Bel pulang sekolah berbunyi.
Kini Melisa dan Putri pun bergegas menuju parkiran dengan sekidit berlari.
Dan, alhasil rencana mereka gagal karena Nabil, Adam, dan Rio kini masih nongkrong di depan kelasnya."Eh bil? Liat noh" ucap Rio sambil menunjuk Melisa dan Putri tergesa-gesa saat menuruni tangga.
"Adapalagi ini" ucap Nabil pelan namun sempat terdengar oleh Adam.
"Kejar" sahut Adam lalu mereka berlari mengejar Melisa dan Putri.
Sesampainya diparkiran, Melisa bergegas melajukan motornya Putri dan Putri pun hanya mengikuti Melisa. Namun, Putri mempunyai rencana lain.
Saat dibonceng Melisa, Putri diam-diam mengirim pesan kepada Adam.
Putri
Kalo ngejar keburu telat, aku akan mengalihkan perhatian. Kalian datang saja ke taman deket rumah Meilisa. Nanti aku kesanaSaat Nabil dan Adam menaiki motornya, Adam sempat melihat handphone nya.
"Bil bil" ucap Adam.
"Buruan dam, ntar keburu jauh" sahut Nabil panik.
"Tenang dulu, liat ini" ucap Adam sambil menunjukkan pesan dari Putri.
"Huftt untunglah" jawab Nabil lega.
"Kalian harus bicarain ini. Ini waktunya lo jelasin semua biar gasalah paham" ucap Adam sambil menepuk pundak Nabil.
"Tapi, gue gatau gue salah apa" tanya Nabil.
"Coba omongin baik-baik dulu aja. Oh iya, ntar kalo udah sampai taman jangan bilang kalo Putri yang ngasih tau kita ya" sahut Adam.
"Oke" jawab Nabil yang lalu mengemudikan motornya.
Disisi lain, saat hendak sampai di rumah Melisa.
"Eh Mel, ke taman yuk" ajak Putri.
"Ngapain?" tanya Melisa.
"Gue tau lo butuh refreshing, dan pastinya waktu lo ga kebuang buat mikirin perkataan bokapnya Kak Nabil" bohong Putri.
"Emm. Bole" jawab Melisa yang lalu melajukan motornya di taman.
"Semoga mereka belum dateng" ucap Putri dalam hati.
Sesampainya di taman, akhirnya benar Nabil dan Adam pun belum datang karena belum melihat motornya terparkir di area taman.
"Yukk" ajak Putri.
"Bentar napa, benerin hijab dulu" sahut Melisa.
"Lama kali kau, oke sekarang gue mau beli minum lo tunggu gue di kursi itu. Ingat jangan tinggalin gue karena mentang-mentang rumah lo deket" ancam Putri.
"Iyaiya" jawab Melisa yang kini masih membenarkan posisi hijabnya.
Disisi lain, sebenarnya Nabil dan Adam sudah tiba sedari tadi. Mereka rela menyamar hingga memakai kacamata agar tidak dicurigai. Dan, mereka tidak memilih untuk langsung parkir karena nanti bakal ketahuan.
"Tuh, waktu lo beraksi saat Melisa duduk yang diarahkan Putri tadi" ucap Adam sambil membenarkan kacamata nya.
"Oke" jawab Nabil.
Kini Melisa pun duduk di kursi yang ditunjuk Putri tadi, sambil memainkan handphonenya.
Dan waktunya Nabil beraksi, sambil berjalan di belakang Melisa agar tidak terdengar suara langkah kakinya. Dan, tiba-tiba Nabil menghentikan langkah kakinya saat adaa bunyi handphone.
Tititt. Tititt. Tititt
Anggaplah Suara handphone Melisa berbunyi. Dan Nabil pun sudah berada tepat dibelakangnya.(?) hallo
(Melisa) iya om?
(?) Nabil sama kamu?
(Melisa) tidak om, saya masih berusaha untuk menghindarinya.
(?) Bagus kalo begitu. Om harap kamu bisaNabil pun geram, saat mendengarkan perkataan orang di depannya dan seseorang yang berada di telfon itu. Namun, ia memilih untuk diam dahulu agar ia mengetahui semuanya.
(Melisa) jujur ini sangat berat bagi saya om
(?) kamu pasti bisa, kamu anak yang baik dan kamu berhak bersama orang yang lebih baik dari Nabil.
(Melisa) tapi saya sangat sayang sama anak omNabil pun terharu, akan ucapan Melisa barusan. Namun, ia tidak bole bersuara dahulu agar tidak terbongkar semuanya.
(?) rasa sayang kamu, bakal kalah dengan rasa sayang om pada Nabil.
(Melisa) om benar (sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya)
(?) Om harap kamu bisa ya.
(Melisa) akan saya usahakan om
(?) oke kalau kamu masih butuh waktu.Nabil pun kini semakin geram, dan sengaja ia merampas handphone yang berada di genggaman tangan Melisa.
(Nabil) Nabil sudah besar Yah, Nabil berhak memutuskan sendiri apa yang terbaik buat diri Nabil.
(?) hei Nabil hei
Nabil pun menutup telefon nya."Jadi ini?" tanya Nabil pada Melisa yang kini menunduk menyembunyikan tangisnya.
"Jawab" tanya Nabil lagi sambil berjongkok di depan Melisa sambil mengusap air mata Melisa. Dan, Melisa pun mengangguk.
"Sudah kuduga” ucap Nabil sambil mengembalikan handphone Melisa dan Melisa pun menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Teman
Teen Fiction"Untuk setiap luka yang pernah menghancurkan, akan memberi satu pelajaran yang akan menguatkan" ~Melisa.