17

500 10 0
                                    

Persahabatan antara Nabil dam Melisa mulai terbentuk sejak mereka bertemu. Mereka sekarang mulai lebih dekat, saking dekatnya sampe semua teman-temannya mengira kalo mereka itu pacaran. Padahal ya tidak :(.

Setelah pulang dari sekolah, Melisa masuk ke kamarnya untuk segera berberes. Melisa mendengar ada tamu
diluar kamarnya atau dalam rumahnya.

“Ada siapa bu?” tanya Melisa sambil keluar kamar.

“Ehh Kak Alan, kangen deh. Kapan nyampe Di Surabaya” ucap Melisa sambil melihat seorang pria yang berada di ruang tamu.

“Heii, Melisa makin tinggi nih. Jadi kalah gue, waktu kecil gue yang lebih tinggi eeh sekarang gue disalip sama lo” ucapnya saat melihat Melisa.

“Kapan dateng kak?” tanya Melisa saat ikut duduk di sofa ruang tamu.

“Tadi siang sih, maunya sih langsung mampir kesini. Tapi gue tau kalo lo lagi sekolah” ucap Alan sambil mencubit hidung Melisa.

“Ishh sakit tauu, lo ga berubah Kak” sahut Melisa ke Alan. Yaps Alan adalah teman kecil Melisa.

“Ya ya dong Alan, makin cakep kan gue” goda Alan sambil menaikkan satu alisnya.

“Ishh. Eh lo ga sekolah?” tanya Melisa.

“Rencananya gue mau pindah sekolah ke sini” jawab Nabil.

“Owh” sahut Melisa.

Tak lama, Ibu datang membawa camilan dan minuman buat Alan.

“Kalian udah bercanda aja” ucap Ibu.

“Hehe iya tante” sahut Alan.

“Mari dimakan Lan, nih cemilannya Melisa lo yang bikin” goda Ibu.

“Oh iya tee, masa nih anak bisa masak. Kan waktu kecil dia bisanya cuman nangis” goda Alan sambil melihat Melisa.

“Gue bisa berubah kali” sahut Melisa.

“Hehe, canda” jawab Alan sambil mencicipi cemilannya.

“Enak” ucap Alan saat setelah mencicipi cemilan tersebut.

“Jago kan gue” sahut Melisa.

“Iya lo jago bikinnya, gue ajarin napa” jawab Alan.

“Oke, kalo gue ga sibuk ya :)” sahut Melisa.

Tak lama, Alan pun berpamitan untuk pulang.

“Tante, saya pulang dulu ya. Besok-besok saya kesini lagi” ucap Alan saat berpamitan pada Ibu.

“Kayak sama siapa aja lan, kalo pulang atau masuk ke sini jangan pakek sungkan. Anggap aja seperti rumah kamu” jawab Ibu.

“Oh iya te” sahut Alan sambil melangkah mendekati pintu.

“Gue pamit dulu ya. Assalamulaiakum” pamit Alan pada Melisa yang mengikutinya dari belakang tadi.

“Kayak sama siapa aja, orang rumah disebelah pakek pamit segala. Waalaikumsalam” ucap Melisa yang hanya di toleh oleh Alan.

“Kan gue anak yang sopan” teriak Alan saat akan memasuki pintu rumahnya yang berada disebelah rumah Melisa.

“Di iyain lah” jawab Melisa lalu ke masuk rumahnya.

Setelah mengantar Alan, Melisa masuk ke kamarnya. Lalu mengambil handphone nya di meja belajar. Ia terkejut banyak notif yang berbunyi saat ia menyalakan data selulernya.

Grub Alumni (48 pesan belum terbaca)
Grub kelas (27 pesan belum terbaca)
Kak Nabil (9 pesan belum terbaca)
Putri (2 pesan belum terbaca)
Rahma (3 Pesan belum terbaca)
Dll.

Melisa melihat app Whatsapp nya, ia memilih menekan kontak kak Nabil yang isinya.

Kak Nabil
P
Mel
Melisa
Besok jangan lupa aku tunggu di depannya rumah ya
Kok ga dibales si?
Kamu marah ke aku?
Salah aku apa ke kamu?
Marah ya?
Kalo aku punya salah, aku minta maaf ya.

Me
Dalem kak
Ohh iya kak
Maaf tadi habis ada tamu
Engga kok kak, aku ga marah ke kakak
Lagian kakak juga ga punya salah ke aku
Kalo kakak keberatan, kakak berangkat dulu aja kak

Kak Nabil
Iya
Kirain kamu marah ke aku tadi, sampe chat aku ga dibalas.
Gue ga keberatan kalo sama lo

Me
Engga kok kak
Ishh salkir ya

Kak Nabil
Engga kok

Me
Oalah iya kak makasih

Kak Nabil
Vc yuk, gue kangen liat muka lo

DEGG saat Melisa membaca pesan terakhir tersebut. Lalu Melisa segera mengangkat panggilan video dari Kak Nabil. Tak lama mereka bervidio call an sampe hampir larut malam.

Lebih Dari Seorang TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang