DELVIN 48

2K 80 0
                                    

Sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksa, tetapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa

-Yoga Erlangga-

- - -
- - - -

Yoga sedang duduk ditaman belakang sekolah sendirian. Rasa kecewa sedang menyelimuti hatinya. Apakah salah jika ia mencintai seseorang yang sudah punya pacar?

Yoga mengusap wajahnya kasar, hatinya sangat kacau. Tetapi tiba-tiba sebuah minuman muncul dihadapannya. Yoga pun mendongak, melihat siapa si pemberi minuman itu.

"Lo?" Ucap Yoga ketika pertama kali melihat wanita itu. Yang Yoga tau, sangat jarang siswi perempuan berada di taman ini.

Wanita itu tersenyum. "Buat lo" ucapnya.

Yoga mengambil minuman itu dan wanita itu duduk disebelahnya. "Gue tau kok lo lagi kecewa"

"Kok lo tau gue disini?" Bukannya menjawab, Yoga malah balik bertanya.

Wanita itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue sekalian lewat"

"Mau lewat kemana lo?" Tanya Yoga lagi.

"Emm... it-itu lewat..."

"Bilang aja kalo lo ngikutin gue,ya kan?" Goda Yoga.

"Apaan sih, siapa juga yang ngikutin lo" elak wanita itu.

"Gue cuman mau ngehibur lo doang" tambah wanita itu.

"Lo tau darimana kalo perasaan gue lagi ga enak?" Tanya Yoga.

"Gue kan cenayang" ucap wanita itu dengan pede-nya.

"Udah, lo gausah putus asa gitu. Lo ga salah kok jatuh cinta sama seseorang yang udah punya pacar, tapi kan perempuan ga cuma dia doang. Gue ikut ga suka sih kalo sahabat gue putus sama pacarnya cuma gara-gara orang ketiga. Delia sama Gavin tuh pacaran udah lama banget, jadi sangat disayangkan kalo mereka putus hanya karena masalah sepele" ujar Rissa.

Ya, wanita itu Rissa. Tadi Rissa tak sengaja lewat didepan kelas 10, dan ia mendengar pembicaraan Yoga dan juga Gilang. Rissa pun berinisiatif untuk mengikuti kemana Yoga pergi. Alhasil ia berhenti di taman belakang sekolah, basecamp-nya para Most Wanted dulu.

"Jadi gue harus gimana?" Tanya Yoga.

"Kalo menurut gue,lebih baik lo cari cewek lain aja. Mungkin sahabat gue bukan yang terbaik buat lo" ucap Rissa.

Yoga tersenyum. "Makasih atas saran lo. Gue akan berusaha ngelepas sahabat lo, gue akan berusaha merubah rasa ini ke dia."

Rissa ikut tersenyum. "Iya sama-sama. Yaudah kalo gitu gue kekelas dulu ya" pamitnya pada Yoga. Rissa hendak berdiri dan berbalik ,tetapi Yoga menahan tangannya.

"Eh bentar. Btw nama lo siapa?" Tanya Yoga.

"Rissa Gianina" jawabnya singkat lalu pergi dari tempat itu.

Yoga tersenyum sembari menatap punggung Rissa yang kian menjauh. "Rissa" gumamnya. Sepertinya Rissa sudah mencuri hatinya.

🐣🐣🐣

Beberapa bulan kemudian...

Delia berangkat ke sekolah seperti biasanya. Tak ada hal yang menyenangkan baginya. Ia berangkat ke sekolah murni untuk mencari ilmu.

Ia terus berjalan melewati koridor, hingga langkahnya terhenti ketika melihat punggung seseorang yang familiar baginya.

"Itukan Gilang, sama siapa dia? Kayaknya gue kenal deh" gumam Delia.

Delia kembali melangkahkan kakinya menuju Gilang dan lelaki itu. Lelaki yang memakai hoodie berwarna abu-abu, memakai celana jeans berwarna hitam dan sepatu berwarna putih. Gilang dan lelaki itu berdiri membelakangi Delia.

"Gilang" panggil Delia.

Gilang menoleh. "Eh kak Del"

"Itu siap---" belum selesai Delia melontarkan pertanyaannya, lelaki itu membalikkan badannya menghadap Delia.

Delia menganga, terkejut, senang, pokoknya perasaannya bercampur aduk. Lelaki itu tersenyum. Delia langsung berhambur ke pelukan lelaki itu.

"Kamu pulang ke indo kok ga kasih tau aku sih" ucap Delia dengan nada kesal.

"Aku emang ga kasih tau, tapi aku kasih tempe" canda Gavin. Lelaki itu adalah Gavin Mahardika, pacarnya Delia, abangnya Gilang dan Acha.

Delia melepas pelukannya dan menatap Gavin sebal sambil memanyunkan bibirnya. "Iihh aku serius tauu"

Gavin tertawa. "Aku juga serius kalo sama kamu"

"Bodo. Aku mau kekelas" ucap Delia pura-pura ngambek.

"Eh jangan dong. Baru ketemu kok udah ngambek sih" kata Gavin.

Gilang? Ia memandang Gavin dan Delia malas, banyak siswa-siswi yang prihatin terhadap Gilang.

"Ga tau,pokoknya aku marah sama kamu"

"Iya-iya. Aku kesini gara-gara ada urusan, jadi aku pulang ke indo"

"Tapi kok ga kasih tau aku?" Tanya Delia.

"Sengaja biar surprise" ucap Gavin sambil menaik-turunkan alisnya.

"Apaan sih" Delia memukul lengan Gavin pelan.

Bel masuk mengakhiri percakapan dua orang insan yang baru saja bertemu itu. Delia dan Gilang pergi menuju kelas masing-masing, sementara Gavin pergi ke ruang kepala sekolah.

- - -
- - - -

New story temen-temen, maaf ya jarang update..tapi tenang aja cerita ini bakal selesai secepatnya kok😊

Jangan lupa vote ya😉⭐





DELVIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang