54

330 4 1
                                    

"Iya" jawab Nabil setelah melihat pelayan tersebut pergi menjauhinya.

"Sejak kapan?" tanya Melisa.

"Udah lumayan, yah sekitar 3bulan yang lalu" jawab Nabil.

"Owh" jawab Melisa.

"Ikut gue" ucap Nabil yang langsung bangkit dari tempat duduknya setelah melihat siapa yang datang dari arah pintu masuk caffe.

"Kemana?" tanya Melisa dan tanpa basa- basi Nabil pun menarik tangan Melisa untuk pergi ke ruangan karyawan.

"Ada apa?" bisik Melisa pada Nabil.

"Stts" ucap Nabil sambil meletakkan jari telunjuknya ke arah mulut Melisa dan sambil menamati seseorang.

"Itu siapa?" tanya Melisa sangat pelan, ketika ia melihat ke arah yang Nabil lihat.

"Kayaknya cewek yang kemarin" tebak Melisa karena tidak ada jawaban dari Nabil.

"Kenapa harus sembunyi?" tanya Melisa pada Nabil yang kini berada di sampingnya.

"Gue ga mau lo marah lagi ke gue" jawab Nabil pelan.

"Tapi kenapa?" tanya Melisa.

"Dia mantan gue, dan kamu tau itu kan?" tanya Nabil dan diikuti anggukan pelan dari Melisa. "Dia barusan pulang dari Malaysia, dia balik ke Indonesia karena lagi liburan" lanjut Nabil.

"trus?" tanya Melisa.

"Dia kesini, mangkannya gue males kalau harus ketemu sama dia disini" ucap Nabil.

"terus kita disini sampai kapan?" tanya Melisa.

"Sampai dia balik" sahut Nabil.

Dan tak lama, setelah melihat sosok perempuan itu mondar-mondir tak jelas, sosok perempuan itu pun pasrah dan akhirnya meninggalkan caffe tersebut.

"ayo keluar" ucap Nabil.

Namun tak ada jawaban dari Melisa. Nabil pun memutuskan untuk menoleh nya.

"ya ampun, kamu pasti kecapean" ucap Nabil sambil memegang kepala Melisa yang berada di punggungnya tadi.

Nabil kini pun menggendong Melisa di tangannya. Dan kini mereka keluar dari caffe tersebut, entah beberapa pasang mata yang melihat kejadian ini.

Nabil pun kini menidurkan Melisa di mobilnya. Ia sempet meminjam mobil caffe untuk membawa Melisa pulang.

Keesokan harinya.

Tin..tin..
Bel motor Nabil berbunyi, pertanda ia sudah datang.

Melisa bergegas menuju ke pintu, Setelah ia berpamitan dengan kedua ortunya.

"Udah?" tanya Nabil.

"Syudah" jawab Melisa.

"Udah sarapan?" tanya Nabil.

"Udah" jawab Melisa.

"Pentes" sahut Nabil.

"Pantes kenapa?" tanya Melisa.

"Tambah gemuk" ledek Nabil.

"Ish" kesal Melisa.

"Engga engga canda" rayu Nabil.

"Bodo" jawab Melisa.

"Canda tadi Bee" sahut Nabil.

"..." Tak ada jawaban dari Melisa.

"Nih" ucap Nabil sambil mengusap pelan sudut bibir Melisa.

Melisa pun kini melihatnya, dan ternyata mulutnya belum sempat ia bersihkan tadi.

"Maaf ya" ucap Nabil.

"Makasi" jawab Melisa dengan malu.

"Yaudah yuk brangkat" ucap Nabil.

Taklama, mereka berdua sampai disekolah. Dan mereka pun masuk ke kelasnya masing - masing.

Tak lama bel masuk pun berbunyi, dan semua murid berhamburan masuk kelas.

Dan kini terdengar suara sound dari per kelas, bahwa ada panggilan ketua kelas untuk segera berkumpul di depan ruang guru.

Dikelas Melisa, kebetulan ketua kelasnya tidak masuk hari ini, dan terpaksa Melisa pun menggantikannya, padahal dia juga bukan pengurus kelas ini.

Melisa pun keluar dari kelasnya, dan turun segera untuk berkumpul di depan ruang guru.

Saat sedikit berlari menuju ruang guru, Melisa hampir saja terjatuh karena lantainya masih licin. Namun, berhasil ditangkap oleh seseorang.

"Aaaa" teriak Melisa.

"Kok gue ga sakit ya" batin Melisa sambil perlahan membuka matanya. Dan dilihatnya pria di dekapan nya sedang tersenyum simpul. Dan Melisa pun kini langsung spontan berdiri.

"Hati-Hati" ucap pria tersebut.

"Makasi" sahut Melisa.

"Sama-sama" jawab Pria tersebut.

"Ketua kelas juga?" tanya Melisa spontan.

"Iya, ayo segera ke sana. Itu udah mau absen kayaknya" ucap pria tersebut lalu melangkah meninggalkan Melisa.

"Eeh iya" jawab Melisa gugup sambil mengikuti langkah pria tersebut.

Saat clingak-clinguk tidak kebagian tempat duduk. Melisa pun akhirnya berdiri sambil mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh bapak dan ibu guru.

"Lo duduk sini" ucap pria didepan Melisa.

"Ehh gausa, kamu aja. Kan kamu yang datang awal" jawab Melisa.

"Gue cowok, gue harus perlakuin cewek dengan baik" jawab cowok tersebut sambil berdiri dan mempersilahkan Melisa untuk duduk dan ia berdiri tepat dibelakang kursi Melisa.

"Makasi" ucap Melisa.

"Ma sama, Gue Vito ketua kelas X tkj1" ucapnya.

"Gue gatanya" batin Melisa.

"Melisa, gue sebenernya bukan ketua kelas apalagi pengurus kelas. Gue hanya bosen dikelas, jadi gue kesini deh" ucap Melisa sambil sedikit terkekeh.

"Pantes, ga pernah liat kamu kumpul" ucap Vito.

"Oke anak-anak sekian pengumuman dari bapak, bapak akhiri dan selamat kembali ke kelas masing-masing" ucap Pak Kepsek.

Pengumuman yang diberikan hanyalah, untuk kegiatan besok ada UAS.

"Cuman gini aja, suruh ketua kelas biat ngumpul" gerutu Melisa.

"ya biasa lah. Guru kan gitu" ucap Vito tiba-tiba.

"Oh iya gue duluan ya" sahut Vito dan langsung melangkahkan kaki menuju kelasnya.

Melisa sempat terpesona dengan Vito yang baru saja ia kenal hari ini. Ia cowok yang baik, namun terlihat dingin dan cuek saat orang disekitarnya tidak mengenalnya lebih dalam. Ia yang selalu mengenakan jaket levis dan seragam yang tertutup jaketnya itu pun dikeluarkan. Hampir mirip dengan cowok "Bad Boy", namun ia berbeda.

Lebih Dari Seorang TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang