DELVIN 35

2.5K 83 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Ga kerasa ya, bentar lagi kita udah mau lulus dan ninggalin sekolah ini" ucap Yuda ketika mereka sedang berkumpul di taman belakang sekolah dengan para genknya.

"Iya nih. Gue pasti kangen banget sama suasananya, kangen sama kalian. Terutama sama yayang Pikri" Reno mengedipkan matanya sebelah alias mata genit.

"Jijik No" ketus Fikri.

"Kayak yakin aja lu pada bakal lulus" ucap Gavin meremehkan.

"Jangan gitu dong Vin" kata Alif.

"Tau nih si Gavin, udah mematahkan semangat aja. Belom juga UN" Adit menyetujui.

Gavin terkekeh. "Canda sayang."

Adit dan Alif bergidik ngeri. "Gua ga yakin pacarnya Delia ini bener-bener laki" ucap Alif.

"Udah-udah, jangan pada debat disini" Yuda menengahi.

"Siapa yang debat ogeb?! Lu kira kita mau Pemilihan Presiden gitu, pake debat dulu" bantah Adit.

"Kalian pada mau lanjut kuliah, cari kerja atau langsung kawin?" tanya Rian mengalihkan topik pembicaraan.

Alif pura-pura berfikir. "Gua mah--"

"Elo mah pasti langsung nikahin Davira kan?" celetuk Bisma.

"Enak aja lu, orang gua belum selesai ngomong kok."

"Emangnya lo mau apa?" Rehan ikut nimbrung.

"Kalau gua langsung nikahin si Davira, mau dikasih makan apa itu anak orang?" Alif mengelak.

Rian beralih kepada Gavin. "Lu gimana Vin?"

"Ga tau gua, belom ada rencana" jawab Gavin enteng.

"Gua mah yakin, si Gavin bakalan kuliah" Ucap Adit yakin.

Gavin mengedikkan bahu. Ia sendiri tidak tahu, bagaimana masa depannya nanti. Yang jelas ia ingin membangun rumah tangga bersama Delia.

💝💝💝

"Vin, kamu kenapa? Kok dari tadi banyak diemnya sih?" tanya Delia khawatir, ia takut Gavin sakit.

Gavin sebenarnya memikirkan masa depannya. Seperti kata Adit, ia pasti akan disuruh kuliah oleh Firman, papanya. "Aku gapapa kok."

"Kamu sakit?" tanya Delia.

Gavin menggeleng. "Yuk pulang"

Delia tak yakin dengan keadaan Gavin, tadi Delia memutuskan untuk ke taman terlebih dahulu untuk menghilangkan bebannya memikirkan Gavin. Delia tau, Gavin pasti akan kuliah setelah nilai UN-nya keluar.

Gavin pun melajukan motornya menuju rumah Delia.

Disepanjang perjalanan, Delia lebih memilih diam agar tak mengganggu konsentrasi Gavin. Begitu pula dengan Gavin, ia lebih banyak diam hari ini. Ia masih memikirkan akan jadi apa ia kedepannya.

Tak lama kemudian, mereka sampai dipekarangan rumah Delia.

"Makasih ya" ucap Delia berterima kasih.

Gavin mengangguk. "Sama-sama" ucapnya singkat. Lalu Gavin segera melajukan motornya lagi.

'Gavin kenapa sih? Hari ini aneh banget. Atau arah pikiran aku sama Gavin, sama ya?' Delia membatin. Ia pun segera masuk kedalam rumah.

DELVIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang