit membenarkan rambut Nabil.
"Gausa pakek ini" jawab Nabil yang lalu meletakkan sisirnya dimeja. "Tapi pakek ini aja" sahutnya sambil memegang tangan Melisa dan menempatkan di rambutnya.
Dan kini, Melisa pun sedang membenarkan tatanan rambut Nabil yang basah. Setelah selesai, mereka sekarang sedang menonton televisi sambil menunggu hujan reda.
Bosan akan kegiatan ini. Nabil menempelkan kepalanya ke paha Melisa. Sontak kaget, Melisa melihat kelakuan yang dilakukan Nabil.
"Mau kemana?" tanya Nabil saat akan meletakkan kepalanya di paha Melisa.
"Emm, anu" jawab Melisa kebingungan.
"Disini aja, gue pengen tiduran bentar. Gue capek" jawab Nabil.
Melisa pun menetralkan detak jantungnya yang kini tak karuan. Selang beberapa detik, tangan Melisa mulai jail untuk memainkan rambut Nabil.
"Kak, aku bole tanya engga?" tanya Melisa.
"Hmm" jawab Nabil sambil membenarkan posisi tidurnya.
"Jadi muka kakak kemarin gara-gara Aldo" sahut Melisa sambil memainkan rambut Nabil.
"He'em" jawab Nabil.
"Kok bisa?" tanya Melisa.
"Ada waktunya, kamu akan tau semuanya" jawab Nabil.
Sekarang, Melisa sedang memikirkan kembali perkataan Nabil barusan. Didalam otaknya, sudah banyak pertanyaan yang harus ia tanyakan kepada Nabil.
"Kak tanya sekali lagi boleh engga" tanya Melisa yang kini tidak ada jawaban dari Nabil.
"Nabila itu siapa si kak?" tanya Melisa yang kini malah tidak dihiraukan oleh Nabil.
Melisa mulai kesal akan Nabil yang tidak menghiraukannya. Ia dengan cepat melihat mukanya yang kini sedang tertidur pulas.
"Pantesan aja, ditanya ga dijawab. Orangnya molor ternyata" batin Melisa sambil melihat ekspresi tidur Nabil yang damai.
Melisa pun kini masih stay di ruang tamu, ia tak bisa kemana-mana sekarang karena kepala Nabil masih berada di pangkuannya.
Terdengar pintu terbuka. Melisa langsung melihat siapa yang datang, ternyata kakaknya datang bersama pacarnya yang kini juga kehujanan. Kedua orang tersebut langsung disambut oleh Ibu dan Ibu menyuruhnya seperti Melisa dan Nabil tadi.
Setelah mereka berganti baju. Mereka kini menghampiri Melisa di ruang tamu.
"Tumben lo nonton tv" ucap Kakaknya.
"Stts" sahut Melisa sambil berusaha mengkode kakaknya.
"Oh, pantes tumben lo nonton tv karena ada Nabil toh" jawab kakaknya.
"Hmm" jawab Melisa.
"Sini, duduk sini. Ga capek apa berdiri aja" ucap Kakaknya pada pacarnya yang sedari tadi berdiri didekat sofa. Dan pacarnya pun mengiyakannya.
"Eh, ternyata anak anak ibu kumpul disini" ucap Ibu.
"Stts" sahut Melisa sambil mengisyarakatkannya untuk tidak berisik.
"Dari tadi?" tanya Ibu.
"Lumayan" Jawab Melisa pelan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Ficção Adolescente"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.