"Keknya gue kenal" ucap Reno.
Fikri tampak menerka-nerka. "Jangan-jangan itu suara--"
"Hantuu!!" pekik Yuda bersamaan dengan terbukanya pintu kamar Gavin.
"Apaan sih lo Yud, lebay amat" ucap Fikri seraya menoyor kepala Yuda. Sementara Yuda hanya mengusap kepalanya.
Sementara Bi Ijah pembantu di rumah Gavin hanya nyengir kuda,karena ulahnya telinga Gavin, Fikri, dan Reno menjadi pengang alias berdengung karena disebabkan oleh bunyi yang kuat. "Maap ya den.. Anu itu soalnya ada temennya aden dibawah, lagi cari-cari aden."
"Siapa Bi?" tanya mereka berempat bersamaan.
"Wih meuni kompak pisan euy" ucap Bi Ijah dengan logat Sundanya.
"Bibi ga tau den, dia ga kasih tau namanya." Gavin segera memberi kode kepada Fikri untuk ikut dengannya menemui tamu itu.
"Gue ikut!" ucap Yuda.
"Ga usah, lo temenin Reno aja nonton film jailangkung itu" balas Fikri.
Gavin dan Fikri pun segera menemui tamu tersebut.
"Maaf, anda cari--" Gavin terkejut karena tamu yang dimaksud oleh Bi Ijah adalah Zelle.
"Gavin. Aku tu cari kamu, aku kangen banget sama kamu" ucap Zelle langsung memeluk Gavin.
Sementara diluar, seseorang sudah berhasil mengambil foto Zelle dan juga Gavin.
Gavin melepaskan pelukan Zelle secara paksa. "Apaan sih lo?! Mau apa lo kesini, hah?!!"
"Gavin, kamu jangan marah-marah dulu dong sama aku" Zelle kembali bermanja-manja ditangan Gavin.
"Cepet bilang apa keperluan lo kesini?!!" ucap Gavin dengan nada tinggi.
"Aku cuma mau bawain coklat kesukaan kamu" Zelle memberikan sebungkus coklat untuk Gavin.
Gavin dan Fikri saling melempar pandang. 'Sejak kapan gue suka coklat' batin Gavin.
"Makasih. Tapi gue ga butuh coklat dari lo! Mending lo pulang gih, ga ada gunanya lo disini!" hardik Gavin.
'Sebentar lagi kamu bakalan tau Vin, apa gunanya aku disini' Zelle membatin.
"Tapikan aku cuma pengin kasih coklat ini doang" ucap Zelle dengan gaya sok imut.
Fikri menggelengkan kepala melihat kelakuan Zelle kepada sepupunya.
"Najis" satu kata yang keluar dari mulut Gavin dan Fikri.
"Zelle, mending lo pulang deh sebelum Gavin marah besar sama lo." Kini Fikri ikut-ikutan resah karena sepupunya itu terus saja diganggu.
Zelle tampak berfikir terlebih dahulu. "Aku mau pulang, tapi dengan satu syarat."
Gavin dan Fikri mengernyitkan dahi.
"Syaratnya gampang kok, kamu cuma harus terima coklat dari aku."
Gavin melempar pandang kepada Fikri seakan bertanya 'gimana' untunglah Fikri orangnya sangat peka, jadi ia tau apa yang diinginkan oleh sepupunya itu. Fikri membalas dengan anggukan samar.
"Oke. Gue terima coklat lo" dengan cepat Gavin langsung merebut coklat yang ada ditangan Zelle.
Zelle tersenyum miring tetapi tipis. "Yaudah, kalo gitu aku pulang dulu ya." Zelle kemudian beranjak pergi, keluar dari rumah Gavin.
Karena ingin memastikan coklatnya dimakan atau tidak, Zelle bersembunyi dibalik tembok rumah Gavin. Gavin pun keluar dan membuang coklat pemberian Zelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN [COMPLETED]
Teen Fiction#1 on Delia {22.07.2020} "Permisi, saya boleh minta tanda tangannya ga kak?" tanya Delia. Lelaki itu pun langsung menoleh, "Lo bukannya yang bengong tadi? " tanya Gavin sang ketua OSIS itu kepada Delia. Delia hanya cengengesan tak jelas. Lalu Gavi...