Pagi hari yang cerah akan mengiringi Gavin CS untuk kembali ke kota. Satu minggu telah usai, masih tersisa satu minggu untuk mereka berlibur, dirumah.
"Yaaah udah selesai deh liburan disini. Padahal gue masih pengin banget disini, udaranya sejuk, pemandangannya bagus dan cocok banget buat gue bikin snapgram" keluh Reno.
"Udah, nanti kalo liburan lagi gue bakalan ngajak kalian kesini lagi kok" ucap Alif seraya menepuk bahu Reno.
Kemudian datanglah Gavin dan Yuda yang sudah siap untuk kembali ke kota.
"Kalian udah siap?" tanya Yuda.
"Gue mah udah, ini nih si Reno. Dia pengin tinggal terus disini" jawab Alif.
"LEBAY" ucap Yuda dan Gavin bersamaan.
"Yaudah yuk, yang lain udah pada nunggu diluar" Gavin langsung mengambil ransel yang ia bawa kemarin.
"Selamat tinggal. Gue pasti rindu kalian semua,makhluk yang ada didesa ini" ucap Reno dramatis.
Mereka pun meninggalkan kamar dan langsung menuju halaman depan karena semua teman mereka sudah berkumpul disana.
"Udah?" tanya Nenek Alif.
Gavin, Yuda, Reno dan Alif mengangguk mantap.
"Yasudah kalian hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut" ucap Nenek Alif sambil memeluk cucu tercinta.
"Iya Nek" jawab mereka semua bersamaan.
"Kalo gitu kita semua pamit dulu ya Nek" ucap Delia mewakili.
Nenek Alif mengangguk dan tersenyum hangat. Kemudian mereka semua pun masuk ke mobil masing-masing sesuai keberangkatan awal.
Nenek Alif melambaikan tangannya tanda perpisahan, barulah mereka semua melajukan mobil masing-masing.
🍍🍍🍍
"Makasih ya Vin" ucap Delia ketika ia sudah turun dari mobil Gavin.
"Iya Del, sama-sama. Oh iya, gimana kalo lusa kita jalan-jalan lagi?" tanya Gavin bersemangat.
"Kamu ga capek?" Delia balik bertanya.
"Kan besok masih ada waktu buat istirahat Del" Gavin mencubit pipi Delia pelan.
"Iya deh, aku mau" jawab Delia.
"Eh iya, tas aku mana?" Delia baru teringat bahwa tasnya masih ada dibagasi mobil Gavin.
"Astaga, aku sampe lupa Del" Gavin menepuk jidatnya.
"Makanya jangan mikirin jalan-jalan mulu" cibir Delia.
"Ga kok" jawab Gavin singkat sambil berjalan menuju bagasi mobilnya.
"Terus mikirin apaan?" tanya Delia penasaran.
Gavin meletakkan koper mini Delia dilantai, "Ya mikirin kamu lah." Dan jawaban Gavin sukses membuat pipi Delia kembali memerah.
"Yaudah aku pulang dulu ya" pamit Gavin sambil mengacak rambut Delia gemas.
"Iya, hati-hati ya sayang" Delia mengecilkan volume ketika menyebut kata terakhir.
"Apa? Tadi kamu bilang apa?" tanya Gavin tak yakin.
"Ga kok, ga bilang apa-apa" Delia menggeleng cepat, sementara Gavin menatapnya dengan tatapan menyelidik.
Delia cengar-cengir tak jelas. "Katanya mau pulang."
"Kamu ngusir?" tanya Gavin, lagi-lagi Delia menggeleng cepat.
"Yaudah deh, aku pulang dulu ya. Kamu jangan lupa makan, mandi, sholat dan istirahat ya" ucap Gavin.
Kini Delia yang berpesan. "Kamu juga ya, jangan lupa kabarin aku kalo kamu udah sampe rumah."
Gavin mengangguk, "Yaudah kamu masuk dulu gih, aku bakalan pergi kalo kamu udah masuk sampe kedalem rumah."
Delia membalas dengan anggukan dan langsung membawa koper mininya ke dalam rumah seraya melambaikan tangannya kearah Gavin.
Karena melihat Delia sudah masuk kedalam rumah, Gavin pun segera melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Delia.
🍄🍄🍄
Tok
Tok
Tok
"Nak ayo bangun, udah pagi" ucap Silvi dari luar kamar.
"Deliaa" panggil Silvi.
Delia hanya berdehem.
"Pasti masih ngorok" ucap Silvi, karena anak gadisnya tersebut tak kunjung bangun jika dipanggil dari luar, alhasil Silvi lebih memilih untuk langsung masuk kedalam kamar.
"Ya ampun, ini anak masih molor jam segini" omel Silvi.
"Delia, bangun nak. Kakak kamu udah bangun tuh dari tadi" ucap Silvi.
"Yaudah kalo kamu ga bangun juga, uang jajan kamu mama potong!" ucap Silvi dengan nada mengancam, tetapi percayalah walaupun ucapan itu berupa ancaman, Delia selalu bangun jika mendengar uang jajannya akan dipotong.
"IYAA MAA, JANGAAN DIPOTOONG.. INI DELIA BANGUN KOK!! " Delia langsung ngibrit menuju kamar mandi.
"Giliran uang jajan aja cepet" Silvi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak gadisnya itu.
Beberapa menit kemudian...
Setelah selesai mandi, Delia mencari keberadaan handphone kesayangannya itu.
"Hape gue mana ya?" tanya Delia.
"Kok bisa disini? Perasaan tadi hapenya dimeja belajar deh. Apa mama yang pindahin? Ah bodo ah, yang penting ketemu" Delia bermonolog.
Ketika hendak mengambil ikat rambut yang terletak dinakas disamping tempat tidurnya, Delia melihat ada sebuah kotak kecil dan amat mini.
"Kotak apa ini?" tanya Delia pada dirinya sendiri.
"Buka? Jangan?" Entah mengapa, sebenarnya Delia sangat ragu untuk membuka kotak kecil tersebut.
"Buka aja deh, kepo gue." Kemudian Delia segera membuka kotak mini tersebut. Dan betapa terkejutnya Delia melihat isi kotak tersebut.
"AAAAAAAAAA"
Kira-kira apa isi dari kotak tersebut? Apakah itu bom atau malah dvd blackpink yang sengaja Gavin belikan untuk Delia?
'Maaf banget jika cerita ini ga nyambung dan amat jelek'😌
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN [COMPLETED]
Teen Fiction#1 on Delia {22.07.2020} "Permisi, saya boleh minta tanda tangannya ga kak?" tanya Delia. Lelaki itu pun langsung menoleh, "Lo bukannya yang bengong tadi? " tanya Gavin sang ketua OSIS itu kepada Delia. Delia hanya cengengesan tak jelas. Lalu Gavi...