42. Tercengang

1.8K 268 213
                                    

Warning : typo bertebaran, cerita gaje, alur gak cocok sama cerita maupun judul, ooc, garing, dsb.

Cerita ini buatan author sendiri, tidak menjiplak cerita orang lain. Bila ada yang sama itu hanya kebetulan yang tidak disengaja

Don't copy my story

________________________________________

Bos Genei Ryodan telah ditangkap Kurapika. Kazuha, Killua dan Gon menjadi sandera.

Tak lama kemudian, Phinks, Feitan, dan Shalnark datang ke Hotel. Lampu sudah menyala kembali.

"Jelaskan" tuntun Phinks.

"Mati lampu" ujar Shizuku singkat.

"Dan bos ditangkap dalam sekejap" ujar Nobunaga.

"Ini pesan dari pengguna rantai" ujar Kortopi memberikan kertasnya pada Phinks.

"Kenapa kalian tidak langsung mengejarnya?" Tanya Feitan.

"Aku, Machi, dan Paku terluka. Mereka memiliki teman pro Hunter" ujar Nobunaga.

"Terus?" Tanya Feitan.

"Baca pesannya! Berarti mereka adalah sandera. Jika kita mengejarnya, dan membiarkan mereka kabur, selesai sudah! Mungkin bos tertangkap oleh rantai yang tidak bisa dihancurkan Uvo. Pasti sulit melepasnya sendirian" jelas Nobunaga.

"Mungkin?" Tanya Feitan lagi.

"Sudah kubilang mati lampu! Saat mata kami mulai beradaptasi, bos sudah tidak ada. Kami bukanlah dalam kondisi bisa bergerak. Tangan kananku juga dipatahkan gadis ini" jelas Nobunaga. Feitan melihat ke arah Kazuha yang pingsan di tangan Nobunaga.

"Oke, penjelasannya nanti. Untuk saat ini, kita butuh rencana" ujar Shalnark mengatur suasana.

"Nobunaga, apa yang terjadi dengan gadis itu?" Tanya Feitan.

"Hah? Pingsan. Tapi gak tau kenapa" ujar Nobunaga.

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Tal seperti dirimu" ujar Nobunaga.

Tiba-tiba, suara telepon Phinks berdering.

"Danchou" ujarnya.

"Moshi-moshi" Phinks mengangkatnya.

"Aku punya tiga tuntutan. Tuntutan dariku itu mutlak. Jika kau langsung melanggar, pemimpinmu akan langsung kubunuh. Pertama, jangan mengikutiku. Kedua, jangan melukai sandera. Ketiga, serahkan telepon pada Pakunoda" ujar Kurapika.

"Sebelum itu, bisa kutanyakan satu hal? Ini tentang tuntutan kedua. Sandera tersebut melakukan perlawanan, dan teman kami patah tulang" ujar Phinks mencoba menghasut.

"Lalu negoisasi kita selesai"

Tuut

Tuut

Tuut

Phinks menelponnya kembali.

"Ada apa?"

"Suman, aku berbohong. Mereka tidak terluka" ujar Phinks.

"Ini kesempatan terakhirmu. Jangan pura-pura bodoh. Serahkan telepon kepada Pakunoda" telepon pun diserahkan pada Pakunoda. Phinks dipukul oleh Machi.

"Moshi-moshi" ujar Pakunoda. Feitan mendekat untuk menguping.

"Pertama, pastikan hanya kau yang dapat mendengar pembicaraanku. Menjauhlah dari yang lainnya" ujar Kurapika. Pakunoda melirik ke arah Feitan dan Feitan mendecih. Pakunoda pun pergi ke lantai 2.

Lost Eyes [ with (Hunter x Hunter)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang