DELVIN 64

2.4K 75 2
                                    

Sesampainya di kantor polisi, Gilang segera menemui Pak Suparto, polisi yang tadi menghubunginya.

"Permisi pak" ucap Gilang kepada seorang polisi yang sedang bertugas dan tertera nama 'Suparto' dibajunya.

Pak polisi yang semula sibuk dengan laptopnya kini terfokus pada Gilang.

"Eh mas Gilang. Silahkan duduk mas" Pak Suparto mempersilahkan Gilang duduk dikursi depannya.

Gilang pun duduk dan bermaksud segera menuju ke topik pembicaraan. "Jadi, bagaimana pak? Apa pelakunya sudah ketemu?"

Pak Suparto mengangguk. "Iya mas Gilang, pelakunya sudah ditangkap dan sekarang sudah berada didalam sel tahanan"

"Kalau saya boleh tau, pelakunya tertangkap dimana ya pak?"

Flashback on

Ketika Suparto hendak keluar bersama rekannya Andi untuk membeli makanan, mereka melihat salah satu mobil yang sama persis seperti mobil yang sedang menjadi buronan mereka. Tak hanya warna dan merk saja, tetapi juga platnya yang sama.

Suparto dan Andi tidak memakai baju kepolisian, sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa mereka itu adalah seorang polisi.

"Kita ikuti mobil itu!" Perintah Suparto kepada Andi.

"Memangnya kenapa?" Tanya Andi sempat heran.

"Mobil itu sama persis seperti mobil yang sedang jadi buronan" jawab Suparto.

Mereka pun mengikuti sampai mobil itu berhenti. Tepat didepan sebuah rumah yang sudah lusuh dan tak layak huni.

"Kita sergap mereka kedalam" ucap Suparto yang dbalas anggukan oleh Andi.

Mereka berdua turun dari mobil setelah memastikan seorang lelaki pengemudi mobil yang mereka ikuti itu masuk kedalam rumah.

Suparto dan Andi berjalan dengan langkah yang hati-hati. Langkah demi langkah membawa telinga mereka mendengar percakapan seseorang.

Yap. Lelaki si pengemudi mobil tadi sedang bercakap lewat benda pipih persegi panjang yang menempel telinganya. Hingga Suparto dan Andi mendengar semua percakapan mereka. Tak butuh waktu lama, setelah percakapan telepon terputus Suparto dan Andi segera menangkap pelaku itu.

"JANGAN BERGERAK!" Ucap Andi sembari mengarahkan pistol yang ada ditangannya ke arah si pelaku.

Sontak lelaki itu terkejut dan tidak bergerak karena takut.

"Ada apa ini?" Tanya lelaki itu pura-pura polos tak berdosa.

"Anda kami tangkap sebagai pelaku tabrak lari yang dialami oleh saudari Delia, hingga menyebabkan saudari Delia masuk ke rumah sakit dan tak sadarkan diri" ujar Suparto.

'Sial. Gue ketangkep, padahalkan kasus ini udah terjadi beberapa bulan yang lalu' pelaku itu mengumpat kesal.

"Bawa dia ke kantor polisi!" Perintah Suparto.

Andi pun segera memborgol tangan pelaku yang membuat si pelaku tak bisa bergerak. Ia sama sekali tidak melakukan pemberontakan, ia terlihat pasrah. Andi segera melajukan mobilnya menuju kantor polisi.

Flashback off

Gilang mengangguk-anggukkan kepala mendengar semua yang diceritakan Suparto.

"Apa saya boleh ketemu pelakunya pak?" Tanya Gilang. Ia ingin sekali mengungkapkan siapa dalang yang sebenarnya dibalik kejadian ini.

"Boleh mas Gilang. Kalau begitu mas Gilang silahkan tunggu disana, nanti saya akan kesana sama pelakunya" Jawab Suparto sembari menunjuk salah satu tempat untuk mengunjungi tahanan.

Setelah menunggu, Suparto kembali bersama seorang lelaki yang bertuliskan TAHANAN dibelakang bajunya.

"Mas Gilang, ini orangnya" Suparto memberitahukan kepada Gilang.

Gilang mengangguk, dan memberi kode kepada Suparto untuk meninggalkan mereka berdua. Ia ingin berbicara empat mata dengan pelaku itu.

"Duduk!" Perintah Gilang.

Tanpa berfikir panjang, si pelaku duduk didepan Gilang.

"Apa motif yang mendasari lo untuk nabrak calon kakak ipar gue?" Tanya Gilang dengan nada datar.

"Emangnya lo siapa hah?!" Balas pelaku itu.

Gilang berdecih. "Lo ga perlu tau siapa gue. Yang gue tanya, apa motif lo karena udah nabrak calon kakak ipar gue?!"

"Siapa yang suruh lo hah?!!" Lanjut Gilang.

"Lo juga ga perlu tau siapa yang nyuruh gue" balas pelaku itu dengan nada santai tanpa beban.

"BERANI DIBAYAR BERAPA LO BAJINGAN, SAMPE LO SANGGUP BUAT MENGHILANGKAN NYAWA ORANG LAIN. BERANI DIBAYAR BERAPA LO?!!" Emosi Gilang mulai tersulut.

"Gue? Dibayar satu miliar. Puas lo bocah ingusan?"

Gilang memutar bola matanya malas. "Siapa orang yang udah nyuruh lo?!"

"Lo ga perlu tau kan?" Ia masih menjawab dengan santai.

Gilang beranjak dari tempat duduknya dan mencengkram kerah leher baju pelaku itu.

"SIAPA YANG UDAH NYURUH LO ANJENG?!!JAWAB KALO ELO EMANG PUNYA TELINGA!"

Lelaki itu seperti menciut setelah melihat kemarahan Gilang, padahal ia tau usianya tentu lebih tua daripada Gilang. Bisa-bisa ia dimakan habis-habisan oleh bocah ingusa didepannya ini.

"Gu-gue di-disuruh sa-sama Ze-Zelle" jawabnya dengan terbata-bata.

Tangan Gilang yang tadinya mencengkram leher lelaki itu kuat, kini turun seketika.

"Zelle?" Tanya Gilang memastikan. Lelaki itupun mengangguk cepat.

"Dia nyuruh gue buat nabrak kakak ipar lo itu sampe meninggal, tapi sayangnya gue ga berhasil."

"Gue mau balik ke sel" pelaku itu ingin segera kembali ke sel tahanannya dari pada berhadapan dengan Gilang.

Gilang memanggil Pak Suparto untuk kembali membawa lelaki dihadapannya ini kembali ke sel tahanan.

Setelah pelaku itu kembali sel tahanannya, Gilang pun segera mengambil handphonenya dan menelpon Fikri.

"Hallo bang Fik"

"Hallo kenapa Lang?"

"Lo lagi sibuk ngga?"

"Gue baru bangun nih"

"Gue dah ketemu sama pelaku tabrak larinya kak Delia. Dan dalang utamanya adalah kak Zelle"

"Whatt?? Are you serious?"

"Lebih dari serius. Jadi gue minta bantuan lo buat kerja sama, sama pihak kepolisian yang ada disana buat menyelidiki kasus ini"

"Oke siap, gue pasti bantu. Nanti kalo udah beres, gue kabarin lo"

"Sip, makasih bang"

Sambungan telepon terputus. Entah kenapa Gilang sangat ingin menuntaskan kasus ini secepatnya.

- - -
- - - -

Holla update lagi🤗
Yang ini spesial kasus tabrak lari Delia, besok-besok akan terungkap lebih dalam lagi dengan bantuan Fikri
Jangan lupa vote⭐


DELVIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang