(Bonus pict babang Gavin gaiss)
Disebuah cafe nan mewah di kota Jerman, seorang wanita cantik sedang menyeruput minuman hangatnya. Ia tampak menunggu seseorang. Tak berapa lama, datanglah seorang pria yang menyapanya hangat.
"Hai. Sory lo jadi nunggu lama" ucap pria tersebut berbahasa Indonesia karena mereka berdua berasal dari negara yang sama.
Wanita itu membalas dengan senyuman. "Gapapa. Silahkan duduk" ia mempersilahkan pria dihadapannya itu untuk duduk.
"Gue beruntung bisa ketemu lo disini" sambung wanita itu.
Pria itu terkekeh. "Sebenernya lo mau ngomongin apaan sih?" Tanyanya penasaran.
"Lo masih naruh rasa sama dia?" Tanya sang wanita to the point, ingin membicarakan tujuan utamanya.
Pria itu tersenyum pahit. "Kalo bicara soal rasa, jujur rasa gue ke dia ga pernah berubah dari dulu"
"Lo masih sekolah ditempat lama?" Tanya wanita itu.
Pria itu menggeleng. "Gue sekarang udah kerja, nerusin perusahaan nyokap" ujar sang pria.
"Sekalipun gue masih sekolah, gue udah lama pindah kok dari sekolah itu" lanjutnya.
Wanita itu mengerutkan alis, "Sejak kapan lo pindah?"
"Sejak lo dikeluarin dari sekolah" jawab pria itu tegas.
"Gue takut jadi cemoohan warga sekolah, makanya gue cepet-cepet pindah" sambung lelaki itu.
"Lo sendiri gimana? Masih naruh rasa juga sama dia?" Kini giliran pria itu yang bertanya.
Wanita itu tersenyum sinis. "Gue udah mati rasa. Dan satu tahun yang lalu, gue ketemu sama dia di cafe ini. Tapi rasa gue buat ngehancurin hubungan mereka ga akan pernah mati"
"Wih masih kejam juga lo ya" ucap pria itu sambil tertawa pelan.
Wanita itu tersenyum dengan senyuman yang tak bisa diartikan. "Apa lo masih mau kerja sama bareng gue?" Tanya wanita itu.
"Kerja sama?" Ulang pria itu dan dibalas anggukan oleh si wanita.
"Apa lo ga takut gagal lagi?" Tanya pria itu meyakinkan.
"Gue udah mikirin rencana ini dengan matang. Dan gue pastikan gue ga akan gagal lagi" ucap wanita itu mantap.
"Tapi gue butuh bantuan lo" lanjutnya meminta pertimbangan pada pria itu.
"Apa rencana lo?" Tanya pria itu, si wanita pun membisikkan semua rencana yang sudah ia susun matang-matang.
"Oke. Gue setuju. Dan gue harap rencana ini berjalan dengan mulus" kata si pria.
"Kapan kita memulai rencana ini?" Pria itu kembali bertanya.
"Besok" jawab wanita itu mantap.
⭕⭕⭕
Rembulan telah hilang dan mentari kembali menampakkan sinarnya. Hari ini Delia sangat tidak semangat untuk berangkat sekolah, mungkin ini adalah sebagian dari efek karena Gavin akhir-akhir ini jarang menghubunginya. Delia menelusuri kelas demi kelas dan mengikut pelajaran demi pelajaran. Hingga tibalah ia di jam istiharat. Mereka bertiga bergegas menuju kantin.
"Del lo kenapa sih, gue perhatiin dari tadi lemes banget. Lo sakit?" Tanya Rissa khawatir.
Delia menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN [COMPLETED]
Teen Fiction#1 on Delia {22.07.2020} "Permisi, saya boleh minta tanda tangannya ga kak?" tanya Delia. Lelaki itu pun langsung menoleh, "Lo bukannya yang bengong tadi? " tanya Gavin sang ketua OSIS itu kepada Delia. Delia hanya cengengesan tak jelas. Lalu Gavi...