Karena rasa sayang ini tak akan berakhir sampai kapanpun
-Gavin Mahardika-
Viola menarik napas. "Orang itu adalah... Yoga"
Sontak Rissa dan Deliapun terkejut.
"Itu ekspresinya biasa aja kali bu" canda Viola.
"Lo ga boong kan Vio?" Tanya Rissa.
"Ya enggalah Ris, buat apa coba gue boong dan mengada-ngada" ujar Viola.
"Terus apa gunanya sih Vio ngupingin orang yang lagi telponan" kata Delia menepis rasa penasaran.
"Denger dulu we. Yang gue permasalahin bukan itu, tapi orang yang lagi telponan sama si Yoga. Itu yang jadi masalahnya" ujar Viola yang kembali membuat Delia dan Rissa mengerutkan alis.
"Emangnya orang yang lagi telponan sama Yoga, siapa?" Tanya Rissa penasaran.
"Gue gatau sih secara detailnya siapa. Tapi yang jelas tadi gue denger Yoga nyebut-nyebut nama Zelle, dan Yoga manggil orang yang ada ditelpon itu dengan sebutan 'kakak' gitu" jelas Viola panjang lebar.
Delia tampak berfikir. "Apa jangan-jangan Yoga sama Zelle ada kaitannya?"
"Ih kok kita sepemikiran ya Del" ucap Viola.
"Gue juga mikirnya gitu sih" sambung Rissa. Dalam benaknya ia masih penasaran dengan semua ini.
"Emangnya topik pembahasan mereka apaan?" Tanya Rissa kembali penasaran. Viola pun menceritakan semua yang ia dengar di toilet tadi.
🔎🔎🔎
Ketika siang hari di Indonesia, disini di Jerman rembulan hampir tiba. Gavin yang sedang melamun memikirkan pujaan hatinya yang ada di tanah air tercinta. Gavin tak tau akan bagaimana akhir dari hubungannya dengan Delia nanti. Yang jelas Gavin berharap ia dan Delia akan terus bersama sampai maut memisahkan.
"Wih kok kompak amat bengongnya" ucap Reno ketika ia menghampiri ketiga sobatnya. Memang benar Gavin, Yuda, dan Fikri terlalu larut dalam fikirannya masing-masing. Hingga kedatangan Reno membuyarkan lamunan mereka bertiga.
"Apaan sih lo" Gavin bersuara.
Reno duduk di sofa bersama ketiga sohibnya tadi dan meletakkan makanan yang ia beli.
"Nih, gue beliin makanan buat makan malam"
"Widih, tumben lo baik" ucap Yuda lalu membuka bungkusan makanan yang dibeli Reno.
"Dari kemaren-kemaren juga, gue baik kalee. Elu-elu semua aja kagak ada yang nyadar"
"Yaudah iye, makasih Reno cantik" Fikri berterima kasih sembari tersenyum mengolok ke arah Reno.
"Enak aja kalo seorang Reno Reiansyah di bilang cantik" cibir Reno.
"Iya dah iya, Reno Reiansyah kan GGT" balas Gavin yang baru kembali setelah mengambil piring dan sendok. Fikri memindahkan makanan kedalam piring masing-masing.
"Apaan tuh GGT?" Tanya Yuda sembari melahap makanannya.
"Ganteng-Ganteng Tolol" jawab Gavin lalu tertawa terbahak-bahak.
"Elu mah kalo ngomong suka bener Vin" Reno mengerucutkan bibirnya.
🔱🔱🔱
KAMU SEDANG MEMBACA
DELVIN [COMPLETED]
Teen Fiction#1 on Delia {22.07.2020} "Permisi, saya boleh minta tanda tangannya ga kak?" tanya Delia. Lelaki itu pun langsung menoleh, "Lo bukannya yang bengong tadi? " tanya Gavin sang ketua OSIS itu kepada Delia. Delia hanya cengengesan tak jelas. Lalu Gavi...