"Gue mau pergi" ucap Nabil yang lalu bangkit namun dicegah oleh wanita disebelahnya."Gue gamau lo pergi lagi" ucap wanita tersebut.
"Bukannya lo yang pergi dari gue" ucap Nabil sinis.
"Gue kali ini gaakan pergi lagi dari kamu" sahut wanita tersebut.
"Gue udah punya cewek" jawab Nabil yang lalu bangkit meninggalkan wanita tersebut.
Disisi lain, Melisa yang kini wajahnya sembab karena air mata yang turun deras tanpa izin si pemiliknya.
"Lo disini aja dulu" ucap Putri sambil menarik tangan Melisa untuk duduk tepat disampingnya. Yang jaraknya agak jauh dari caffe tadi.
"Udah, jangan nangis" sahut Rahma sambil mengusap air mata yang turun di pipi Melisa.
"Bener - bener brengsek tuh Nabil" ucap Rio yang emosinya tak terkendali.
"Kita gaboleh negativ thinking dulu" ucap Adam yang menenangkan Rio.
"Gue mau pulang" ucap Melisa lirih.
"Lo ga bakal gue pulangin, kalau lo masih gini. Lo bakal ditanyain sama bapak ibu lo" sahut Putri.
"Gue sakitt putt" ucap Melisa yang lalu meletakkan kepalanya ke pundak Putri sambil menangis.
"Lo gabole patah hati dulu. Lo harus mau ngedengerin penjelasan dia, Mel" ucap Putri menenangkan Melisa.
"Gue gamau dengerin apa apa lagi. Dan yang gue saksikan itu kenyataannya Put" isak Melisa.
"Kami ngerti, oke sebaiknya kamu pulang sekarang" sahut Adam.
"Tapi lo janji, sesampainya di rumah lo gabole terlihat sedih di depan orang tua lo" ucap Putri dan diangguki oleh Melisa sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Kini, Adam, Rio, Rahma, dan Putri mengantar Melisa sampai rumah. Dan mereka kini pun sudah memasuki rumah Melisa karena disuruh oleh ibu Melisa.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar, kini Melisa yang sedang bercanda dengan teman-temannya pun segera bangkit untuk membukan pintu.Melisa kini sudah membuka knop pintu dan terkejutnya ia karena yang datang adalah pria yang membuat dadanya sesak.
"Siapa mel?" tanya Putri sambil memghampiri Melisa.
"Pergii! Gue ga mau lo ada disini" teriak Melisa saat melihat wajah Nabil.
"Mel, gue bisa jelasin" ucap Pria tersebut yang tak lain adalah Nabil.
Mendengar suara teriakan Melisa, kini Adam, Rio, dan Rahma pun menghampiri Melisa yang berada di ambang pintu bersama Putri.
"Gue gamau dengerin penjelasan siapa pun" ucap Melisa sambil terisak.
"Gue.." ucap Nabil.
"Mending lo pergi dulu Bil. Melisa lagi butuh waktu untuk sendiri" ucap Adam yang kini berada di sebelah Nabil.Dan Rio pun keluar dan kini ia jga berada di sisi Nabil.
Brakk
Suara pintu tertutup dengan sangat keras di telinga mereka."Udah mel, tenangin diri lo" ucap Putri.
"Gue gamau liat dia lagi" sahut Melisa. Dan yang Melisa katakan benar, wanita mana yang sanggup jika pacarnya dipeluk wanita lain sedangkan pacarnya hanya diam saja atau tidak berontak.
"Okeoke sekarang lo minum dulu nih" ucap Rahma sambil memberikan segelas air.
Disisi lain, kini Nabil masih berada di depan rumah Melisa ditemani oleh Adam dan Rio.
"Gue bodoh. Gue sangat bodoh" ucap Nabil sambil meninjukan tangannya ke tembok dan kini darah segar dari tangannya pun menetes.
"Gue bodoh" sahutnya lagi dan tanpa berhenti melakukan kejadian tadi. Hingga ia pun tak memperdulikan darah segar dari tangannya menetes di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Teen Fiction"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.