63

89 0 0
                                    

Saat perjalanan menuju rumah, handpone Nabil berbunyi. Dan ia memarkirkan sejenak mobilnya dipinggir jalan.

"Iya Bunda?"
"Ini Nabil mau pulang"
"Baik, Nabil akan mampir ke caffe" ucap Nabil saat mengangkat telfon nya.

Setibanya di caffe, Nabil langsung masuk dan menemui Bunda yang sedang duduk sama Ayah dan satu orang perempuan disampingnya.

"Assalamualaikum" ucap Nabil sambil menyalimi Ayah dan Bundanya.

"Waalaikumsalam, baru nyampe nak. Darimana aja tadi?" tanya Bunda.

"Dari ulangtahun Gilang te, kan hari ini dia ulangtahun" ucap seorang wanita yang berada di samping ayahnya.

"Lo?ngapain disini?" tanya Nabil malas.

"Nabil, gabole gitu ya sama Clara dia kan temen kamu" ucap Ayah membela.

"Ayo duduk Nak, sini dekat bunda" ucap Bunda.

"Nabil capek bun, mau pulang aja" pamit Nabil.

"Nabil kalo kamu pulang sekarang, besok kamu harus bersedia nemenin Clara jalan-jalan" ucap Ayah Nabil dengan santai.

Mendengar perkataan Ayahnya, Nabil segera membalikkan badannya.

"Maksud ayah?" Tanya Nabil.

"Duduk" perintah Ayah pada Nabil. Dan Nabil pun menuruti apa perkataan ayahnya.

"Clara akan pindah ke kota ini, kan dia sudah lama tidak berjalan-jalan dikota ini. Kamu bisakan membawanya untuk sekedar jalan?" tanya Ayah setelah melihat Nabil duduk di dekat bundanya.

"Nabil sibuk yah, cari orang lain saja" jawab Nabil santai.

"Ya gabisa begitu, bagaimanapun dia itu temen kamu toh. Masa harus orang lain yang nganterin" tolak Ayah.

'Tapi yah?" ucap Nabil.

"Gabole pakek tapi-tapi" potong Ayah.

"Gapapa om, nnti Clara bisa kok jalan sendiri" ucap Clara.

"Tuh" sahut Nabil.

"Gapapa Clara, Nabil bisa kok temenin kamu jalan" bujuk Ayah pada Clara.

"Bun" rayu Nabil pada Bundanya.

"Turuti saja ya nak" sahut Bunda pada Nabil.

"Tapi bun" ucap Nabil.

"Masalah Melisa, Ayah saja yang ngomong" sahut Ayah.

"Gausa yah, Nabil bisa ngomong sendiri" tolak Nabil sambil bergegas menuju parkiran.

"Clara besok nunggu kamu jam 7malam" ucap Ayah pada Nabil.

Disisi lain, ada seorang gadis yang tengah membersihkan kamarnya yang akan ia tempati untuk beristirahat.

Tititit tititit tititit
Anggaplah dering nada telefon dari handphone Melisa.

"Siapa toh? kok nomor gadikenal" ucap Melisa sambil mengangkat telefon nya.

"Hallo, Waalaikumsalam"
"Oh benar om"
"Apa om?"
"Baik saya akan usahakan"
"Saya akan usahakan om"
"Waalaikumsalam"

Setelah telfon nya terputus, Melisa pun melempar tubuhnya ke kasur. Terdengar berkali-kali nada dering telefon tak ia hiraukan. Kini ia syok, dengan perkataan orang yang berada di telfon tadi.

#SKIP

Keesokan harinya, Melisa berangkat ke sekolah diantar kakaknya. Tapi tenang saja karena ia setelah Sholat Subuh tadi sudah mengirimkan pesan kepada Nabil.

Me
Hari ini dan seterusnya gausa dijemput. Saya akan pergi ke sekolah bareng kakak

Tak butuh lama, Nabil pun membaca pesannya dan sedang typing. Melisa segera menonaktifkan handponenya sehingga ia tak menerima pesan apapun lagi.

Setibanya disekolah. Melisa bergegas menuju kelasnya untuk menghindari seseorang.

"Aman, motornya belum ada di parkiran berarti ia belum sampai" batin Melisa.

Namun, dugaan Melisa salah. Ada seseorang yang sedang menunggunya di ujung lorong.

"Aduh, harus muter nih" panik Melisa dan segera putar balik.

"Loh, kok muter sih?" tanya Nabil heran.

"Semoga ga ngejar, semoga ga ngejar" doa Melisa dalam hati.

"Heii" teriak Nabil yang akan mengejar Melisa. Namun, sayang ia dimintai tolong oleh gurunya.

Setibanya dikelas, Melisa duduk dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Dan, syukurlah Putri dan Rahma tidak menanyakan hal-hal aneh.

#SKIP JAM ISTIRAHAT

"Ngapel bil?" tanya Rio.

"Iya, mau ikut?" ucap Nabil.

"Boleh" sahut Rio.

Dan jangan tanyakan keberadaan Adam, karena ia sudah mendahului Nabil dan Rio untuk ke lantai atas.

Setibanya dikelas Melisa. Nabil dan Rio pun masuk seperti biasanya, tanpa permisi dll dan langsung duduk di tempat biasa ia duduki saat jam-jam istirahat.

"Pantesan lu, gua cariin gaada. Ehh udah duluan" ucap Rio pada Adam.

"Gue tadi itu ke kamar mandi dan ngedenger bel bunyi ya sekalian lah" sahut Adam ngasal.

"Sa ae lu tong" jawab Rio.

Disisi lain, saat teman-temannya asyik ngobrol. Nabil yang duduk di sebelah Melisa pun kini sedang berusaha memegang tangan Melisa yang kini ia sibuk menulis pelajarannya.

Dan, akhirnya kini berhasil menyentuh tangan kiri Melisa. Dan si pemilik tangan pun tidak menoleh nya sedari tadi.

Bingung mau ngapain, Nabil kini pun memainkan tangan Melisa dan sesekali mengecupnya. Namun, si pemilik tangan kini pun masih sibuk dengan catatannya.

"Heii" ucap Nabil pelan sambil mengecup punggung tangan Melisa.

"Bby" ucap Nabil lagi namun tak dihiraukan dengan Melisa.

"Kamu kenapa toh?" tanya Nabil dan Lagi-lagi Melisa tidak meresponnya.

"Aku tau kok kamu denger aku ngomong" ucap Nabil yang kini berbicara sendiri namun tanggannya masih memainkan jari Melisa.

"Kamu kenapa toh? Kamu laper/kamu puasa? Kamu sakit? Kamu marah sama aku? Kamu ..." ucap Nabil menebak sambil mengarahkan pandangannya ke Melisa.

"Kalo aku ada salah, aku minta maaf" ucap Nabil serak dan menempelkan punggung tangan Melisa ke pipinya. Dan kini punggung tangan Melisa, sedikit basah karena ada air yang jatuh ke pipi Nabil.

"Engga" ucap Melisa sambil mengusap air mata Nabil.

"Terus kenapa kamu tadi? Tadi pagi kamu putar balik saat udah sampai lorong. Terus barusan kamu diem aja" ucap Nabil yang kini memegang kedua tangan Melisa.

"Gapapa" jawab Melisa singkat, padat, dan jelas.

"Gamungkin" ucap Nabil. Dan kini Melisa pun ingat akan Suara yang menelponnya kemarin.

*Flashback

Saat menerima telefon.

Lebih Dari Seorang TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang