Setelah pulang dari rumah Delia, Gavin segera bergegas menuju rumah Fikri.
Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum"
"Permisi" ucap Gavin.
"Wa'alaikumsalam" jawab seseorang dari dalam rumah.
Ceklek
"Eh, ada tuan Gavin" ucap Bi Sari, asisten rumah tangga Fikri.
Gavin tersenyum. "Fikri ada bi?"
"Ada kok tuan, mari masuk dulu" ajak Bi Sari.
Gavin pun masuk kedalam rumah keluarga Fikri yang terbilang lumayan mewah.
"Tuan langsung kekamarnya saja, biasanya jam segini tuan Fikri lagi main game" ucap Bi Sari.
Gavin hanya manggut-manggut. "Tante Wina mana Bi?"
"Nyonya Wina lagi ke kantor, katanya ada urusan" jawab Bi Sari.
"Yaudah saya ke kamarnya Fikri dulu ya Bi" pamit Gavin dan dibalas anggukan oleh Bi Sari.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" ucap Fikri.
Ketika pintu dibuka, muncullah sosok Gavin.
"Eh elu Vin, tumben amat lu main kesini" Fikri yang tadinya fokus bermain game kini beralih menatap sepupunya itu.
"Gapapa. Gue cuma pengin minta pendapat lu doang kok" ucap Gavin.
Alis Fikri saling bertautan. "Tentang?"
Gavin mengeluarkan kotak yang diberikan oleh Davira tadi.
"Ini" ucap Gavin singkat. Karena penasaran, Fikri langsung membuka kotak tersebut.
Tak hanya Delia, Fikri pun tak kalah kagetnya. "Astghfirullah, apaan ni?"
"Jadi ini yang dimaksud sama Davira di grup?" tanya Fikri dengan wajah bingung.
Gavin mengangguk. "Davira bilang, mungkin ini clue bahwa hubungan gue sama Delia kedepannya ga bakalan baik-baik aja."
Fikri mengusap bahu sepupunya itu. "Jangan terlalu percaya sama yang begituan. Lo berdoa aja, supaya hubungan lo baik-baik aja. Gue bakalan bantuin lo kok" ucap Fikri.
Gavin mentatap Fikri, "Makasih ya Fik, lo itu emang sepupu gue yang paling baik."
"Santai aja Vin kalo natap gue, ntar lo falling in love lagi ama gue. Kan jijik" ucap Fikri.
Gavin terkekeh. "Gue masih normal kali."
⚡⚡⚡
"Gimana keadaan kamu? Udah mendingan?" tanya Gavin kepada Delia.
"Ish udah setengah jam tau ga kamu disini yang ditanya itu mulu" cibir Delia.
"Aku itu gapapa Gavin. Aku ga sakit, tadi aku cuma kaget dan takut aja" lanjut Delia.
Gavin cengengesan. "Aku tu cuma khawatir Delia."
"Udah, aku gapapa kok. Tapi---" Delia kembali teringat dengan kotak teror tersebut.
"Kenapa?" tanya Gavin.
"Aku.. Cuma.. Takut hubungan kita bakalan kedatangan sedikit ada masalah" ucap Delia setengah takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN [COMPLETED]
Teen Fiction#1 on Delia {22.07.2020} "Permisi, saya boleh minta tanda tangannya ga kak?" tanya Delia. Lelaki itu pun langsung menoleh, "Lo bukannya yang bengong tadi? " tanya Gavin sang ketua OSIS itu kepada Delia. Delia hanya cengengesan tak jelas. Lalu Gavi...