"Gapapa" jawab Melisa singkat, padat, dan jelas.
"Gamungkin" ucap Nabil. Dan kini Melisa pun ingat akan Suara yang menelponnya kemarin.
*Flashback on
Saat menerima telefon.
(?) Hallo, Assalamualaikum
(Me) hallo, waalaikumsalam
(?) Apa benar ini nomor telfon Melisa?
(Me) oh benar om
(?) Om boleh minta permintaan engga ke kamu?
(Me) apa om?
(?) Om minta kamu jauhin Nabil ya, om tau ini berat buat kamu. Tapi, Nabil udah saya jodohin dengan anak teman saya. Dan saya harus berhutang budi kepadanya karena ayahnya telah mengganti kerugian besar di perusahaan saya
(Me) Baik saya akan usahakan (ucap Melisa sambil mulutnya bergetar dan air mata nya jatuh tanpa aba-aba)
(?) Om tau ini berat buat kamu, tapi ini demi kebaikan kita semua. Om tidak menuntut kamu untuk langsung menjauhi Nabil. Om akan beri kamu waktu sampai kamu siap dan pergi dari kehidupan anak saya. Om paham sekali kamu anak baik, dan kamu layak mendapatkan yang terbaik juga.
(Me) Saya akan usahakan om (jawab Melisa sambil menahan tangisnya agar tidak mengeluarkan suara)
(?) Om harap kamu paham, ingat om tidak menuntut kamu agar cepat-cepat menjauhi anak saya. Tetapi, kamu paham akan dengan kondisi yang saya maksud tadi. Saya kira cukup. Wassalamualaikum
(Me) Waalaikumsalam. (Melisa melempar handphonenya ke sembarang tempat dan malam itu berhasil membuat Melisa menangis tanpa henti.#Flassback off
"Heii" ucap Nabil sambil memandangi lebih detail wajah Melisa.
"Hmm" jawab Melisa malas sambil berusaha untuk tidak meneteskan air matanya.
"Kamu habis nangis? mata kamu sedikit bengkak. Kamu kenapa toh? Kalo ada apa-apa cerita pliss. And kalo aku ada salah aku minta maaf. Pliss jangan diemin aku begini" cerocos Nabil dan tak sengaja Putri, Adam, Rahma, dan Rio mendengar perkataan Nabil barusan.
"Ada apa tuh bocah?" tanya Adam.
"Entah, jangan diganggu dulu. Mungkin ada something" jawab Rahma.
"Penasaran uee" sahut Rio.
"Lebih baik kita diem aja dah, daripada ntar suasananya makin keruh" ucap Putri.
Dan kini, Melisa pun tak sanggup menahan air matanya yang kini mulai turun ke pipinya dan segera ia mengusapnya dengan cepat.
Nabil pun mendekatkan dirinya lagi, dan segera memeluk Melisa tanpa seiizin Melisa.
"Kalo aku punya salah, aku minta maaf. Lagi-lagi aku bikin kamu nangis. Aku memang brengsek, aku ga becus jadi pacar yang baik buat kamu" ucap Nabil sambil sedikit mengencangkan pelukannya.
"Kamu gasalah, tapi kita yang salah. Kenapa kita harus dipertemukan kalo akhirnya bakal seperti ini" ucap Melisa dalam hati.
"Aku brengsek ya, aku bikin kamu nangis terus. Ayo tonjok aku sekuat kamu, tonjok mel ayoo" perintah Nabil setelah melepas pelukannya dan ia mengarahkan tangan Melisa ke pipinya.
"Lah lah makin jadi aja tuh bocah" ucap Rio yang sedari tadi memperhatikan gerak - gerik Nabil dan Melisa.
"Jangan kepo pliss" sindir Rahma.
"Ayo mel, ayoo" ucap Nabil sambil sedikit meninggikan suaranya.
Melisa pun segera melepaskan tangannya dari genggaman Nabil dan kini ia melihat Nabil memejamkan matanya karena seolah-olah Melisa akan menamparnya. Alhasil, tidak Melisa kini membalasnya dengan pelukan erat di badan Nabil dan tak lama Nabil pun membalasnya dengan senang hati.
"Kamu kenapa toh?" tanya Nabil yang kini sambil mengelus kerudung Melisa dan sesekali menciumnya.
"Aku gamau, kamu jauh dari aku" jawab Melisa serak sambil mengencangkan pelukannya.
"Gaakan ada yang bisa pisahin kita" sahut Nabil setelahnya.
"Ada, beberapa orang bakal bisa misahin kita dan kita pun harus mengiyakannya" ucap Melisa.
"Hei" ucap Nabil sambil melepaskan pelukannya.
"Siapa yang bisa bilang begitu, kalo itu benar-benar terjadi aku gabakal siap" sahut Nabil lagi.
"Siap ga siap harus siap. Ini hanyalah masalah waktu" ucap Melisa.
"Mbahas apa ini, aku gapaham" ucap Nabil kikuk.
"Suatu saat itu bakal terjadi" sahut Melisa sambil mengelus jemari Nabil yang sedari tadi memegang tangannya.
Kringg. Kringg.. Kringg
Bel istirahat sudah selesai pun berbunyi."Maksudnya apa?" tanya Nabil semakin penasaran.
"Bil, buruan balik kita ada kelas Pak Gito" ucap Rio.
"Maksudnya apa?" tanya Nabil lagi.
"Gapapa. Buruan ditinggal noh sama Kak Rio dan Kak Adam" jawab Melisa singkat yang lalu segera mengusir Nabil dari tempat duduk Rahma.
"Aku tunggu kamu pulang sekolah" ucap Nabil lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Teen Fiction"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.