Didalam kelas. Nabil masih terngiang-ngiang oleh perkataan Melisa tadi.
"Ada, beberapa orang bakal bisa misahin kita dan kita pun harus mengiyakannya"
"Suatu saat itu bakal terjadi""Ashh" ucap Nabil pelan sambil sedikit menarik rambutnya sendiri.
"Lo kenapa?" tanya Adam disebelahnya.
"Ada problem dalam hubungan gue, tapi gue gatau itu apa?" jawab Nabil.
"Akhir-akhir ini kamu bikin salah?" tanya Adam menebak.
"Sepulang dari ulangtahun Gilang kemarin, masih baik-baik saja" jawab Nabil sambil mengingat.
"Terus dia whatssapp aku kyk gini" ucap Nabil lagi sambil menunjukkan pesan dari Melisa.
"Terus saat dikelas tadi? Kalian mbhas apa? Kalo boleh tau. Kalo gabole ya ga maksa" ucap Adam.
"Entah, dia perubah. Yang pertama, dia send pesan ini. Yang kedua, tadi waktu dia liat gue nunggu di ujung lorong dia puter balik. Yang ketiga, ini tadi dia diem aja setelan adegan tadi ku yakin kamu melihatnya dia bilang (Ada, beberapa orang bakal bisa misahin kita dan kita pun harus mengiyakannya.
Suatu saat itu bakal terjadi)" ucap Nabil sambil sedikit menunduk."Wahh parah si inii, kalo ga segera lo cari akar permasalahannya bakal kelar hubungan lo ditengah jalan" sahut Adam.
"Gue harus gimana lagi?" tanya Nabil.
"Bicara in baik-baik dengan Melisa. Nanti aku bakal minta tolong Putri untuk membujuknya" saran Adam.
"Thanks Dam" ucap Nabil sambil menepuk pundak Adam.
"Kalian berdua ngomongin apasi, dari tadi serius banget" ucap Rio yang sedari tadi kepo.
"Mbahas organ manusia, percuma kalo lo ikut nimbrung lo gabakal paham" sahut Adam ngasal.
"Yaela, kalo tau gitu. Gue ga nanya" sebal Rio. Dan diikuti tawa dari Adam dan Nabil.
Disisi lain, guru mapel yang mengajar di kelas Melisa tidak hadir. Otomatis kelas Melisa sekarang jamkos.
Titititt. Titititt. Titititt
Anggaplah suara telefon dari handpone Melisa."yahh" ucap Melisa pasrah.
"Siapa mel?" tanya Putri.
"Jangan kasih tau anaknya, kalo gue ditelfon orangtuanya" jawab Melisa.
"Tapi siapa?" ucap Putri kepo.
"Nanti lo bakal tau" jawab Melisa sambil mengangkat telfonnya.
(Me) Assalamualaikum
(?) Waalaikumsalam, gimana nak Melisa? Sudah siap untuk jauhin anak saya?Putri yang tak sengaja mendengarnya pun terkejut sambil mendengarkan lagi perkataan orang yang ditelefon.
(Me) Secara fisik saya masih kuat om, saya sudah berusaha menjauhi anak om. Tetapi anak om, sering menggagalkannya.
(?) Proses, perlahan Nabil akan menjauhi kamu jugaDeg.
Perkataan Ayah Nabil berhasil membuat Melisa menitikkan air mata nya. Dan Putri pun dibuat terkejut lagi, lalu Putri berusaha menguatkan Melisa.(Me) i..yaa om (jawab Melisa terbata-bata karena syok mendengar perkataannya barusan).
(?) Oh iya, dalam beberapa hari kedepan. Om minta kamu jangan bertemu dulu dengan Nabil terkecuali di sekolah ya. Karena saya akan berusaha mendekatkan dengan calonnya.Tak terbendung lagi, air mata Melisa pun menetes deras. Dan kini pun Putri ikut sedih, seolah-olah merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya.
(Me) Akan saya usahakan om
(?) Oke
Lalu telfon nya tertutup."Jadi ini yang membuat lo sedari tadi kyk gini?" tanya Putri.
"Gue udah usaha" jawab Melisa.
"Sejak kapan lo ditelfon ayahnya Kak Nabil?" tanya Putri lagi.
"Kemarin malem, setelah pulang dari ulangtahun Gilang" sahut Melisa.
"Mbahas apa?" tanya Putri semakin kepo.
"Sama. Gue harus gimana?" tanya Melisa.
"Ini berat si, udah bilang ke Kak Nabilnya langsung?" saran Putri.
"Aku gamau kalo nanti Dia berantem sama Ayahnya" jawab Melisa.
"Bagaimana pun sikon nya, kamu harus bicarakan ini dengan Kak Nabil" saran Putri lagi.
"Butuh beberapa hari, agar gue lancar ngomongnya" sahut Melisa asal.
"Terserah, pokok lo harus omongin ini semua" ucap Putri.
"Nanti saat bel pulang, gue bareng lo ya. Tapi, gue aja yang nyetir" ucap Melisa.
"Tapi? Kak Nabil tadi bilang?" tanya Putri.
"Gapapa" jawab Melisa sambil senyum simpul. Dan Putri pun tahu kalau Melisa hanya senyum palsu didepannya.
"Oke" ucap Putri.
Setelah Melisa menceritakan semuanya, ia sedikit lega karena beban yang dipikulnya tidak terlalu berat. Dan tanpa Melisa ketahui, Putri kini pun mengirimkan pesan ke Kak Adam.
Putri
"Gue udah tau alasan masalah tadi"Adam.
"Gue hanya tau beberapa"Putri
"Ntar Melisa pulang bareng gue, jadi yakinin Kak Nabil agar segera pulang juga"Adam.
Oke, ntar malem kita harus bicarakan ini lagiPutri
TerserahAdam.
Oke, loveyouPutri
IddihhDan, Putri pun menonaktifkan handphonenya dan segera menyimpannya di saku seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Teen Fiction"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.