Setelah tak melihat Putri dan Adam. Melisa kini pun menyuruh Nabil untuk duduk.
"Duduk kak" ajak Melisa pada Nabil.
"Iya" sahut Nabil sambil duduk di kursi di hadapan Melisa.
Kini terjadi keheningan diantara mereka. Dan saat Melisa hendak bangkit untuk mengambilkan minum, mata Melisa tak sengaja melihat tangan Nabil tepat di jari punggung tangannya di perban kain putih.
"Ini kenapa kak?" tanya Melisa pada Nabil yang kini duduk tertunduk.
"Biasa" jawab Nabil.
"Ngelukain diri sendiri tidak akan membuat masalah itu selesai kak" sahut Melisa yang mulai paham karena untungnya Putri kemarin cerita lewat chatting.
"Gue suka gitu, lagian rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit kamu kemarin" sahut Nabil.
"Jangan bahas itu lagi" ucap Melisa.
"Bentar kak, saya ambilkan minum" sahut Melisa lagi sambil membereskan gelas yang ada di depannya.
"Ngga usa, habis ini kamu siap-siap aja. Aku mau ngajak kamu keluar" sahut Nabil.
"Iya kak, bentar saya mau ganti pakaian dulu" sahut Melisa sambil bangkit dan masuk ke dalam rumah.
Beberapa saat kemudian, Melisa keluar dengan pakaian rapi dan kini sedang berdiri di samping Nabil yang duduk sambil memainkan handphonenya.
"Sudah?" tanya Nabil yang telah menyadari Melisa berdiri di sampingnya.
"Udah" jawab Melisa.
"Mana ibu?" tanya Nabil.
"Di dalem, tadi aku udah pamit kok. Katanya tadi ga boleh malem-malem" ucap Melisa sambil menirukan gaya ibunya.
Kini Nabil yang sedang memperhatikan tingkah Melisa. Tiba-tiba tangannya tergerak ke ujung bibir Melisa. Dsn sontak Melisa terkejut di buatnya.
"Ini senyum yang gue mau, Bee. Bukan tangisan air mata yang membuat kamu sakit" batin Nabil.
"kak" ucap Melisa menyadarkan lamunan Nabil.
"Kenapa?" sahut Melisa lagi.
"Ini tadi, lipstik kamu kelebihan" bohong Nabil.
"Ah iya, masa?" tanya Melisa sambil menahan malunya.
"Iya nih, coba liat kalau ga percaya" jawab Nabil dan langsung Melisa bergegas masuk ke dalam untuk bercermin.
"Engga usa, udah bener kok" ucap Nabil sambil mencegah Melisa agar tidak masuk lagi.
"Udah yuk Jalan" ucap Nabil sambil berjalan menuju motornya.
#SKIP PERJALANAN.
Kini mereka tiba di caffe, Melisa sangat asing, dengan caffe ini. Bahkan ini pertama kali, Nabil membawanya kesini.
"Caffe siapa kak?" tanya Melisa.
"Udah masuk aja" jawab Nabil.
Dan kini mereka memasuki caffe setelah memikirkan motornya. Dan saat di depan pintu, mereka disambut oleh pegawai caffe disana.
"Selamat datang Den, tumben baru kesini" ucap pegawai tersebut.
"Biasa Wen, lagi sibuk" jawab Nabil kepada pegawai caffe tersebut yang bernama Wendi.
"Monggo den" sahutnya sambil menutup pintu caffenya.
Melisa hanya bisa terdiam saat mendengar mereka berbincang-bincang sambil menamati seluruh isi caffe yang klasik ini dan yang cocok dengan anak milenial.
"Duduk" ucap Nabil dan diikuti oleh Melisa.
"Mau minum apa?" tanya pelayan tersebut.
"Gausa biar gue bikin sendiri" ucap Nabil sambil mengusir pelayan tersebut.
"Baik" jawab pelayan tersebut.
"Mau minum apa?" tanya Nabil pada Melisa sambil menyodorkan buku menu.
"Milkshake aja" jawab Melisa.
"Oke tunggu disini" jawab Nabil yang lalu bangkit dan menuju dapur caffe.
Dan saat Nabil pergi untuk membikin kan minuman. Melisa bertanya kepada salah satu pelayan di sana.
"Emm permisi" ucap Melisa sambil mengangkat tangannya pada pegawai tersebut.
"Iya kak, ada yang bisa saya bantu" jawab pelayan tersebut.
"Pemilik caffe nya siapa ya disini?" tanya Melisa to the point.
"Pemilik caffe disini adalah Pak Broto mbak. Namun, anaknya ada disini kok. Kalau mau kenalan nanti saya panggilkan" ucap Pelayan tersebut sambil pergi meninggalkan Melisa karena ada yang ingin memesan menu.
Tak lama, Nabil keluar dari dapur dan membawa 2 gelas minuman ditangannya.
"Nih" ucap Nabil.
"Makasii" jawab Melisa.
Terjadi keheningan diantara mereka, yang ada hanyalah suara serutan ice yang masuk kedalam mulut mereka masing-masing.
Tiba-tiba Pelayan tersebut kembali dan menyapa Nabil.
"Permisi den, tadi ada yang mau kenalan dengan Den Nabil" ucap Pelayan tersebut.
"Siapa?" tanya Nabil dan pelayan tersebut clingak-clinguk mencari keberadaan Melisa. Dan tanpa menyadari Melisa berada di belakang nya.
"Ini den" tunjukan pelayan tersebut.
"Caffe ini milik ayah kakak" ucap Melisa pada Nabil.
"Owh oke sekarang kamu boleh pergi" ucap Nabil pada pelayan tersebut dan diikuti perintahnya.
"Iya" jawab Nabil setelah melihat pelayan tersebut pergi menjauhinya.
"Sejak kapan?" tanya Melisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Teen Fiction"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.