Sesampainya di tempat pesta, Nabil dan Melisa segera memasuki area untuk menemui si yang punya acara.
Saat beberapa langkah setelah memasuki gerbang.
"Hei" sapa seseorang di sebrang.
Dan sontak, Melisa dan Nabil pun menoleh ke arah orang tersebut.
"Siapa?" tanya Melisa yang merasa asing akan wajah tersebut.
Tak sempat Nabil menjawab dan seseorang tersebut memeluk Nabil seolah mereka sudah akrab.
Dan Nabil pun terkejut akan perlakuan tersebut, dan Kini mata Nabil melihat ke Melisa dan berusaha melepas pelukan orang ini.
Kini, mata Melisa pun berkaca-kaca melihat adegan didepannya secara live. Gimana orang ga sedih, jika melihat pacarnya berpelukan dengan wanita lain.
"Hei, kenapaa?" tanya Nabil yang langsung tangannya mengarah dan mengusap air mata Melisa.
"Hai Nabil? where are you?" ucap seseorang yang memeluk Nabil tadi.
Nabil tak menghiraukan seseorang tersebut, karena ia sekarang sedang fokus ke orang yang dihadapannya.
"Heii, maaf" ucap Nabil lirih.
Dan kini Melisa mengusap air matanya sendiri dan sedikit berlari menuju keluar.
Nabil pun langsung menyusulnya, dan ia pun kini menggenggam lengan Melisa.
"Maaf" ucap Nabil sambil berlutut dihadapan Melisa.
Tangan Melisa pun terarah untuk menyuruh Nabil berdiri.
"Tadi siapa?" tanya Melisa.
"Itu tadi.." jawab Nabil.
"hi Nabil, why are you running? and who is this woman?" potong seseorang yang memeluk Nabil tadi.
"Clara, berhenti mengejar saya. Saya hanyalah teman kecilmu dulu. Dan ini Melisa pacar saya, saya gamau Melisa salah paham" perjelas Nabil.
"Ohh Nabil, ini pacar kamu. Apakah kamu tidak bisa mencari wanita yang lebih cantik dari wanita ini" ejek Clara.
"Emang saya ga cantik kok, dan banyak wanita di luaran sana yang jauh lebih cantik dari saya" jawab Melisa dengan spontan.
"Ohh iya, kamu benar. Sebaiknya Nabil menjalin hubungan dengan wanita yang setara dengannya. Apa jangan-jangan kamu guna-guna dia, agar dia jatuh cinta padamu" sinis Clara.
"Stop Clara, kamu sudah keterlaluan" bentak Nabil.
"Nabil berani sekali kamu membentak saya" ucap Clara.
"Ayo" ucap Nabil sambil menggandeng tangan Melisa ke yang punya acara dan segera pulang agar tidak bertemu dengan Clara lagi.
Setelah tiba di parkiran. Nabil dan Melisa pun masuk ke dalam mobil.
"Ucapan Clara tadi, gausa dimasukin ke hati ya" ucap Nabil sambil mengelus rambut Melisa sebelum melajukan mobilnya.
"Maaf soal yang tadi" ucap Nabil lagi.
"Gapapa" jawab Melisa singkat.
"Dia tadi Clara, temen kecil aku dulu. Saat akan memasuki sekolah SD, Clara diajak orangtuanya untuk pindah keluar negeri. Dan semenjak itu, aku sudah ga bertemu lagi dengannya. Dan, hari ini dia balik lagi Ke Indonesia. Entah dengan maksud dan tujuan apa. Dan tadi..." perjelas Nabil agar Melisa tidak salah paham.
"Stt" potong Melisa sambil jadi telunjuk nya di bibir Nabil.
"Iya aku percaya. Sudah lupakan aja kejadian tadi" ucap Melisa.
"Hemm, makasii karena kamu udah percaya sama aku" jawab Nabil dan lalu memeluk Melisa.
Dan kini, Nabil pun mengantarkan Melisa untuk pulang ke rumahnya.
Saat diperjalanan menuju rumahnya Melisa, sadari tadi handphone Nabil berbunyi pertanda ada telfon masuk dari seseorang.
"Angkat aja dulu, sapa tau penting" ucap Melisa saat Nabil tengah menyingkirkan handponenya.
"Nomornya ga dikenal?" tanya Nabil dan menunjukkan handphone nya ke Melisa.
"Angkat aja" sahut Melisa. Dan Nabil pun memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
Setelah mematikan mesin mobil, Nabil segera menggeser tombol hijau di layar handphonenya, dan mulai mengeluarkan kata dan tak lupa Nabil nekan tombol speaker biar gaada salah paham.
"Halo?" ucap Nabil.
"Heyy Nabil, I miss your voice" sahut seseorang di sebrang sana yang sedang menelfon Nabil.
"Siapa?" tanya Melisa.
Nabil pun terheran, karena nomornya tak dikenal namun orang ini tau identitas nya.
"Entah" jawab Nabil sambil mengangkat bahunya.
"Hey, kamu masih disitu" ucap si penelfon tadi.
"Maaf, kayaknya ada salah sambung" ucap Nabil.
"No no, I tidak salah sambung. Ini benar suara Nabil yang saya kenal" ucap si penelfon tadi.
"Are you sure?" tanya Nabil yang semakin heran dengan si penelfon ini.
"Yes, Nabil kau tidak ingat saya. Bahkan barusan tadi kita bertemu" jawab Si penelfon yang tak lain adalah Clara.
Setelah mendengar nya, Nabil segera mengakhiri telfonnya.
"Lah, kenapa?" tanya Melisa bingung.
"Gapapa, mampir ke counter ya beli kartu" ucap Nabil sambil mengelus pelan rambut Melisa.
Dan Melisa pun hanya bisa mengangguk, di perjalanan muka Nabil terlihat tidak tenang seolah-olah panik. Menyadari hal itu, Melisa pun memberanikan bertanya padanya.
"Hei, kenapa? sakit?" tanya Melisa sambil memegang kening Nabil.
"Engga kok" jawab Nabil.
"Kelihatannya kok sadari tadi ga tenang gitu?" tanya Melisa to the point.
"Be.. ner gapapa kok" jawab Nabil terbata-bata.
"Hei, kalo ada apa-apa cerita dong" ucap Melisa sambil tangannya memegang dagu Nabil untuk menoleh padanya.
"Gapapa sayangg" jawab Nabil sambil memegang tangan Melisa sambil menciumnya. Dan ga dilepas tangan Melisa meski ia fokus menyetir.
"Eh itu ada counter yang masih buka, jadi beli kartu ga?" tanya Melisa saat melihat dipinggir jalan.
"Ehh iya, bentar ya. Aku mau kesana dulu" pamit Nabil dan langsung keluar menuju ke tempat counter tersebut.
Dan kini tinggallah Melisa sendirian di mobil, dan ia sadari tadi mendengar notifikasi masuk dari handphone Nabil.
Dengan penasaran...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Fiksi Remaja"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.